22

22.1K 1.6K 17
                                    

Happy Reading....

Ketika semua sedang sibuk membicarakan tentang lomba antar pesantren itu, Diandra malah sedang asyik menatap setiap lukisan di ndalem yang menurutnya unik. Ia beberapa kali berdecak kagum melihatnya.

"Ada apa?" Tanya Gus Yahya yang mendengar Diandra berdecak.

"Ehh!" Kaget Diandra, ia tak menyangka bahwa Gus Yahya sampai mendengarnya.

"Kenapa Gus?" Tanya Alkaf bingung melihat interaksi antara Gus Yahya dengan Diandra.

"Aku mendengar dia berdecak beberapa kali, entah kenapa" Jelas Gus Yahya sambi menatap Diandra seolah menuntut jawabannya.

"Ada apa Diandra?" Kini Alkaflah yang bertanya.

"Emm gini... Gu ehh saya sangat suka dengan lukisan-lukisan yang ada di ndalem ini" Ujarnya sambil tersenyum kikuk.

"Hahahaha... Memang banyak sekali yang datang kesini dan bilang begitu" Timpal Gus Yahya sambil terkekeh.

"Kalau boleh tau dimana membeli semua lukisan ini Gus?" Tanya Diandra kepo.

"Beli? Bukan! Lukisan-lukisan ini asli buatan tangan sendiri" Jawab Gus Yahya sambil tersenyum.

"Berarti Anda yang membuat semua ini?" Tanya Diandra terpana, tak menyangka bisa bertemu pelukis yang telah membuat lukisan seindah dan seunik ini.

"Adikku... Gus Hamdan yang membuatnya" Jawab Gus Yahya.

"Assalamualaikum" Salam orang dari luar.

"Waalaikum salam" Jawab semuanya.

"Panjang umur kamu Hamdan!" Ujar Gus Yahya tetap dengan senyumnya.

"Memangnya ada apa?" Tanyanya bingung sambil berjalan mendekat.

"Dia menanyakan tentang mu" Ujar Gus Yahya sambil menunjuk Diandra. Sedangkan yang ditunjuk tampak menggelengkan kepalanya kuat, pertanda bahwa hal itu tidak benar.

"Nggak! Itu nggak benar!" Elaknya.

"Kamu tadikan bertanya Diandra" Ujar Gus Yahya kekeh.

"Tapi kan..." Diandra bingung ingin bicara apa lagi.

"Sudahlah... Saya permisi dulu" Ujar Gus Hamdan dan berlalu pergi begitu saja.

"Maaf ya... Hamdan itu emang sedikit cuek, jadi ya gitu!" Ujar Gus Yahya tak enak.

"Nggak apa-apa kok Gus" Timpal Alkaf tersenyum.

Diandra menendang kaki Afaf pelan, yang kebetulan duduk tak jauh darinya. Afaf pun menoleh ke arah Diandra dengan alis terangkat satu, seolah bertanya kenapa.

"Gus Yahya tukang ngada-ngada ya?!" Bisiknya pelan.

"Hust!!" Desis Afaf membuat Diandra diam dan kembali menyimak pembicaraan antar Gus itu.

Beberapa jam berlalu, membuat Diandra bosan sekali. Sebenarnya ia ingin sekali pergi dari sana, tapi apa boleh buat ia tak punya alasan untuk pergi.

'Ini kapan kelarnya sih?! Ngomong dari tadi kok nggak ada ujungnya!! Kalo gini ceritanya, mending gue nggak ikut tadi!!' Gerutu Diandra dalam hati.

"Ehh sebelum pulang, kita makan dulu ya?" Pinta Gus Yahya ketika pembicaraannya selesai.

"Nggak perlu Gus, lagian udah malam juga. Takut nanti kemalaman" Tolak Alkaf halus.

"Nggak ada penolakan" Ujarnya sambil melenggang pergi masuk ke dalam.

"Udahlah Kaf... Gue juga laper ini!" Timpal Diandra ketika Gus Yahya sudah masuk ke dalam.

Cinta Pertama GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang