Part 12

37.4K 2.1K 12
                                    

Happy Reading Guys.
Salam manis dari Dessel yang manis.

"Hidup terkadang memang tidak seindah yang diinginkan dan diharapkan bukan? Maka bersabarlah atas masalah yang sedang kamu hadapi saat ini. Karena kita tidak akan pernah tau bagaimana kebahagiaan akan datang menghampirimu."

Kiara kembali teringat pesan dari seseorang yang dulu selalu menasehatinya dengan penuh rasa sabar yang luar biasa. Hingga membuat Kiara bingung, terbuat dari apakah hati orang itu hingga mampu bersabar disaat badai telah datang menghampirinya.

"Maafkan aku Kak, aku tidak sekuat itu untuk menerima ujian dari Allah swt. Tapi aku akan tetap berusaha untuk bersabar seperti apa yang Kakak katakan dulu." ujar Kiara.

Kiara menghapus air mata yang ada di wajahnya, kemudian berusaha menguatkan jiwa dan raganya agar mampu menerima semua ini.

***
Satu bulan sudah kedua mertua Kiara tinggal di Indonesia. Kehadiran mereka merubah begitu banyak hal dalam kehidupan Kiara bersama Rehan.

Sejak kehadiran mertuanya Rehan tidak pernah berlaku kasar padanya, bahkan Rehan memperlakukan Kiara begitu baik, membuat Kiara begitu bahagia dan dapat merasakan seperti apa itu yang dinamakan pernikahan yang sempurna.

Kenapa sempurna?

Karena Kiara diperlakukan layaknya seorang istri dan diperlakukan seperti anak mereka sendiri oleh kedua mertuanya, membuat Kiara merasakan kembali kasih sayang dari orang tua walaupun bukan dari orang tua kandungya sendiri, tapi itu cukup untuk membuat Kiara bahagia bisa merasakannya kembali.

"Mah, tinggalah lebih lama di sini, nanti siapa yang akan menemani Kiara?" bujuk Kiara dengan manja.

"Kan masih ada Rehan, suamimu. Dia yang akan menemanimu setiap hari. " jawab Dewi.

"Mas Rehan kan kerja Mah" bujuknya lagi.

"Sayang, Mamah dan Papah juga ingin menemanimu setiap hari. Tapi kami tidak bisa, lagi pula dydah satu bulan kita di sini jika Papah dan Mamah di sini terlalu lama, maka perusahaan Papah tidak ada yang mengurus. " bujul Wisnu.

"Jika Papah terus di sini maka perusahaan Papah bisa bangkrut Kiara. Jadi biarkanlah mereka pergi" ujar Rehan.

"Tapi, nanti aku pasti kangen sama Papah dan Mamah" ujar Kiara.

Kini Kiara mulai menangis, dia telah mencoba agar tidak menangis sejak tadi tapi tidak bisa. Air matanya lolos begitu saja.

Kiara tidak ingin berpisah dari orang tuanya lagi, Kiara takut jika orang tua yang Kiara miliki saat ini juga akan meninggalkannya. Kiara tidak ingin hal itu terjadi, tidak mau dan tidak akan mau.

"Mamah... "

Kiara berhampur memeluk Dewi dengan begitu erat, seolah dia tidak mengijinkan Dewi pergi. Kiara menangus dalam pelukan Dewi.

Sebenarnya Dewi jiga tidak tega meninggalkan Kiara, dia juga khawatir jika Rehan tidak menjaga Kiara dengan baik. Tapi Dewi tidak dapat berbuat apa-apa, dia harus pergi ikut bersama suaminya ke Amerika untuk mengurus perusahaan keluarganya.

"Sayang, sudah jangan menangis. Jika ada waktu Mamah akan mengunjungimu. "

Dewi mencoba menghibur Kiara agar Kiara tidak menangis lagi. Sungguh hatinya perih kala melihat Kiara menangis, apa lagi Kiara telah dia anggap seperti anaknya sendiri hingga membuat Dewi enggan melepaskannya.

"Tapi Mah, Amerika dan Indonesia itu sangat jauh. Pasti butuh waktu yang lama untuk Mamah datang lagi ke sini. Kiara akan sangat merindukan Mamah." ujar kiara.

Bukan Istri Impian (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang