52

26K 1.6K 200
                                    

Happy Reading...

"Sayang" Panggil Alkaf pelan yang tak dihiraukan oleh Diandra.

Menghembuskan nafas lelah karena sudah sedari tadi Diandra tak menganggapnya ada, Alkaf memilih menyibukkan diri dengan memainkan ponselnya.

Di saat merasakan pergerakan di sampingnya, Alkaf kembali menoleh ke arah sang istri. "K-kenapa?" Tanya Alkaf kaget saat mata Diandra mulai berkaca-kaca.

"Kenapa sayang?" Tanyanya lagi sembari memiringkan badannya dan menarik Diandra kedalam pelukannya.

"Hiks!" Diandra hanya terus terisak sembari membalas pelukan Alkaf lebih erat.

Alkaf hanya diam sambil mengelus punggung Diandra yang terguncang karena menangis. Ini yang ia takutkan. Perasaan bersalahpun mulai menyusup di hatinya.

"A-alkaf" Panggil Diandra serak.

"Hmm?" Gumam Alkaf menyahutinya.

"Hiks! A-aku nggak nyangka udah jadi wanita seutuhnya... A-aku hiks!" Ujarnya terisak.

"Ini yang aku takutkan, sayang" Gumam Alkaf pelan.

"M-maksudnya?" Tanya Diandra seraya mendongak menatap Alkaf yang juga tengah menatapnya.

"Aku tau kamu pasti akan menyesal setelah melakukannya. Ini semua salah aku. Maafin aku..."

"Stop bilang gitu! Aku bukan menyesal, tapi bahagia! Bahagia bisa jadi wanita seutuhnya, bahagia bisa memberi hak yang seharusnya sudah kamu dapatkan setelah kita nikah dulu!" Sela Diandra menatap Alkaf tajam.

"Tap-"

"Lo itu kenapa sihh?! Kenapa selalu kayak gini?! Lo nyesel udah nyentuh gue? Nyentuh istri lo sendiri! Ohh atau jangan-jangan lo punya cewek lain selain gue?!" Pekik Diandra kesal. Sudah cukup tingkah Alkaf yang seperti tak menganggapnya sebagai istri dan kesabarannya sudah habis. Masalah ini harus di selesaikan saat ini juga.

"Astaghfirullah! Istighfar sayang! Aku nggak pernah punya yang lain selain kamu! Kepikiran pun nggak pernah!" Bantah Alkaf.

"Halah ngaku aja! Siapa namanya? Siapa?! Biar gue labrak tuh orang! Sekalian gue geprek aja biar nyonyor juga tuh mulut!!" Cerocosnya membuat Alkaf kewalahan.

"Hey istighfar! Dengerin aku dulu!" Sela Alkaf yang tak berpengaruh terhadap Diandra, hingga Alkaf pun harus turun tangan dengan membungkam mulut istrinya yang tak bisa diam itu. Bukan dengan tangan, tapi langsung dengan mulutnya.

Hah! Hah! Hah!!

"Dengerin aku!" Ujar Alkaf menatap istrinya dalam. Sedangkan Diandra sendiri nampak mengatur pernafasannya yang sedikit terganggu.

"Aku nggak pernah punya wanita lain selain kamu! Kamu satu-satunya buat aku! Terlintas di otak aku pun enggak! Jadi jangan pernah berpikir seperti itu lagi karena insyaallah sayang aku cuma untuk kamu dan keluarga kita!" Jelas Alkaf sejelas-jelasnya.

"Tap-"

"Dan masalah kenapa aku bilang gitu, karena aku kira kamu akan menyesal dan akan pergi dari aku! Aku berpikir masa depan kamu akan hancur kalau kita melakukannya sekarang. Dan itu cuma karena kamu harus melayani suami kamu ini. Aku nggak mau egois sayang. Aku nggak mau nantinya kamu menyesal dan meninggalkan aku" Sela Alkaf lirih di akhir kalimatnya.

Diandra menatap Alkaf berkaca-kaca. Ia tak menyangka Alkaf akan berpikiran sejauh itu. Alkaf selalu saja bisa membuatnya jatuh sejatuh jatuhnya ke dalam lubang kebucinan ini.

"Hiks Alkaf!" Tangisnya sambil memeluk Alkaf erat dan dibalas tak kalah erat oleh suaminya itu.

"Sayang banget!" Lanjutnya.

Cinta Pertama GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang