Part 24

30.9K 1.7K 27
                                    

Happy Reading guys!!!

"Rehan apakah dia sedang hamil?" Tanya Bella lagi.

"Aku tidak tau."

"Bagaimana bisa kamu tidak tau. Dia istrimu Rehan."

"Tidak, dia tidak mungkin hamil. Jika dia hamil, dia akan mengatakannya padaku."

"Jika dia tidak mengatakannya bagaimana?"

"Itu bukan urusanmu"

Rehan berlalu pergi meninggalkan Kiara yang terdiam di tempatnya. Dia kini menjadi saksi betapa peliknya masalah rumah tangga yang harus Kiara hadapi.

*****

Bella keluar dari kamarnya karena rasa haus yang menerpa mengirimkannya, dan baru satu langkah Bella keluar dari kamarnya dia merasakan lantainya basah dan licin.

"Hati-hati, lantainya basah." Teriak Kiara tidak jauh dari Bella.

Bella melihat Kiara yang sedang memegang pelan serta ember yang berada tidak jauh darinya.

Bella merasa kasihan melihat Kiara yang harus membersihkan rumah sebesar dan seluas ini seorang diri, maka Bella berinisiatif untuk menawarkan bantuannya kepada Kiara.

"Bolehkah aku membantumu mengepel lantai?"

"Tidak perlu, kamu sedang hamil besar. Banyak-banyaklah istirahat. Nanti kakimu bisa bengkak."

"Apa kau butuh sesuatu?" Lanjut Kiara.

"Tidak, terimakasih. Kalau begitu aku masuk lagi ya."

"Iya."

Bella pun masuk kembali ke kamarnya dengan perasaan yang tidak enak. Bella merasa telah merepotkan Kiara selama dia tinggal disini. Kiara telah memasak, menyapu, mengepel dan melaksanakan semua pekerjaan rumah seorang diri. Sedangkan dia hanya mampu terdiam tanpa bisa membantu apapun.

****

Bella berjalan dengan sedikit tertatih. Kakinya membesar, dan sepertinya mengalami bengkak.

Karena kakinya terasa sakit, Bella memutuskan untuk duduk dahulu di sofa untuk sekedar, meredakan rasa sakit di kakinya.

Tanp Bella sadari sejak tadi ada seseorang yang sedang memperhatikannya dari kejauhan. Dan sekarang wanita itu mulai berjalan mendekati Bella.

"Kamu kenapa Bella?" tanya Kiara.

"Tidak papa."

"Sepertinya kakimu bengkak, sini saya pijat."

Kiara yang merasa kasihan pada Bella yang kakinya bengkak pun menawarkan diri untuk memijat kakinya.

"Tidak perlu Kia. Saya tidak papa kok."

Sedangkan Bella yang merasa, tidak enak pun mencoba untuk menolak tawaran Kiara.

"Tidak papa."

Kiara duduk di sebelah Bella kemudian mengangkat kakinya untuk dipijat.

"Eh Kia, tidak usah."

"Tidak papa Bella, bukankah anakmu juga akan menjadi anakku? Jadi biarkan aku merawatmu sekarang."

Bella kagum oleh kelembutan dan kebaikan Kiara, Bella terus memandang wajah ayu Kiara yang terpahat sempurna.

Bella kembali berfikir apakah mungkin wanita secantik dan sebaik Kiara berselingkuh dari Rehan?

Dari yang Bella lihat justru Kiara sangat patuh dan setia pada Rehan, dan tidak pernah keluar rumah seperti wanita lain yang senang pergi ke salon atau berbelanja untuk menghabiskan uang suaminya.

Bukan Istri Impian (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang