Part 35

31.3K 1.3K 25
                                    

Hay guys,
Dessel manis balik lagi ni, dan tentunya dengan update cerita yang tidak kalah seru dari yang sebelumnya. Lets Reading guya!

"Mas, Kiara mau bicara sesuatu sama Mas." ujar Kiara yang baru saja selesai membereskan meja makan.

"Mau bicara apa sayang?" tanya Rehan.

"Mas kapan akan menikah dengan Bella?" tanya Kiara dengan sendu.

Ya sebenarnya Kiara tidak sanggup dan tidak akan pernah sanggup jika harus berbagi suami dengan wanita lain. Egois, apakah Kiara boleh egois?

Tentu saja dia ingin, tapi dia juga tidak sanggup melakukannya. Bagaimana pun Kiara juga seorang wanita, dan dia tidak dapat membayangkan jika dia dalam posisi Bella.

Pasti dia akan merasa sangat sedih dan terpukul saat pria yang telah menghamilinya malah menikah dengan wanita lain. Kiara tidak sangguo melakukan hal sekeji itu.

"Apakah kamu ingin Mas menikah dengan Bella?" bukannya menjawab pertanyaan Kiara, Rehan malah balik nanya kepada Kiara.

"Tentu saja tidak. Tapi bagaimanapun bayi itu telah lahir Mas. Dan Mas harus bertanggung jawab atas bayi itu." ujar Kiara sambil menunduk.

Kiara merasa sangat sakit di hatinya. Tapi dia harus tegar dan kuat. Kiara tidak ingin menjadi alasan atas dosa yang telah suaminya perbuat.

"Jadi Mas harus menikah dengan Bella ya?" tanya Rehan dengan santai.

"Tentu saja Mas harus menikahinya. Bayi itu adalah anak Mas, darah daging Mas. Dan Mas harus bertanggung jawab atas bayi itu." ujar Kiara dengan linangan air mata.

Rehan tersenyum sejenak kemudian menghapus air mata di pipi Kiara dengan lembut.

Kiara merasakan sentuhan yang begitu lembut dari suaminya membuat dia merasa lebih tenang sedikit. Sentuhan ini, sentuhan yang membuat Kiara tidak mampu jauh dari Rehan hingga dia tidak rela jika harus berbagi suami dengan wanita lain.

"Sekarang istri Mas semakin tegas dan tegar ya." ujar Rehan sambil menghapus air mata Kiara.

"Sudahlah Mas. Jawab aku, kapan Mas akan menikah dengan Bella?" tanya Kiara lagi.

Meskipun sakit dia harus mendapatkan kepastian dari Rehan, demi seorang bayi yang tidak bersalah. Bayi yang baru saja lahir ke dunia atas izin dari Allah swt.

"Anak itu sudah bersama Ayahnya." ujar Rehan.

"Maksud Mas?" tanya Kiara yang belum memahami apa maksud dari ucapan Rehan.

"Iya, Bella dan anaknya sudah bersama dengan suami sekaligus Ayah mereka." ujar Rehan.

"Jadi sebenarnya selama ini temanku Marco menitipkan Bella yang sedang hamil tua kepadaku karena dia harus mengurus perusahaannya yang ada di luar negeri. Berhubung Marco atau istrinya tidak memiliki kerabat di Indtjadi dia menitipkan istrinya kepadaku karena kita sudah berteman cukup lama." jelas Rehan.

"Oh begitu, lalu kenapa Mas bohong sama aku dan mengatakan bahwa Bella adalah pacar Mas yang sedang hamil anak Mas? " tanya Kiara lagi.

"Untuk balas dendam." jawab Rehan enteng.

"Apa balas dendam? Apa salahku hingga Mas ingin balas dendam padaku?" tanya Kiara bertubi-tubi.

"Karena kau telah berani dekat dengan Hansaf." jawab Rehan lagi.

"Tapi kan Hansaf itu sepupuku, apakah perlu Mas cemburu saat aku dekat dengan sepupuku sendiri? " ujar Kiara tidak percaya.

"Walaupun dia sepupumu, dia tetap seorang pria." ujar Rehan kekeh tidak mau kalah.

"Tapi Mas, sekarang Hansaf telah menikah jadi Mas tidak perlu cemburu seperti itu." ujar Kiara lagi mencoba untuk membuat Rehan sadar bahwa apa yang telah dilakukannya itu tidaklah benar.

"Tetap saja aku tidak suka jika kau dekat dengannya."

"Mas ini bagaimana sih, saat Mas dekat dengan Bella yang bahkan bukan siapa-siapa Mas saja aku terima. Masa saat aku dekat dengan sepupuku sendiri Mas cemburu. "

Kiara terus mencoba untuk menyadarkan Rehan agar Rehan sadar dan mencoba untuk mengerti posisi Kiara saat ini. Dia tidak ingin jika suatu saat Kiara dekat dengan pria lain walaupun hanya sekedar teman Rehan tidak merasa cemburu buta lagi.

"Aku tidak memiliki perasaan apa-apa pada Bella."

"Dan aku pun tidak memiliki perasaan apa-apa kepada Kak Hansaf, selain rasa persaudaraan. Jika ada yang harus cemburu,seharusnya itu aku Mas." ujar Kiara.

"Setiap hari aku harus melihat suamiku sendiri bersama wanita lain, bahkan mereka terlihat begitu mesra dan intim. Sedangkan aku yang notabenenya istri Mas sendiri tidak pernah diperlakukan semanis dan selembut itu." lanjut Kiara.

"Bukankah sekarang aku telah bersikap manis dan lembut padamu?"
"Iya memang, tapi sekarang. Sedangkan dulu Mas bersikap sangat dingin padaku bahkan Mas bersikap kasar padaku. Aku selalu menerima semua perlakuan buruk Mas." ujar Kiara yang mulai terbawa emosi. Bahkan kedua matanya telah memerah membuat sebuah aliran sungai dikedua pipinya.

Ya Kiara menangis. Sebenarnya Kiara tidak tau apa yang sedang dia tangisi, yang dia tahu hanyalah saat ini dia ingin menangis.

"Aku terima itu Mas, aku terima. Tapi satu hal yang tidak dapat aku terima yaitu ketidakpercayaan Mas padaku. " ujar Kiara dengan linangan air mata.

"Mas boleh pukul aku, bentak aku, cuekin aku bahkan membuang semua masakan yang telah aku buat untuk Mas. Tapi satu yang aku minta, jangan ragukan kesetiaanku untukmu Mas. Karena di dunia ini aku tidak memiliki siapapun selain Mas dan keluarga Kak Hansaf. Hanya kalian yang aku punya Mas. Aku tidak punya siapapun lagi." lanjut Kiara dengan deraian air mata yang lebih deras dari yang sebelumnya.

Rehan segera mendekap tubuh Kiara. Rehan benar-benar tidak menyangka jika kecemburuannya dapat menyakiti hati istrinya sedalam ini. Rehan benar-benar menyesal telah meragukan kesetiaan istrinya. Tidak seharusnya Rehan meragukannya, meragukan atas segala pengorbanan dan kesetiaan Kiara padanya.

Didalam hati Rehan berjanji bahwa hal ini tidak akan pernah terjadi lagi suatu hari nanti. Tidak akan. Cukup hari ini saja Rehan melihat Kiara menangis kembali oleh ulahnya. Cukup hari ini untuk yang terakhir kalinya Kiara menangis. Dimasa depan Rehan akan membuat Kiara tersenyum bahagia walaupun ada air mata di wajah Kiara, itu akan menjadi air mata kebahagiaan.

"Maafkan Mas sayang. Maafkan Mas. Tidak seharusnya Mas meragukanmu. Maafkan Mas." ujar Rehan dengan rasa penuh penyesalan.

"Sayang kamu mau kan maafin Mas. Mas janji hal ini tidak akan terulang kembali dimasa depan. Mas akan percaya kepadamu sepenuhnya, tapi Mas tidak dapat berjanji untuk tidak cemburu jika kamu dekat dengan pria lain. Karena Mas sangat mencintaimu dan Mas takut jika suatu saat kamu akan meninggalkan Mas." ujar Rehan dengan jujur.

"Tidak Mas, aku tidak akan meninggalkan Mas apapun yang terjadi. Hanya maut yang dapat memisahkan kita. Selain itu, tidak akan aku biarkan Mas jauh dariku." jawab Kiara yang mulai merasa tenang oleh pelukan hangat dari suaminya, Rehan.

Huaaa....
Kok jadi mellow ya. 😭😭😭
Tadinya aku mau buat part ini jadi heppy, tapi ko malah sedih ya?
Mungkin karena suasan hatiku yang lagi hancur kali ya?
Terima Kasih semuanya yang udah mampir. Jangan lupa vote sama komentarnya ya guys.

Bukan Istri Impian (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang