33

21.3K 1.5K 61
                                    

Assalamualaikum😊

Happy Reading Guys...

Hari ini adalah hari yang sangat menentukan bagi Diandra. Karena hari ini akan diumumkannya juara-juara dari lomba yang telah di selenggarakan.

Tadi setelah memberi support pada Karin yang kebetulan mendapat jadwal lomba terakhir, kini ia sudah berada di aula tempat penyerahan hadiah bagi pemenang.

"Hadiahnya pasti uang beberapa juta kalo nggak gitu pasti tiket tour keliling kota atau dunia!" Khayal Diandra sambil menerawang ke atas.

"Jangan ngehalu! Kalaupun itu hadiahnya nggak mungkin juga lo dapetin karena lo bukan pemenangnya!" Tukas Karin yang membuat Diandra menggeram kesal.

"Lo tuh nggak bisa bikin orang seneng dikit ya?!" Kesalnya.

"Gue tuh pengertian Di, karena gue nggak mau kalo mimpi lo nggak kesampaian ntar jatuhnya sakit!" Ujarnya sok bijak.

"Iya-iya" Jawab Diandra tak mau meladeni ucapan Karin.

"Lo kenapa diem aja Syif?" Tanya Karin pada Syifa yang hanya diam di samping Diandra.

Mendengar pertanyaan Karin, membuat Diandra ikut menatap Syifa. "Lo pasti mikirin kejadian tadi malam kan? Udahlah Syif, jangan dipikirin terus. Kalo tuh cowok emang serius sama elo, pasti dia akan datang ke pesantren. Kalo dia nggak datang, gue bantu cari yang lebih baik dari dia. Lo mau yang modelan gimanapun pasti gue cariin" Ujarnya panjang lebar yang membuat Karin mengeryit bingung mendengarnya.

"Lo ngomongin apaan sih? Emang tadi malem ngomongin apaan?" Tanya Karin kepo.

"Lo nggak perlu tau!" Tukas Diandra.

"Jangan gitu lah, masa nggak cerita sama gue. Mau ya cerita? Mau dong, masa nggak mau sih?" Bujuk Karin dengan wajah di melas-melaskan.

"Jangan kayak gitu Rin! Muka lo bikin asam lambung gue naik tau gak!" Ujar Diandra sambil meraup muka Karin.

Diperlakukan begitu oleh Diandra membuat Karin menatapnya datar. "Tetep nggak mau cerita?" Tanyanya datar.

Diandra menggelengkan kepalanya membuat Karin jengkel setengah mati. Tak taukah Diandra bahwa Karin sedang kepo berat saat ini.

"Oke" Jawab Karin sembari berdiri yang membuat Diandra dan Syifa menatapnya heran.

"Mau kemana lo?" Tanya Diandra.

"Iya, Mbak Karin mau kemana?" Syifa ikut bertanya.

"Tanya sama orang yang mau jawab pertanyaan gue! Apa gunanya punya sahabat yang nggak mau berbagi cerita dengan sahabatnya sendiri!" Sindir Karin.

"Yailah baperan amat sih lo!" Ejek Diandra.

"Bodo amat!" Kesal Karin mulai melangkahkan kakinya.

"Yakin mau tanya orang? Gue kasih saran sih, mending lo tanya sama Hamdan, kalo nggak sama Afaf juga bisa, apa lo tanya sama Alkaf? Soalnya cuma mereka sih yang ada tadi malam, atau lo mau yang lebih ekstrim? Misalnya tanya sama Pak Kyai atau Gus Yahya gitu" Ejek Diandra membuat Karin mengurungkan niatnya dan kembali duduk.

"Lho kenapa nggak jadi?" Tanya Diandra sok polos.

"Gue lupa ingatan!" Tukas Karin asal.

"Aamiin!" Ujar Diandra mengamini ucapan Karin yang membuat sang empu melototkan matanya.

"Astaghfirullah! Nggak jadi Ya Allah! Karin cuma khilap!" Ujar Karin sambil mengadahkan tangannya ke atas.

Tawa Diandra dan Syifa pun tak bisa ditahan. Syifa tertawa dengan santun, sedangkan Diandra tertawa dengan sangat bar-bar. Bahkan sampai menjadi pusat perhatian karena saking kerasnya ia tertawa.

Cinta Pertama GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang