29

20.1K 1.4K 26
                                    

Happy Reading...

Bulan dan bintang sudah muncul menggantikan matahari di langit sana. Dan saat ini Diandra tengah duduk termenung di teras tempat istirahatnya. Entah mengapa ia sangat merindukan sang Mama.

"Si Alkaf punya kontaknya Mama nggak ya?" Tanyanya pelan sambil mengutak-atik ponsel Alkaf.

"Ihh baterainya tinggal 5% lagi! Mana cukup buat telponan!" Kesalnya.

"Apa gue samperin Alkaf aja ya, buat pinjam charger?" Tanyanya pada diri sendiri. "Tapikan gue nggak tau dia dimana" Lanjutnya melemaskan bahu.

"Ada apa Mbak?" Tanya Syifa yang baru datang dan ikut duduk disampingnya.

"Nah, lo pasti tau dimana tempat Alkaf istirahat kan?" Tanya Diandra.

"Emang kenapa?" Bingung Syifa.

"Gue ada urusan penting sama dia, jadi lo harus anterin gue ke sana" Ujarnya.

"Tapikan ini sudah malam Mbak" Ujar Syifa.

"Ya tau kalo ini udah malem, tinggal lo tunjukkin tempatnya aja nanti gue masuk sendiri" Bujuk Diandra.

"Gimana ya?" Bingung Syifa.

"Gak usah bingung, nanti selesai anterin lo langsung balik aja" Bujuk Diandra.

"Terus Mbak nanti gimana?" Tanyanya.

"Gampang gue mah! Jadi lo mau kan?" Tanya Diandra.

"Hmm yaudah deh" Putus Syifa.

"Uhh makasih!" Ucap Diandra memeluk Syifa.

"Yaudah yuk" Ajaknya segera menarik Syifa pergi.

Kini Diandra sudah berada di hadapan Alkaf setelah tadi mengendap-endap seperti maling.

"Ada apa hmm? Kenapa harus lewat jendela sih? Kenapa nggak lewat pintu aja?" Tanya Alkaf menatap Diandra yang sedang merapikan gamisnya.

"Kalo gue lewat pintu berati gue udah bego! Lo emang beneran lupa apa cuma pura-pura lupa?!" Dengus Diandra.

"Aduh mulutnya!" Gemas Alkaf membekap mulut Diandra.

"Lepas! Tangan lo bau durian!" Ujanya menepis tangan Alkaf.

"Bau durian enak kan?" Canda Alkaf.

"Enak sih, tapi nggak usah bekap gue juga!" Kesalnya.

"Kamu mau durian nggak?" Tawar Alkaf melupakan Diandra yang kesal kepadanya.

"Emang ada?" Tanyanya ragu.

"Ada, tadi Gus Yahya ngasih" Jawab Alkaf sembari mengambil durian di atas meja.

"Sini duduk" Suruhnya sambil meletakkan durian di atas karpet.

Dengan patuh Diandra duduk di samping Alkaf dan menunggu suaminya itu membelah durian.

"Belah duren di malam hari paling enak cari kekasih..." Nyanyinya membuat Alkaf terkekeh.

"Ada-ada aja tingkah kamu" Ujar Alkaf terkekeh. "Tumben kamu nemuin aku?" Lanjutnya bertanya sambil hendak menyuapi Diandra durian.

"Gue makan sendiri aja" Tolaknya hendak mengambil sendiri tapi di cegah oleh Alkaf.

"Nanti kalo ada yang tanya tangan kamu kok bau durian gimana?" Tanya Alkaf. "Biar aku suapi aja" Lanjutnya membuat Diandra mau tak mau membuka mulutnya ketimbang nggak jadi makan durian.

"Tumbenan kamu kesini?" Ulang Alkaf.

"Perasaan gue nggak enak Kaf, gue keinget Mama terus" Jawab Diandra.

Cinta Pertama GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang