Part 11

36.6K 1.9K 11
                                    

Happy Reading!

Kiara kembali memasukki kamarnya, kemudian tidur kembali mencoba untuk tidur dan melupakan apa yang telah dia dengar barusan.

Tapi gagal, cara yang dia gunakan tidak berhasil, justru air matanya semakin lama semakin deras mengalir dari kedua pelupuk matanya membuat Kiara bingung apa yang harus dia lakukan.

"Salahkah aku jika aku mencintai suamiku sendiri? Salahkah aku mencintaimu Mas? Kenapa mencintaimu harus sesakit ini?" beribu pertanyaan bermunculan di otak cantiknya.

Kiara terus berfikir dan bertanya seorang diri, namun tidak pernah menemukan jawabannya. Dia sadar selama ini Kiara memang bukan istri yang diinginkan dan bukan istri yang diharapkan Rehan. Tapi pantaskah dia diperlakukan seperti itu?

Flaskback...

"Ini rumah Mas? " tanya Kiara saat dia telah memasukki sebuah rumah yang cukup mewah dengan dua lantai.
"Bukan, ini rumah orang tuaku" jawab Rehan dengan dingin dan seadanya.

"Lalu Om Wisnu dan Tante Dewi sekarang ada dimana? " tanya Kiara lagi.

Katakanlah jika Kiara itu cerewet, karena dia sama sekali tidak mengetahui apapun tentang pria yang baru saja sah menjadi suaminya. Wajarlah jika dia banyak bertanya, agar dia dapat lebih mengenal suaminya.

"Mereka kembali ke Amerika" jawab Rehan lagi.

"Jadi kita hanya berdua di sini? "

"Ya, apa kau takut? "

"Tidak"

"Bagus"

Kiara terdiam beberapa saat sambil melihat suaminya yang sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Entah apa yang sedang dia lakukan pada ponsel itu, yang pasti Kiara begitu bingung saat berada diposisi seperti ini.

Sebenarnya ada hal yang ingin Kiara tanyakan lagi, tapi dia merasa ragu. Haruskah dia menanyakan hal itu?

Kira berfikir sejenak untuk menimbang haruskah dia bertanya atau menunggu suaminya untuk bicara lebih dulu. Dan pada akhirnya Kiara memutuskan untuk bertanya saja dari pada harus terus saling diam seperti ini bagai dua patung yang tidak dapat bergerak ataupun berbicara.

"Mmmm... Mas, kamarku ada dimana ya? "

"Kamarmu ada di ruang paling ujung sana di sebelah dapur" jawab Rehan sambil menunjuk ke arah dapur.

"Bukankah itu kamar pembantu" gumam Kiara dalam hati.

"Setiap pagi kamu harus memasak, nyapu, ngepel, cuci baju, nyetrika, bangunin aku dan pekerjaan rumah lainnya. Kamu bisa memulainya besok, sekarang kamu boleh istirahat dulu"

"Baik Mas, kalau gitu Kiara ke kamar duluan. Assalamualaikum. "

"Waalaikumsalam."

Kiara pergi ke arah kamarnya untuk membereskan pakaian beserta keperluannya sehari-hari. Saat Kiara mencoba membuka pintu, Kiara merasa sedikit kesulitan.

"Apakah pintu ini terkunci atau rusak? " tanya Kiara seorang diri.

Kiara mencoba berulang kali untuk membuka pintu itu, dan pada akhirnya pintu itu dapat di buka. Kiara melihat sekeliling kamar ini. Kamar yang sangat sempit yang hanya berisi satu ranjang single bad dan satu lemari kecil.

Kiara bertanya-tanya, sejak kapan kamar ini tidak digunakan? Hingga debu dan sarang laba-labanya begitu banyak memenuhi ruangan itu.

"Semangat Kiar, ayo kita bereskan kamar ini. Semangat! " ujar Kiara menyemangati dirinya sendiri.

Bukan Istri Impian (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang