7

27.9K 1.7K 9
                                    

Pesantren~~~

Motor yang di kendarai Diandra mulai memasuki pesantren setelah Pak Agus membuka gerbangnya. Dan hal itu membuat sebagian besar para santri putra maupun putri memandang ke arah Diandra dan juga Syifa.

"Masyaallah!! Ning Syifa cantik banget! Tapi itu sama siapa ya? Mana cantik juga lagi!!" Ucap salah satu santri putra.

"Wah!! Itu Ukhti yang boncengin Ning Syifa keren banget bisa naik motor kayak gitu!!"

Banyak sekali yang membicarakan keduanya, tapi tidak di indahkan oleh Diandra. Ia lebih memilih segera menuju depan ndalem dan ingin segera beristirahat karna capek dan juga cuaca yang panas saat ini.

Ia duduk di kursi teras sendirian sedangkan Syifa memilih segera masuk ke dalam karena di pelataran masjid lebih tepatnya di depan ndalem banyak santri putra yang berlalu lalang.

Beberapa menit berlalu, Diandra sama sekali tidak beranjak dari sana. Entah itu benar-benar capek atau mager hanyalah Diandra yang tau.

Hingga dari kejauhan tampak Alkaf yang memakai sarung lengkap dengan baju kokonya, mulai mendekat ke arahnya.

"Assalamualaikum" Salam Alkaf ketika sudah tiba di depan ndalem.

"Waalaikum salam" Jawab Diandra.

"Udah pulang?" Tanya Alkaf basa basi sambil tetap menundukkan pandangannya.

"Hmm udah, sini duduk dulu Al! Gue pengen curhat sama elo" Ujar Diandra sambil menepuk kursi di sebelahnya bermaksud menyuruh Alkaf duduk.

"Hmm gimana ya" Bingung Alkaf. Kan tidak mungkin ia duduk berdua dengan yang bukan muhrim apalagi ini di teras dan juga banyak sekali santri putra maupun putri di sini, takutnya akan menjadi fitnah.

"Lain kali aja ya, aku lagi buru-buru nih" Elak Alkaf agar ia bisa menghindar dari Diandra. Dekat dengan Diandra membuat jantung Alkaf mendadak berdetak dengan cepat.

"Yahh emang buru-buru banget ya?" Tanya Diandra lesu.

"Hmm i-iya" Jawab Alkaf.

"Yaudah deh sana!!" Usir Diandra sambil mengerucutkan bibirnya sebal.

Melihat itu membuat Alkaf gemas ingin mencubit bibir Diandra. Ingat bahwa ia tidak boleh memikirkan seperti itu, ia segera beristighfar dalam hatinya 'Astaghfirullah kenapa hambamu bisa memikirkan hal seperti itu ya Allah! Maafkanlah hambamu ini!' Ujarnya dalam hati.

"Saya masuk dulu, Assalamualaikum" Pamit Alkaf segera masuk ke dalam.

"Waalaikum salam!" Jawab Diandra tetap mempertahankan bibirnya yang maju beberapa senti. Hingga ada beberapa santri putra lewat tepat di depan ndalem. Tak melewatkan kesempatan Diandra langsung menghampiri mereka, 'Lumayanlah buat obat gabut' Ujarnya dalam hati.

"Oyy!! mau kemana? Gue ikut ya!" Tegur Diandra saat sudah berada didekat mereka.

Mereka semua menoleh ke arah Diandra. Ada yang langsung menundukkan pandangannya dan ada juga yang menatap Diandra dengan terang-terangan.

"Eh afwan Ukhti, ada apa?" Tanya salah satu diantara mereka dengan sopan dan juga menundukkan pandangannya.

"Awan apaan? Nama gue Diandra bukan Awan! Ohh gue tau! Lo pasti keinget sama cewek elo ya?!" Tanya Diandra polos.

Belum sempat mendengarkan jawaban dari santri putra itu, Diandra sudah duluan ditarik pergi dari sana. Dan itu membuat Diandra mengumpat dalam hati.

"Apa-apaan sih lo tarik gue?" Tanyanya pada seorang gadis yang tengah menariknya.

Gadis itu melepaskan tarikannya dan menghadapkan tubuhnya pada Diandra. Hal itu seketika membuat matanya melotot tak percaya.

Cinta Pertama GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang