Happy Reading guys!!!
"Iya." Jawab Kiara.
Kiara melihat wanita paruh baya itu, Kiara merasa pernah melihat wanita itu di suatu tempat. Tapi dia lupa pernah bertemu dengannya dimana.
"Nak, bisakah kamu ikut Ibu bertemu dengan Keyla?" Pinta Sinta.
Sinta sangat berharap jika Kiara mau menuruti keinginannya. Jika dia menolak sekalipun Sinta akan terus berusaha hingga Kiara mau bertemu dengan Keyla.
"Kiara tidak akan pergi kemanapun." Ujar Rehan dengan tegas.
"Ibu mohon. Kiara ikut Ibu menemui Keyla, ada yang ingin Ibu bicarakan bersama kalian." Pinta Sinta.
"Jika ada yang ingin Ibu katakan, katakan sekarang saja." Ujar Rehan.
"Ibu tidak bisa mengatakannya disini."
"Kalau begitu Ibu bisa pergi sekarang." Usir Rehan.
"Ibu mohon ikutlah bersama ibu Nak." Mohon Sinta sambil berlutut.
"Sekarang Ibu pergi dari rumah saya!" Teriak Rehan.
"Rehan bicaralah lebih sopan kepada orang yang lebih tua." Ujar Wisnu menasehati.
"Tidak bisakah kau mengijinkan Kiara ikut bersama kami walau hanya sebentar." Ujar Jidan.
"Tidak akan." Jawab Rehan kekeh.
"Ibu mohon Nak." Ujar Sinta yang masih dalam keadaan berlutut.
Kiara yang merasa tidak tega melihat Sinta berlututpun membantu Sinta untuk berdiri.
"Ayo bangun Bu." Ujar Kiara kepada Sinta.
Sekali lagi Sinta dapat dekat dengan Kiara membuatnya merasa bahagia. Ingin rasanya dia memeluk Kiara, tapi dia tidak dapat melakukannya.
"Kiara." Panggil Rehan sambil menarik tangan Kiara agar menjauh dari Sinta.
"Mas, ijinkan aku ikut dengan Ibu itu ya." Pinta Kiara dengan lembut.
"Kiara apakah kamu tahu wanita itu siapa?" Tanya Rehan.
"Tidak."
"Dia Ibu dari Keyla, wanita yang telah membuatmu masuk rumah sakit." Ujar Rehan.
"Tapi Mas, tidak ada salahnya kan kita mengikuti keinginan Ibu itu. Siapa tahu apa yang dikatakan Ibu itu penting." Bujuk Kiara.
"Tidak, ayo masuk." Ajak Rehan agar Kiara masuk ke dalam rumah.
"Mas tunggu. Bagaimana jika Mas ikut kami saja, aku pergi bersama Mas menemui Keyla. Mau ya Mas." Bujuk Kiara lagi.
"Tapi Kiara..."
"Aku mohon Mas."
Rehan merasa tidak sanggup menolak permintaan dari Kiara jika sudah begini. Entah mengapa sekarang sangat sulit menolak permintaan dari Kiara, rasanya dia ingin selalu menuruti apapun permintaan dari istrinya itu.
"Baiklah. Asalkan kamu pergi bersamaku." Ujar Rehan.
"Iya Mas." Ujar Kiara sambil tersenyum.
"Ma, Pa kami pergi dulu ya." Pamit Rehan.
"Kiara juga pamit ya Pa, Ma." Ujar Kiara.
"Iya kalian hati-hati ya." Ujar Wisnu.
"Jaga baik-baik istri kamu Rehan, sekarang ada dua nyawa yang harus kamu lindungi." Nasehat Dewi.
"Iya Ma, Pa Rehan akan jaga Kiara dengan baik. Tidak akan Rehan biarkan siapapun dapat menyakiti istriku." Ujar Rehan.
"Papa percaya sama kamu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Istri Impian (End)
RomanceWanita hanya mengharapkan pernikahan yang berjalan dengan lancar dan bisa menjalani pernikahan itu dengan harmonis. Namun, tidak semua wanita mendapatkan hal yang diinginkannya. Ada sebagian wanita mungkin mendapatkan pernikahan dan suami impian me...