12

25K 1.7K 23
                                    

Dipagi hari yang cerah ini, Alkaf tengah termenung di teras ndalem dengan secangkir kopi buatannya sendiri. Ia tengah bergulat dengan pikirannya, hingga ia merasa tepukan di pundaknya pun mendongak untuk melihat siapa orangnya.

"Lagi ngapain Mas?" Tanya Afaf ikut duduk di sebelah Alkaf.

"Nggak kok" Jawab Alkaf.

"Mas lagi mikirin tentang khitbah ya? Atau Mas udah sadar kalo Diandra itu nggak pantas bersanding dengan Mas Alkaf?" Terka Afaf.

"Kamu apaan sih Faf. Nggak kok, Mas cuma mempersiapkan diri untuk ketemu dengan Om Gunawan nanti sore" Jelas Alkaf membuat Afaf mengangguk mengerti.

"Assalamualaikum" Salam Syifa yang baru saja datang.

"Waalaikum salam" Jawab Alkaf dan Afaf bersamaan.

"Tumben kamu pagi-pagi kesini?" Tanya Afaf kepada Syifa.

"Ya terserah saya dong Gus!" Syifa masuk kedalam begitu saja meninggalkan Afaf yang tengah mendengus kesal. Sedangkan Alkaf terkekeh disampingnya.

"Tuh Mas, Adik kamu!" Ujarnya sebal.

"Dia juga Adik kamu Faf" Ingat Alkaf sambil terkekeh.

"Ya Adik Mas lah, orang dia nggak pernah manggil saya sebagai Kakaknya kok!" Ujar Afaf kesal.

"Itu juga karena ulah kamu sendiri Faf. Ngapain juga kamu pakek saya-sayaan segala. Coba kalo enggak, pasti Syifa mau panggil kamu dengan sebutan Mas. Mas sendiri kalo karna nggak tega sama kamu, juga panggilnya pakek Gus!" Ujar Alkaf sedikit menyindir Afaf.

"Yakan itu sebagai ciri khas saya Mas! Biar beda sama orang-orang!" Ujar Afaf tak mau kalah.

"Itu sih terserah kamu. Tapi kalo Syifa nggak mau panggil kamu dengan sebutan Mas, ya jangan komentar" Jelas Alkaf sambil beranjak. "Mas ke dalam dulu, Assalamualaikum" Pamit Alkaf.

"Waalaikum salam" Jawab Afaf dengan cemberut.

Asrama...

"Mbak! Bangun Mbak! Nanti kita terlambat masuk sekolah Mbak!" Luna dan Tasya bergantian mencoba membangunkan Diandra yang tengah tertidur pulas, karena selepas sholat subuh tadi ia kembali tidur.

"Gue masih ngantuk!" Ujar Diandra sambil menutupkan selimut ke seluruh tubuhnya.

"Bangun Mbak! Nanti keburu antriannya panjang loh!" Ucap Luna masih berusaha membangunkan Diandra.

"Antri apaan dah?" Gumam Diandra.

"Antri mandi Mbak! Apa lagi kurang 15 menit kita udah harus di sekolahan" Jelas Luna.

"What!! Kurang 15 menit kalian baru bangunin gue?!" Tanya Diandra tak percaya.

"Udah kita bangunin dari setengah jam yang lalu Mbak!" Ujar Tasya sedikit kesal.

Mendengar itu membuat Diandra meringis malu. 'Sekebo itukah gue tidur?' pikirnya dalam hati.

"Kalo mandi harus antri, nanti keburu masuk dong!" Ujar Diandra.

"Ya gimana lagi Mbak" Pasrah Tasya karena dari pertama kali ia mondok, sekalipun dirinya tak pernah terlambat masuk.

Diandra menatap Tasya dan Luna bergantian lalu menatap dirinya sendiri. Karena saat ini baik Tasya maupun Luna sudah rapi dengan seragam yang melekat pada tubuh mereka, sedangkan dirinya masih bau dan kucel.

"Syifa mana?" Tanyanya.

"Ning Syifa masih ambil buku di ndalem" Jawab Luna.

Diandra mengangguk mengerti, ia berpikir sejenak dan "Aha!! Gue punya ide!" Teriak Diandra membuat Tasya dan Luna mengelus dada kaget.

Cinta Pertama GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang