Happy Reading guys!!!
Rehan memasukki mobil, kemudian duduk di kursi kemudia. Tangannya mengepal dengan kuat, matanya membuka sangat libar, rahangnya mengeras dan berulang kali dia memukul-mukul stir mobil.
"Keyla, kamu berani-beraninya membohongiku" gumamnya.
Saat dalam keadaan marah, tiba-tiba ponselnya berbunyi tanda ada yang menghubunginya. Dan saat Rehan melihat ternyata dari pihak kantorlah yang menelfonnya.
Dia angkat panggilan itu lalu berucap "Ada apa! "
"Maaf pak, ada masalah di kantor. Bisakah bapak kesini? " ucap seseorang dari sebrang sana.
"Iya, saya akan segera ke sana. "
Tanpa aba-aba Rehan langsung memutuskan secara sepihak, kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan yang tinggi.
Tidak butuh waktu lama untuk Rehan sampai di kantornya, terbukti dia hanya membutuhkan waktu 10 menit saja untuk sampai dan langsung memasukki kantor untuk mengerjakan pekerjaannya.
Satu demi satu laporan dia baca dan periksa. Semakin banyak yang dia periksa semakin membuatnya marah, benar-benar marah. Karena ternyata dia telah salah nemperkerjakan orang dan inilah akhirnya.
"Mia, berani-beraninya kau melakukan hal itu" ujarnya dengan penuh kemarahan.
Rehan mengambil telephon kantor, lalu mengetik angka dengan sangat cepat.
"Michel kamu laporkan Mia ke polisi, lalu bawa bukti-buktinya. "
"Baik pak"
Hari ini Rehan benar-benar dibuat kalut, begitu banyak masalah yang menerpanya hingga rasanya dia putus asa untuk menghadapinya. Tapi dia tidak bisa menyerah begitu saja, banyak karyawan yang bekerja di perusahaan yang dia pegang jika dia berhenti sekarang maka akan banyak orang yang akan kehilangan pekerjaannya.
Jam telah menunjukkan pukul 22.00 namun Rehan masih bergelut dengan pekerjaannya. Dia terus berkutat dengan leptop dab berkas yang tiada habisnya hingga hanya tersisa dia dan satpat di kantor itu.
Tok tok tok
"Sudah malam Pak, apakah bapak tidak akan pulang malam ini? " tanya seorang satpam yang menghampirinya.
Rehan segera melihat jam tangan yang melingkar indah di tangannya lalu terbit sebuah senyum dari bibirnya. Senyum yang tidak akan ada yang tau apa arti dari senyumannya.
"Iya, saya akan pulang sekarang. " jawabnya.
Rehan segera membereskan barang-barangnya kemudian keluar dari ruangan itu, lalu menuju ke mobilnya. Dengan keadaan hati dan raga yang lelah Rehan menyetir mobilnya dengan setengah hati, dia merasa prihatin. Prihatin atas apa yang telah menimpanya.
"Orang yang aku cintai berselingkuh, istriku bersama pria lain dan perusahaan yang aku jalankan hampir runtuh. Lalu apa yang aku punya sekarang? "
"Rehan, Rehan kau memang seorang pecundang" makinya pada diri sendiri.
Rehan memarkirkan mobilnya pada sebuah sebuah club malam yang cukup ramai pengunjungnya, terlihat dari banyaknya mobil dan motor yang terparkir di area parkir club malam itu.
Rehan memasukki club malam itu, ternyata club malam ini lebih ramai dari perkiraannya. Di dalam bar itu ada begitu banyak orang yang berlenggak-lenggok mengikuti irama lagu dj yang begitu keras, Rehan melihat ada banyak pemuda dan pemudi yang sedang berciuman, minum atau sekedar duduk untuk melihat para wanita yang sedang menari erotis di atas panggung.
Rehan menuju ke arah bar untuk memesan minuman.
"Vodka satu" ujar Rehan pada seorang bartender. Dengan sigap bartender itu menyajikan minuman yang dipesan oleh Rehan lalu langsung menyajikannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/248846407-288-k587340.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Istri Impian (End)
RomanceWanita hanya mengharapkan pernikahan yang berjalan dengan lancar dan bisa menjalani pernikahan itu dengan harmonis. Namun, tidak semua wanita mendapatkan hal yang diinginkannya. Ada sebagian wanita mungkin mendapatkan pernikahan dan suami impian me...