Part 14

37.3K 1.8K 26
                                    

Hay Guys, Dessel07 balik lagi ni.
Happy Reading guys.
Dapat salam manis dari Dessel yang manis. 😘😘😘

"Sah? "

"Sah" ucap saksi secara serentak.

Mulai hari ini, jam ini, menit ini dan detik ini Keyla resmi menjadi istri dari Jidan Leonardo.

Acara pernikahan yang diadakan secara dadakan dan hanya dihadiri seorang penghulu dan beberapa saksi tidak membuat Jidan dan Sinta bersedih, justru mereka sangat bahagi karena pernikahan yang telah tertunda beberapa tahun akhirnya terlaksana dengan lancar.

"Mah"

"Sayang, makasih ya sayang. Karena kamu sudah mau memenuhi keinginan Mamah" ujar Sinta sambil memeluk erat putrinya.

"Iya Mah, apapun akan Keyla lakukan demi Mamah. "

Keyla tau bahwa meskipun dia menikah dengan Jidan tidak akan membuat dia mencintai pria itu, tapi dia sangat menyayangi ibunya dan apapun akan dia lakukan asalkan ibunya bahagia. Dan soal Rehan, dia akan membicarakannya dengan Rehan agar Rehan mau mengerti keadaannya.

"Ya sudah, kita pulang yuk. " ajak Santi.

"Ko pulang? Mamah kan lagi sakit, gx boleh pulang. " ujar Keyla.

"Sayang, sebernarnya Mamah tidak sakit. " ujar Jidan.

"Apa? Jadi Mamah pura-pura sakit gitu? " tanya Keyla.

Keyla benar-benar tidak percaya, bagaimana bisa Mamahnya membohonginya hanya agar dia cepat-cepat menikah.

Keyla sangat kecewa pada mamahnya dan jidan, karena mereka telah tega membohonginya.

"Maaf sayang, ini demi kebaikanmu. Tidak baik pernikahan diundur terus. " ujar Sinta.

"Tapi Mah. "

Ingin sekali Keyla mengatakan yang sebenarnya kepada mamahnya, bahwa dia tidak sedikitpun mencintai jidan. Karena orang yang Keyla cintai hanya Rehan, ya hanya dia tidak ada yang lain lagi.

Selama ini Keyla sangat sulit untuk bersama Rehan dan sekarang hanya karena sebuah kebohongan membuat Kiara semakin sulit untuk bersama Rehan.

Kiara bingung harus bagaimana. Ingin sekali dia marah dan mencaci maki Jidan yang dengan teganya membohonginya, tapi di sini ada Mamahnya. Jika dia meluapkan amarahnya sekarang dia takut akan mengecewakan orang yang disayanginya.

Keyla keluar begitu saja dari ruang rawat Sinta tanpa berpamitan sedikit pun.

"Keyla kamu mau kemana! " tanya Sinta, namun dia abaikan begitu saja. Toh ada Jidan di sana, jadi Keyla tidak perlu khawatir.

"Jidan, kejar Keyla. Mamah takut terjadi sesuatu padanya"

Iya mah, aku kejar Keyla dulu. Mamah tunggu aku di sini ya. "

"Iya, sayang"

Jidan mengejar Keyla yang entah pergi kemana, jidan berlari di sepanjang lorong rumah sakit, tidak memperdulikan tatapan heran dari orang lain karena yang dia perdulikan hanyalah istrinya, Keyla.

"Di mana kamu sayang" gumam Jidan.
Jidan mencari, terus mencari mengelilingi rumah sakit yang cukup luas. Dan tibalah dia di taman rumah sakit, di sana Jidan melihat Keyla yang sedang duduk termenung seorang diri.

Hatinya sakit saat melihat orang yang sangat dia cintai bersedih, mungkinkah dia bersedih karena telah menikah dengannya?

Sebenarnya Jidan bingung apa yang harus dia katakan disaat seperti ini, Jidan takut apa yang akan dia katakan akan membuat suasana semakin buruk dan membuat Keyla semakin marah dan kecewa padanya.

Jidan berjalan mendekati Keyla, semakin lama semakin dekat dan semakin dekat hingga kini dia telah berdiri tepat dibelakang Keyla, dapat dia lihat rambut hitam lurus yang tergerai dengan indah, harum parfumnya yang selalu dapat membuat Jidan tenang saat berada di dekatnya membuat Jidan ingin sekali mendekap tubuhnya yang mungil baginya. Pasti akan terasa nyaman dan hangat.

Ya Jidan merindukannya, merindukan disaat dulu dia dan Keyla berada di Paris. Dimana dulu mereka sangat dekat hingga tidak dapat dipisahkan, tapi sekarang setelah Keyla pergi ke Indonesia dia berubah. Hubungan kami semakin jauh dan renggang. Keyla secara perlahan mulai menjauhinya dan entah bagaimana Jidan merasa ada tembok yang besar yang menghalanginya dari Keyla.

"Apa sekarang kau senang? " tanya Keyla.

Jidan sedikit tersentak atas apa yang telah Keyla ucapkan, bagaimana bisa Keyla tau jika dia ada di belakangnya sedangkan tadi dia berjalan sangat lambat hingga tidak menimbulkan suara apapun.

Jidan segera menormalkan keterkejutannya. Dia tidak ingin terlihat terkejut, gugup atau takut. Ya dia memang penakut. Takut akan kehilangan kekasihnya, takut akan kehilangan orang yang dicintainya dan takut akan kehilangan Keyla orang yang sangat berharga didalam hidup Jidan. Karena hanya Keylalah alasannya untuk semangat disetiap harinya.

"Senang? "

Jidan tersenyum sejenak, seolah ada hal yang lucu dari kata 'senang'.

"Bagaimana aku bisa senang, disaat istriku sendiri bersedih. " jawab Jidan.

Istri, entah mengapa jantungnya berdetak sangat cepat saat dia mengatakan kata 'istri' kepada Keyla. Ada rasa senang dan bahagia disana. Tapi saat dia teringag Keyla, hatinya kembali sedih. Sedih karena Keyla tidak merasakan kebahagiaan atas pernikahan mereka.

"Bukankah ini yang kau inginkan? " tanya Keyla lagi.

Keyla masih duduk terdiam tanpa bergeming, dia terus menatap taman yang tidak begitu ramai, hanya ada beberapa orang yang bermain dan ada pula seorang wanita tua yang duduk di kursi roda yang di dorong oleh seorang wanita muda.

Hatinya sedikit menghangat saat melihat betapa perhatiannya anak itu kepada ibunya, walau ibunya sudah tidak mamph melakukan apapun, dimana di zaman sekarang banyak sekali anak yang telah membuang ibunya ke panti jompo.

"Pernikahan memang hal yang paling akh dambakan dalam hidupku tapi pernikahan bukan hal yang membahagiakan lagi jika mempelai wanita tidak ikut berbahagia dalam pernikahannya. " jawab Jidan lagi.

"Mengapa kamu tidak bahagia? Apakah kamu tidak ingin menikah denganku? Atau kamu telah memiliki kekasih baru di Indonesia?  "

Kini buka Keyla yang bertanya, tapi Jidan. Ya dia ingin tau mengapa Keyla berubah dan mengapa Keyla tidak bahagi atas pernikahan mereka. Dan jujur itu membuat hati Jidan sakit.

Keyla bingung harus menjawab apa, haruskah dia menjawab 'iya' dan merusak kebahagiaan ibunya dan Jidan. Orang yang telah menemani dan menjaganya selama dia di paris?

Atau kembalu berbohong demi kebahagiaan mereka. Keyla dilema dibuatnya.

"Tidak, aku hanya belum siap untuk menikah. " jawab Keyla pada akhirnya.

"Maafkan aku Jidan, aku kembali membohongimu. Aku tidak ingin merusak kebahagiaan Mamah" gumam Keyla dalam hati.

Jidan merasa tenang atas jawaban Keyla, ketakutan jika Keyla telah memiliki orang yang spesial di Indonesia kini telah hilang. Rasa takut akan kehilangan Keyla sedikit memudar. Dan mulai sekarang dia akan berjanji untuk membahagiakan Keyla di sisa hidupnya dan tidak akan pernah meninggalkannya dalam keadaan apapun.

"Aku senang jika itu alasanmu. Aku hanya takut jika kamu telah tertarik pada seseorang yang ada di Indonesia. "

"Ayo kita kembali ke kamar Mamah" ajak Keyla.

Ya Keyla tidak ingin membahas hal itu karena kekhawatiran Jidan memang benar, dia telah memiliki kekasi di sana namun Keyla tidak ingin Jidan ataupun Mamahnya tau hal itu.

"Iya, Ayo. " mereka pun berjalan bersama menuju ke Ruangan sinta untuk mengajaknya pulang bersama.

Bukan Istri Impian (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang