27

21.7K 1.4K 47
                                    

Happy Reading Guys

Hari perlombaan sudah tiba, Diandra dan sembilan santri yang mengikuti lomba akan di berangkatkan hari ini. Saat ini mereka berkumpul di depan ndalem menunggu Pak Kyai memberikan beberapa wejangan untuk mereka.

Tak lama Pak Kyai telah tiba dengan Umi di sampingnya. Setelah memberi beberapa wejangan, akhirnya mereka berangkat menggunakan mini bus yang sudah menunggu mereka sedari tadi.

Buru-buru Diandra menarik Karin dan Syifa untuk segera menaiki mini bus itu.

"Lo kenapa lagi sih Di?" Tanya Karin capek melihat tingkah Diandra yang sangat jauh dari kata normal.

"Biar dapet bangku belakang sendiri!" Jawabnya seraya berlari meninggalkan Karin dan Syifa.

"Tadi tarik-tarik! Sekarang malah di tinggalin! Lagian orang tuh rebutan buat dapet bangku depan sendiri, lah ini malah pengen dapet bangku belakang sendiri!! Dasar!!" Cibir Karin sembari berjalan beriringan dengan Syifa.

"Hahaha... Mbak Karin sama Mbak Diandra itu nggak bisa ya sehari nggak ribut?" Tanya Syifa di sela tawanya.

"Gimana nggak ribut kalo dia bikin emosi gue menggunung terus?" Tanya Karin mendengkus kesal.

"Hahaha udahlah Mbak, ayo kita naik" Ujarnya dan segera menaiki mini bus itu.

Ketika sudah berada di dalam, Syifa dan Karin bisa melihat Diandra duduk di bangku belakang sendiri dengan menselonjorkan kakinya.

"Di! Geseran dikit napa?! Kasian noh yang lainnya gak dapet bangku" Kesal Karin.

"Gue orangnya mabukan Rin! Jadi harus bisa selonjoran biar gak mabuk. Lagian tuh di depan masih banyak bangkunya" Alasannya yang membuat emosi Karin memuncak.

Dengan gerakan gesit, Karin menurunkan kaki Diandra dan mendorong tubuh Diandra hingga ke pojokan. Lalu ia segera mendudukkan dirinya di samping Diandra dan menyuruh Syifa untuk duduk di sampingnya. Alhasil mereka duduk bertiga.

"Ish lo tuh!! Rasanya pengen jambak tau gak?!!" Kesalnya sambil meremas tangan di udara.

"Jambak aja kalo berani!" Tantang Karin.

"Oke!" Setuju Diandra sembari menggulung lengan gamisnya sampai siku.

Syifa yang melihat tanda bahaya sudah keluarpun, buru-buru dia berdiri dan mendudukkan dirinya di tengah-tengah antara Diandra dan Karin.

"Minggir Syif! Gue mau kasih pelajaran buat nih anak!!" Ujarnya sembari melayangkan tangannya berupaya untuk bisa menjambak Karin.

"Jangan gitu Mbak" Tegur Syifa dengan tangan yang berusaha menghentikan aksi Diandra.

Sedangkan Karin bersedekap dada dan menampilkan wajah songongnya yang membuat Diandra ingin sekali mencakar wajah itu.

"Minggir Syifa!!" Tanpa sadar Diandra berteriak yang membuat semua menoleh ke belakang, begitu juga Alkaf yang ikut menemani mereka.

"Diandra!" Tegurnya dengan suara tegas yang membuat Diandra menghentikan aksi ke bar-barannya.

"Alkaf?" Ujarnya menatap Alkaf bingung.

"Gus sudah pulang?" Tanya Syifa mewakili Diandra.

"Sudah" Jawabnya kemudian kembali menatap Diandra. "Diam dan duduk dengan tenang, karena setelah tiba di sana kita akan langsung mengikuti lombanya" Ujarnya tegas.

Dalam hati Diandra mencebik kesal. 'Sekarang sok-sokan tegas! Kemaren-kemaren melempem kayak kerupuk! Takut gue marah lagi! Liat aja kalo nggak bawa oleh-oleh buat gue!' Ujarnya dalam hati.

Cinta Pertama GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang