Part 46

27K 976 7
                                    

Happy Reading guys!

"Aku tidak papa Mas." Jawab Kiara.

Kiara bersyukur karena Rehan baik-baik saja begitupun dengan dirinya. Entah mengapa hatinya selalu berbunga-bunga saat Rehan memberikan perhatian yang lebih padanya, seperti sekarang ini. Rehan terlihat begitu cemas dan khawatir walaupun sebenarnya Kiara dalam keadaan baik-baik saja. Kiara harap semua ini jangan cepat berakhir agar dia dapat merasakan lebih lama lagi kebahagiaan ini.

"Tidak papa bagaimana, ini tanganmu berdarah." Ujar Rehan.

Rehan  melihat tangan Kiara yang sepertinya tergores sesuatu hingga mengeluarkan sedikit darah dari tangannya. Rehan segera membopong tubuh Kiara untuk segera dibawa ke mobil.

"Mas, turunkan aku. Malu Mas disini banyak orang." Ujar Kiara sambil membenamkan kepalanya didada bidang Rehan.

"Diam."

Rehan menurunkan tubuh Kiara saat dia telah sampai di samping mobil. Lalu segera membuka pintu untuk tempat Kiara duduk.

"Duduk!" Perintah Rehan

Kiara hanya menuruti apa yang dikatakan Rehan, Rehan mengambil air mineral yang ada di dashboard mobilnya kemudian menuangkan air itu di tangan Kiara yang terluka.

"Aw, perih Mas." Ujar Kiara sat air itu menyentuh luka di tangannya.

"Sakit?" Tanya Rehan.

Kiara pun menganggukan kepala sebagai jawaban 'iya'. Rehan segera meniup tangan Kiara sambil membersihkan luka agar tidak terinfeksi.

"Ayo kita pulang." Ajak Rehan setelah dia telah selesai membersihkan luka Kiara.

"Iya Mas. Terima kasih ya sudah mau membasuh lukaku." Ujar Kiara sambil tersipu malu.

Rehan mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Kiara hingga jarak wajah mereka berdua sangat dekat. Kiara langsung memejamkan matanya karena takut dan gugup secara sekaligus.

Takut kenapa?

Tentu saja takut jika Rehan akan menciumnya.

Gugup kenapa?

Karena dia belum bisa mengontrol hati dan jantungnya yang selalu berdetak sangat cepat saat Rehan berada begitu dekat dengannya.

"Itu sudah menjadi tugasku, karena kamu adalah istriku." Ujar Rehan tepat didepan wajah Kiara.

Setelah mengatakan hal itu Rehan kembali menjauhkan wajahnya dari Kiara sambil tersenyum. Ya menurut Rehan Kiara sangat lucu saat dia sedang salting.

"Memangnya kamu pikir Mas akan melakukan apa hingga kamu menutup mata hm?" Tanya Rehan sambil mencoba menahan tawanya.

Kiara yang mendengar ucapan Rehan langsung membuka mata melihat Rehan yang sedang berdiri sambil menertawakannya.

"Memangnya apa yang lucu?" Tanya Kiara dengan wajah yang cemberut.

"Kamu, heheheh...." Ujar Rehan.

"Lihatlah wajahmu itu, seperti berharap lebih dari Mas. Apakah kamu berharap Mas akan menciummu?" Lanjut Rehan sambil terus tertawa.

"Tidak lucu." Ujar Kiara yang masih terus cemberut.

"Andai kamu melihat wajahmu tadi, mungkin kamu juga akan tertawa. Wajahmu itu seolah-olah mengatakan-"

"Hentikan! Aku mau pulang." Potong Kiara sambil mencoba menutup pintu mobil.

"Hey sebentar." Ujar Rehan sambil menyingkir dari tempatnya berdiri agar pintu mobil dapat ditutup.

Bukan Istri Impian (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang