11

24.8K 1.6K 13
                                    

Masjid...

Begitu tiba di masjid Diandra menolehkan kepalanya ke semua arah. Ia bingung, pasalnya masjid sudah sepi gak ada orang. Sebagai seorang penduduk baru, Diandra hanya plonga-plongo menatap sekitar. 'Nih orang pada kemana? Perasaan tadi gue tinggal nih masjid masih full deh!' Pikirnya dalam hati.

"Mbak" Panggil Syifa yang entah kapan sudah berdiri di sampingnya.

"Untung jantung gue ini made in Allah! Coba kalo made in Cina! Gak kebayang deh jadi apa gue!" Gerutu Diandra kesal.

"Afwan Mbak. Soalnya tadi Syifa susulin ke dapur, Mbak Diandranya udah pergi" Jelas Syifa.

"Yaudahlah gapapa. Ngomong-omong nih orang-orang pada kemana? Perasaan tadi rame deh, sekarang kok gak ada sama sekali" Tanya Diandra sambil menatap sekitar hingga pandangannya bertemu dengan pandangan Alkaf yang ternyata sedang berdiri di bawah pohon samping masjid.

"Semua udah kumpul di aula makan santri Mbak" Jawab Syifa.

"Ohh yaudah langsung kesana aja kita! Jangan disini! Banyak setan berkeliaran, terutama di bawah pohon! Beuhh!!" Ujar Diandra sengaja mengeraskan suaranya biar Alkaf mendengar sindirannya.

Syifa hanya mengangguk saja, lalu pergi dengan Diandra. Meninggalkan Alkaf yang tampak menggelengkan kepalanya pelan dan juga seulas senyum tipis terpatri di bibirnya. Mungkin Alkaf sudah menjadi bucinnya Diandra🙊.

Skip»»»

"Dek!" Panggil Mbak Rini kepada Diandra. Tapi yang dipanggil tak merespon sama sekali. Diandra tetap sibuk dengan makanannya.

"Mbak" Panggil Syifa sambil menepuk pelan lengan Diandra.

"Apaan?" Tanya Diandra acuh tak acuh.

"Dipanggil Mbak Rini itu" Jawab Syifa sambil menunjuk Mbak Rini yang berada di belakang Diandra.

Diandra mengikuti arah yang ditunjuk Syifa membuatnya sedikit kaget. "Ehh Mbak Rini... Udah lama Mbak?" Tanya Diandra basa basi sambil meringis malu.

"Nggak kok. Hmm Mbak boleh duduk sama kalian?" Tanyanya sambil tersenyum.

"Boleh kok Mbak, silahkan" Jawab Luna dan lainnya pun mengangguk setuju.

Mbak Rini pun duduk di depan Diandra yang bertepatan di samping Syifa. "Nggak makan Mbak?" Tanya Diandra. Malu juga karena saat ini hanya Diandra yang makan sedangkan yang lainnya sudah selesai, entah Diandra yang makan kebanyakan atau kelemotan.

"Enggak, kamu makan aja" Jawab Mbak Rini sambil tersenyum. "Oh iya, capcay yang kamu buat tadi mendapat banyak pujian loh!" Ujar Mbak Rini antusias.

"Pujian apaan?" Tanya Diandra bingung sambil menyuapkan sesendok nasi beserta lauk pauk kedalam mulutnya.

"Capcay kamu laku habis! Kamu tau, biasanya santri disini kalau disediain capcay itu nggak sampai habis setengah dari yang di sediain! Sedangkan masakan kamu cuma butuh waktu sebentar sudah habis!!" Jelas Mbak Rini berbinar.

"Ahh masa?" Tanya Diandra sambil tersenyum malu.

"Iya loh Mbak! Tadi waktu aku mau ambil, eh ternyata cuma tinggal wadahnya doang!" Imbuh Tasya membenarkan.

"Pegangin gue dong!" Ujar Diandra sambil memegang lengan Luna yang berada di sebelahnya tak lupa dengan mata tertutup dan bibir mengembang sempurna.

"Kenapa Mbak? Mbak sakit?" Tanya Syifa yang tak paham dengan tingkah Diandra.

"Kalo nggak di pegangin nanti gue bisa melayang!" Ujar Diandra masih sama dengan posisi yang sama.

"Melayang? Mbak pusing? Ayo kita antar ke dokter kalau pusing" Kini Luna yang bertanya sambil beralih memegang lengan Diandra.

Cinta Pertama GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang