Part 9

36K 2.2K 71
                                    

Hay guys
Dessel07 balik lagi ni.
Happy reading.

"Bangun! Hey bangun. Dasar tukang tidur, kerjaanmu hanya tidur terus, " ujar Rehan sambil menendang tubuh Kiara menggunakan kakinya.

Sedangkan Kiara yang merasa tubuhnya begitu kedinginan dan entah mengapa rasanya untuk membuka mata saja dia tidak mampu apa lagi sampai bangun. Kiara hanya mampu mendengar teriakan Rehan dan tendangan kakinya yang mengenai tubuhnya.

Dia pasrah akan diperlakukan bagaimana pun oleh Rehan, karena tubuhnya sudah tidak mampu lagi untuk melawan.

"Kiara, apa kau tuli hah? " ujar Rehan lagi.

"Bangun... "

Dan saat Rehan akan menarik tubuh Kiara, tanpa sengaja kakinya terpeleset  hingga jatuh tepat di atas tubuh Kiara.

Wajah putih bersih, cantik natural, kepala yang selalu tertutupi oleh hijab yang lebar membuatnya begitu cantik bak bidadari. Tubuh yang dulu dia anggap besar kini menyadari bahwa tubuh istrinya tidak segemuk perkiraannya. Tubuh istrinya terlihat besar karena dia selalu memakai gamis yang cukup besar, bahkan hingga menutupi kedua kakinya. Itulah yang membuatnya terlihat gemuk.

Satu yang dia sesali, wajah yang biasanya terlihat berseri kini terlihat begitu pucat. Kulit putih yang biasanya merona oleh senyuman sekarang berganti menjadi kulit pucat bak mayat.

Tidak, dia tidak ingin jika istrinya pergi meninggalkannya. Dia masih belum siap hidup tanpa Kiara.

"Tunggu ada apa dengan hatiku, kenapa aku merasa khawatir pada wanita ini? Dan kenapa aku takut kehilangannya? Tidak Rehan, kamu sudah punya Keyla. Ingat itu! " gumam Rehan dalam hati.

Sedangkan Kiara yang ada di bawah tubuh Rehan merasa terhimpit, tidak dapat bernafas. Ingin mendorong namun tidak mampu. Ingin bicara tapi tenggorokan rasanya begitu sulit untuk mengeluarkan suara. Kiara bingung apa yang harus dia lakukan agar Rehan mau bangkit dari atas tubuhnya.

Dan pada akhirnya Kiara berusaha untuk mengeluarkan suara untuk mengakhiri ini semua.

"Ma.. mas, be.. be... berat" ujar Kiara dengan susah payah.

Seketika Rehan begitu terkejut atas ucapan dari istrinya. Sesegera mungkin Rehan bangkit dari tubuh Kiara, kemudian mencoba menetralkan detak jantungnya yang berpacu sangat cepat saat berada di dekat Kiara tadi.

"Kamu keluar, aku akan mandi" ujar Rehan dengan dingin.

"I.. iya Mas"

Kiara berusaha bangkit dari tidurnya dengan susah payah dan alhamdulillah sekarang dia telah berdiri sempurna meskipun membutuhkan waktu beberapa saat untuk bangun.

Sedangkan Rehan tidak memperhatikan Kiara yang sedang kesusahan bangun karena dia sekarang sedang sibuk menetralkan detak jantungnya.

"Oh ayolah, jangan gugup. Bukankah kamu bertemu dengannya setiap hari?" gumam Rehan dalam hati. 

Saat Kiara akan berjalan baru satu langkah kakinya tidak dapat menopang tubuhnya membuat Kiara akan terjatuh, sedangkan Rehan yang melihat hal itu langsung menangkap tubuh Kiara agar tidak terjatuh.

"Hey kamu kenapa? " tanya Rehan.

Namun tidak ada jawaban dari orang yang ditanya.

"Kiara, bangun Kiara" ujar Rehan sambil menggoyangkan tubuh Kiara dan betapa terkejutnya dia saat dia merasakan suhu tubuh Kiara yang sangat panas.

Rehan panik, bagaimana jika orang tuanya tau kalau dia bersikap buruk pada istrinya bisa-bisa habislah hidupnya saat ini.

Rehan segera membopong tubuh Kiara kiara ke atas ranjang, kemudian membaringkan tubuh istrinya lalu menyelimutinya. Rehan bingung apa yang harus dia lakukan agar Kiara dapat segera bangun. Matilah dia jika Kiara benar-benar tidak bangun.

Bukan Istri Impian (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang