End

36.4K 1.8K 149
                                    

"Lemess preeen" Ujar Diandra yang datang dengan muka lesunya.

Syifa, Tasya, begitu juga Luna menatap Diandra bingung. "Perasaan tadi bahagia banget mau ketemu Mas imam, lah ini kenapa pulang-pulang jadi lemes gitu?" Timpal Luna.

Saat ini ketiganya sedang berada di dalam kelas yang kebetulan sedang jam kosong. Dan Diandra memanfaatkan itu untuk pergi menengok Suaminya.

"Gue jauh-jauh jalan ke sana ehhh malah dikacangin! Emang gak ada akhlak tuh orang!" Gerutunya kesal.

"Mulut lo!! Yang nggak ada akhlak tuh, lo bukan Gus Alkaf! Yakali ada Istri ngatain suaminya gak ada akhlak?!" Sinis Karin yang tiba-tiba menyahuti gerutuan Diandra.

"Ya ada lah!" Balas Diandra sengit.

"Iya ada! Cuma orang yang otaknya setengah kayak lo aja yang bisa!" Oloknya yang justru membuat Diandra tertawa mengejek.

"Halah otak gue setengah juga masih pinteran gue dari pada lo!" Balas Diandra dengan tawa mengejek.

"Gue kalo masalah pelajaran mah jangan tanya! Tapi kalo masalah hati? Uhhhhh ahlinya banget!" Balas Karin sombong.

"Gimana-gimana? Coba cerita ke gue" Lanjutnya sambil mendudukkan diri dihadapan Diandra dengan wajah seriusnya.

Diandra menatap Karin malas karena ia pikir curhat ke Karin itu hanya membuang waktu tanpa mendapat solusi. Tapi demi ketentraman rumah tangganya, ia akan mencobanya sekarang.

"Dia marah sama gue gara-gara g-"

"Pasti lo buat masalah! Nggak mungkin orang seperti Gus Alkaf akan marah ke seseorang tanpa alasan! Fiks lo yang salah!!" Sela Karin memojokkan Diandra.

"Rin! Lo tuh! Astaga!! Gini amat punya temen!!" Teriak Diandra kesal.

"Bener apa pikiran gue kalo curhat ke lo itu hanya sia-sia! Nggak ada gunanya!!" Lanjutnya mengebu-gebu.

"Ya sekarang logikanya gini, Di. Dari sepengetahuan dan sepenglihatan gue semenjak tinggal di sini, nggak pernah tuh gue lihat Gus Alkaf ada marah atau ngeluarin urat kalo ngomong sama orang. Dia tuh orangnya lemah lembut, jadi kalo ada orang yang pitnah dia kayak gitu ya gue sebagai fans setianya nggak bakal terima lah!" Ujar Karin serius.

"Ya gue tau gue ada salah sama dia, tapi ya lo dengerin dulu lah penjelasan gue! Dimana letak kesalahan gue! Nggak kayak gini! Lo cuma memojokkan gue tanpa ngasih solusi! Disini gue butuh solusi bukan kata-kata memojokkan dari lo!!" Pekik Diandra yang membuat Karin terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Hehehe yaudah iya maap silahkan ceritanya, gue dengerin dehh" Ujarnya disertai cengiran.

"Males!!" Tukas Diandra sambil menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan, mengabaikan suara Karin yang terus membujuknya.

"Yailah gitu aja marah Di! Kayak bocah lo!" Oloknya yang tak digubris oleh Diandra.

"Di! Diandra! Lo budek apa, Di?! Ck Di!" Panggil Karin geregetan.

"Assalamualaikum" Tiba-tiba terdengar salam seseorang dari pintu yang membuat semua menoleh kecuali Diandra yang masih tetap pada posisinya.

"Waalaikum salam" Jawab semua santri yang ada di kelas, termasuk Diandra walaupun hanya di bibir.

"Diandra!" Panggil Karin pelan dan penuh penekanan berharap Diandra segera melihat ke arah pintu.

"Mbak" Bahkan Syifa juga ikut memanggilnya. Tapi dasarnya Diandra kepala batu, jadi ia sama sekali tak mengindahkan panggilan teman-temannya itu.

"Assalamualaikum" Ulangnya sedikit menaikkan suaranya saat mengetahui bahwa orang yang sedang ia cari tak menjawab salam ataupun menoleh ke arahnya.

"Ck jangan bikin gue tambah marah deh, Rin!" Dengusnya tanpa merubah posisi.

Cinta Pertama GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang