Part 22

31.6K 1.6K 34
                                    

Hay guys.
Happy Reading!!!

Tidak berapa lama Rehan telah menyelesaikan pekerjaannya, dia melirik sekilas istri dari temannya yang sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Dia terlihat sangat fokus pada ponselnya hingga tidak menyadari keberadaan Rehan yang saat ini telah berdiri tepat di depannya.

"Ehm" dehem Rehan.

"Oh maaf, saya tidak tau jika Pak Rehan telah selesai bekerja." Ujar wanita itu saat dia telah menyadari kehadiran Rehan.

"Tidak perlu berdiri, ada beberapa hal yang ingin saya katakan kepadamu." Ujar Rehan saat wanita itu akan beranjak dari tempat duduknya.

"Begini Bella, saya ingin kamu berpura-pura menjadi pacar saya di depan istri saya." Ujar Rehan to the point.

"Maksud Pak Rehan apa? Saya tidak paham." Jawab Bella.

Bella benar-benar tidak habis pikir, bagaimana bisa ada pria yang ingin berpura-pura berpacaran di depan istrinya sendiri. Dan bagaimana jika dia akan terlibat dalam masalah keluarga orang tersebut. Bagaimana jika dia kelak akan di cap sebagai pelapor? Oh astaga semoga hal itu tidak terjadi.

"Kita hanya perlu berpura-pura berpacaran hanya di depan istri saya saja, sedangkan di luar rumah saya kamu bebas. Bahkan kamu bisa menganggap tidak mengenaliku saat kita bertemu di luar."

"Apa tujuan Bapak melakukan hal ini?"

"Saya hanya ingin membalas perbuatan istri saya yang telah dekat dengan pria lain."

"Istri Bapak selingkuh?"

"Itu bukan urusanku."

"Anggap saja kita saling menguntungkan disini. Kamu dapat tinggal di rumahku dan saya dapat membalas perbuatan istri saya. Ini seperti simbiosis mutualisme bukan? Bagaiamana apakah kamu setuju?"

Bella sangat bingung harus menjawab apa, haruskah dia menerima tawaran pria itu atau menolaknya lalu mencari apartemen. Tapi jika dia tinggal di apartemen saat ini dia sedang hamil tua dan sebentar lagi akan melahirkan. Tapi jika dia menerima kesepakatan pria itu dia juga takut menjadi orang ketiga dalam rumah tangga mereka dan mungkin saja dapat menghancurkan rumah tangga mereka.

Dan pada akhirnya dengan berat hati Bell menjawab "Iya"

Sedangkan di tempat lain kini Kiara sedang memasak banyak makanan serta kue ulang tahun yang telah Kiara buat sendiri dengan sepenuh hati.

Kiara menghias kue buatannya dengan sangat rapi dan hati-hati dengan harapan suaminya akan menyukai kue buatannya. Tidak lupa Kiara juga memasang lilin yang berbentuk angka 3 dan 0 secara berdampingan.

Tidak lupa juga Kiara menyiapkan amplop yang menyatakan kehamilan Kiara serta satu kotak kado yang telah dia bungkus tadi pagi.

Setelah semuanya telah siap Kiara duduk menunggu kepulangan suaminya sambil melihat hidangan yang telah dia siapkan sejak siang tadi.

Ting nong
Ting nong

Terdengar bel rumah berbunyi, menandakan ada seseorang yang datang ke rumah itu. Kiara segera berlari kearah pintu untuk membuka pintu.

Senyum Kiara seketika terbit saat dia melihat suaminya telah pulang ke rumah, Kiara segera mencium tangan suaminya. Kiara melihat seorang wanita muda yang tengah hamil tua sedang berdiri tidak jauh dari suaminya.

"Siapa dia Mas?" Tanya Kiara yang merasa penasaran dengan wanita itu.

"Dia Bella, pacarku. Beberapa bulan lagi Bella akan melahirkan jadi aku ajak dia untuk tinggal bersama kita agar aku tidak khawatir padanya yang tinggal seorang diri di apartemen." Jawab Rehan.

Deg

Pacar. Hati Kiara hancur seketika saat dia mendengar secara langsung dari suaminya bahwa dia memiliki pacar lain selain Keyla, ditambah wanita itu sekarang sedang hamil anaknya Rehan.

Kiara merasa sangat sedih dan hancur, tapi dia berusaha untuk tetap kuat dan tegar. Kiara tidak ingin menghancurkan hati suaminya dan membuat wanita yang sedang hamil itu merasa sedih.

Kiara melihat wanita itu, dia wanita yang sangat cantik. Kulitnya putih bersih, senyumnya manis dan rambut panjangnya tergerai dengan indah.

"Ja...jadi kamu pacar Mas Rehan?" Tanya Kiara.

"Iya Mba." Jawab wanita itu dengan lembut.

"Tidak perlu panggil Mba, panggil aja Kiara." Ujar Kiara dengan senyum yang dipaksakan.

"Iya Kiara."

"Kiara, sekarang kamu siapkan kamar untu Bella agar dia dapat segera istirahat. Kamu pasti lelah kan sayang setelah melewati perjalanan yang jauh ini?" Ujar Rehan sambil mengelus puncak kepala Bella dengan lembut.

"Iya Mas." Jawab Bella sedikit canggung.

"Ya sudah sekarang kita duduk di sofa dulu sambil menunggu Kiara menyiapkan kamar untukmu." Ajak Rehan.

Lagi Bella hanya mampu menuruti keinginan pria itu.

"Kiara, kamu bawa juga koper Bella lalu masukkan bajunya juga ke dalam lemari."

"Iya Mas."

Kiara pun melaksanakan apa yang telah dikatakan Rehan. Kiara membawa koper ke arah kamar tamu yang berada di depan kemudian mulai mengganti seprei, selimut serta menyusun pakaian yang berada di koper ke dalam lemari dengan rapi.

Kamar itu sudah cukup bersih karena setiap hari Kiara telah membersihkannya, hanya perlu membereskan sedikit barang lalu tidak butuh waktu lama kamar itu pun telah siap untuk digunakan.

Setelah selesai membereskan kamar, Kiara duduk sejenak di atas ranjang kemudian melihat sebuah amplop yang dia simpan di saku bajunya.

Kiara kembali berfikir haruskah dia mengatakan kepada Rehan jika dia sedang hamil?

Atau tetap diam dan membiarkan Rehan tidak mengetahui keberadaan anak yang sedang Kiara kandung saat ini?

Kiara begitu dilema, Kiara kembali teringat apa wanita yang sedang hamil itu.

"Bella kelihatannya wanita yang baik, lembut serta cantik. Mungkin Rehan akan bahagia jika hidup bersamanya. Lagi pula sepertinya mereka pasangan yang cocok." Humam Kiara.

Dan pada akhirnya Kiara tidak mampu berterus terang kepada Rehan, dia tidak ingin menghancurkan kebahagiaan sepasang kekasih yang sedang berbahagia oleh sang malaikat kecil yang akan hadir ditengah-tengah mereka.

Kiara memasukkan kembali surat dokter itu kedalam sakunya, lalu keluar dari kamar untuk pergi ke dapur.

Dan saat dia sampai di dapur, ternyata sudah ada dua orang yang telah mendahuluinya.

"Siapa yang ulang tahun Kia?" Tanya Bella dengan senyum manisnya yang membuatnya bertambah cantik dan manis.

"Mas Rehan." Jawab Kiara.

"Mas ulang tahun?"

"Iya" jawab Rehan.

"Kalau begitu selamat ulang tahun ya Mas, maaf aku belum menyiapkan kado apapun untuk Mas." Ujar Bella.

"Tidak papa sayang, kehadiranku dan calon anak kita di hidup Mas sudah menjadi kado terindah untuk Mas. Selain itu Mas tidak menginginkan yang lainnya." Ujar Rehan dengan lembut.

Sedangkan Kiara yang melihat betapa perhatiannya Rehan kepada Bella membuat hatinya sedikit cemburu. Tapi dia tetap bersikap biasa saja, dia tidak ingin menghancurkan kebahagiaan suaminya.

"Mas, ini kado dariku." Ujar Kiara sambil memberikan kado yang telah dia siapkan.

"Letakkan di meja." Jawab Rehan dengan dingin.

"Ayo kita makan. Mas ambilkan ya nasi untukmu." Ajak Rehan.

"Tidak perlu Mas." Jawab Bella.

"Sudah biar Mas yang ambilkan."

Mereka pun makan bersama dengan Kiara yang hanya mampu melihat keromantisan Rehan dan Bella yang membuat hati kiara terbakar api cemburu.

Dan lagi Kiara hanya mampu menahan rasa memburunya dalam-dalam hingga tidak ada satu pun orang yang mengetahuinya.

Bukan Istri Impian (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang