17

22.6K 1.5K 30
                                    

Uhuk... Uhuk...
"Bercanda pasti?" Tanya Diandra menatap sang Papa tak percaya.

Tadi setelah ribut dengan Afaf, Gunawan dengan tenang berucap "Diandra, mulai saat ini kamu harus belajar dewasa. Kasihan nanti suami kamu, kalau sifat kamu masih kayak anak kecil gini" Ucapnya.

Dan dengan santainya Diandra menjawab "Masih lama Pa... Orang jodoh aku masih Wamil kok"

"Siapa Mbak?!" Tanya Syifa kaget.

"Itu D.O, dia masih wajib militer di Korea sana" Jawabnya enteng tapi membuat semua lega.

Pletak...
"Plastik aja yang kamu pikirin!" Tukas Gunawan sambil memukul pelan kepala sang putri.

"Papa apa-apaan sih!... Diandra nggak terima ya Papa giniin!... Diandra bisa loh laporin Papa ke Kak Seto!! Dan lagi, kenapa pakek acara ngatain-ngatain pacar Diandra plastik!!" Ujarnya tak terima.

"Kamu ini!..." Gemas Gunawan hingga meraup muka sang putri.

"Papa!!" Ujarnya tak terima tapi malah seperti rengekan.

Dari kejauhan Alkaf tersenyum tipis melihat tingkah Diandra dan Gunawan. Ia harap setelah Gunawan memberitahukan tentang khitbahannya, tidak akan merubah sikap Diandra kepada Papanya itu.

"Oh iya... Ada yang pengen Papa omongin sama kamu Di" Ucap Gunawan mulai serius.

"Apa?" Tanya Diandra sewot.

"Papa udah ngambil keputusan..." Ucapnya terhenti ketika Diandra langsung menyerobotnya.

"Keputusan buat bawa Diandra pulang ke rumah Pa?" Tanyanya penuh harap.

"Bukan..." Jawab Gunawan membuat Diandra melemaskan bahunya.

"Tapi Papa sudah ngambil keputusan kalau kamu Papa jodohkan dengan anak teman Papa" Ujarnya serius.

Jeduarrr!!... Bagai disambar petir di siang bolong hingga ice cream yang dipegangnya jatuh ke lantai, Diandra menatap Papanya tak percaya. 'Apa-apaan pakek segala jodoh-jodohin!'.

"Papa bercanda pasti?" Tebaknya.

"Papa serius Di" Tegasnya.

Semua menatap bingung Gunawan, pasalnya yang mereka tau Diandra sudah dikhitbah oleh Alkaf. Dan apa ini, Gunawan malah bilang kalau Diandra sudah dijodohkan. Tapi semua hanya diam menanti bagaimana reaksi Diandra.

Diandra nampak menitihkan air mata, mata yang biasanya berbinar bahagia kini terlihat sangat terluka. Ia menatap Gunawan dengan pandangan tak percaya.

"Papa tega! Papa tega sama Diandra!!" Teriaknya marah.

"Itu sudah menjadi keputusan Papa, Diandra" Ucap Gunawan mengalihkan pandangannya dari Diandra. Sebenarnya ia tak sanggup melihat air mata itu lagi, tapi ini ia lakukan demi masa depan Diandra.

"Diandra kurang apa Pa? Kurang apa?!... Diandra terima keputusan Papa buat di masukin ke pesantren! Apa itu masih kurang?! Diandra tau kalo Diandra punya banyak salah sama Papa! Tapi apa Papa sudah nggak mau lagi merawat Diandra, hingga harus jodohin Diandra supaya Papa bisa lepas tangan buat ngurusin Diandra gitu?!" Ucapnya sembari menjauh dari Gunawan.

"Nggak gini Pa! Nggak gini caranya buat usir Diandra dari rumah!! Diandra nggak perlu orang yang dijodohin sama Papa! Tanpa orang itu, Diandra bisa hidup sendiri!!" Teriaknya sambil berlari keluar tapi terhenti ketika mendengar ucapan Gunawan.

"Papa nggak mau tau... Satu minggu lagi kamu akan Papa nikahkan dengan anak teman Papa itu" Ucap Gunawan tegas.

Semua mata menatap Gunawan tak percaya. Mana bisa menyiapkan pernikahan dalam seminggu.

Cinta Pertama GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang