Happy Reading guys!
Kiara turun dari mobil yang dia tumpangi, dia memperhatikan rumah mewah yang terdapat taman yang cukup luas yang dipenuhi oleh berbagai jenis bunga.
"Indah." Gumam Kiara.
"Semua bunga ini ditanam oleh Bundaku." Ujar Hansaf yang sepertinya mendengar apa yang dikatakan Kiara.
"Tante Resa ada disini?" Tanya Kiara dengan wajah yang bahagi.
"Tentu saja. Bundaku selalu pergi kemanapun aku pergi. Kami selalu bersama." Jawab Hansaf.
"Bolehkah aku bertemu dengannya?"
"Tentu saja."
Mereka berdua pun masuk kedalam rumah itu. Beberapa kali Kiara dibuat kagum oleh interior rumah yang sangat elegan dan indah.
"Sepertinya Bunda sedang ada di dapur."
"Ayo, ikuti aku" lanjutnya.
Hansaf berjalan ke dapur dengan Kiara yang mengikutinya dibelakang. Dan terlihatlah di dapur ada seorang wanita paruh baya yang sedang membuat kue.
"Bun, lihat siapa yang datang." Ujar Hansaf.
Wanita itu pun menghentikan kegiatan memasaknya untuk melihat Hansaf yang datang bersama Kiara.
"Dia, apakah dia Kiara?" Tanya Resa.
"Iya Bun, dia Kiara. "
Resa segera memeluk Kiara untuk melepas rindu. Dia tidak pernah menyangka setelah dia mencari Kiara selama ini, sekarang dia dapat bertemu kembali dengan Kiara. Putri kecilnya yang manis.
"Ya Allah Nak, sudah lama kita tidak bertemu. Kamu semakin cantik saja."
"Tante Resa, bagaimana kabarnya sekarang? Kiara kangen sama Tante. " Ujar Kiara dengan penuh rasa haru.
"Alhamdulillah baik Nak. Bagaimana denganmu?"
"Aku juga baik ko Tante."
"Lalu sekarang kamu tinggal dimana? Kenapa rumah yang lamamu tidak ditempati?"
"Sekarang Kiara sudah menikah Tan, dan Kiara tinggal bersama suami Kiara." Jawab Kiara dengan jujur.
"Keponakan Tante sudah besar rupanya, sekarang sudah menjadi seorang istri."
"Iya Tante."
"O iya, kami mendengar katanya orang tuamu meninggal, apakah itu benar Nak?"
"Iya Tante."
Kiara kembali memeluk Resa dengan penuh tangisan. Dia kembali teringat orang tuanya yang dulu sangat menyayanginya dan hidup bahagia bersama mereka. Berbeda dengan sekarang yang jauh dari kehidupannya dulu.
Kiara tidaklah menyesal menikah dengan Rehan. Yang dia sesali hanyalah hatinya yang terlalu lemah dan mudah mencintai pria yang telah memiliki kekasih selain dirinya.
Mengapa dia harus mencintai orang yang tidak mencintainya sama sekali. Dia benci itu, sangat membencinya. Lebih tepatnya dia membenci dirinya sendiri.
"Kamu yang sabar ya Nak, meskipun tidak ada orang tuamu sekarang tapi ada Tante yang akan selalu menerimamu sebagai Putri Tante."
"Terimakasih Tante."
"Sudahlah Tante tidak usah bersedih. Bagaimana jika kita lanjut membuat kue saja, hari ini aku ingin makan kue yang enak buatan Tante Resa."
"Baiklah syang, kita buat sekarang ya."
"Iya, ayo."
Mereka pun mulai membuat kue yang mereka inginkan. Sedangkan Hansaf yang sejak tadi hanya mampu melihat kebersamaan mereka tanpa berniat untuk membantu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Istri Impian (End)
RomanceWanita hanya mengharapkan pernikahan yang berjalan dengan lancar dan bisa menjalani pernikahan itu dengan harmonis. Namun, tidak semua wanita mendapatkan hal yang diinginkannya. Ada sebagian wanita mungkin mendapatkan pernikahan dan suami impian me...