Part 20

41.9K 1.7K 10
                                    

Gay guys, apa kabar?
Semoga semua dalam keadaan yang baik ya.
And happy reading guys!!!

Rehan memeriksa berapa jumlah uang yang ada di kartu ATM yang diberikan oleh Kiara. Sebenarnya Rehan tidak menyangka jika istrinya memberikan beberapa kartu ATM miliknya dan saat melihat berapa nominal uang yang ada di setiap kartu ATM Rehan sangat terkejut.

Jumlah uang yang dimiliki istrinya tidaklah sedikit bahkan sangat banyak dan mungkin dapat menutupi seluruh kerugian yang dialami perusahaan. Rehan semakin kagum pada istrinya dan bersyukur karena istrinya mau menemaninya disaat badai menerpanya.

Rehan mulai membagi uang yang ada mulai dari gaji karyawan, menutupi kerugian dan sisanya Rehan akan gunakan untuk berinvestasi.

Rehan kembali mengingat jika istrinya juga memberikan beberapa kotak perhiasan. Rehan iseng melihat kotak tersebut yang berjumlah tiga kotak.

Kotak peryama berisi satu paket perhiasan, kotak kedua berisi beberapa gelang dan kotak ketiga berisi beberapa buah cincin dan mata Rehan langsung tertuju kepada sebuah cincin sederhana dengan bertahta berlian berwarna merah muda berbentuk hati.

"Cincin ini." ujar Rehan.

Cincin itu adalah cincin yang digunakan oleh istrinya, cincin itu tidak pernah istrinya lepaskan walau hanya sedetik pun. Dan Rehan tau cincin itu pasti sangat berharga baginya.

Tapi mengapa? Mengapa dia memberikannya pada Rehan?

Sekali lagi hati Rehan tersentuh oleh kelembutan dan kebaikan Kiara. Entah berapa kali wanita itu berbuat baik padanya dan tidak pernah meminta balasan. Sjngguh wanita yang luar biasa.

Rehan kembali menutup kotak perhiasan itu lalu menaruhnya didalam brankas, dia tidak akan menjual perhiasan itu tapi dia akan menyimpannya dan kelak akan dia kembalikan perhiasan itu kepada pemiliknya.

***

Seorang wanita dengan cekatan berkutat dengan alat dan bahan di dapur. Hari ini dia merasa bahagia sekaligus sedih, namun rasa bahagianya lebih dominan dari rasa sedihnya.

Terlihat dari senyum yang terbit dan tenggelam secara bergantian. Namun bagaimana pun perasaannya dia tetap dapat mengendalikannya dan terus memasak tanpa ada kesalahan apapun.

"Mas, hari ini aku akan memasakkan masakan yang enak untukmu." ujar wanita itu.

Ya wanita itu adalah Kiara, istri dari Rehan dan menantu dari Wisnu dan Dewi. Wanita muslimah yang selalu berpakaian tertutup dan berwajah teduh serta cantik seperti bidadari.

Bidadari yang ada di dunia dan menjadi penguji iman untuk para kaum Adam. Pesona, kecantikan, kelembutan dan kebaikannya dapat membuat siapapun ingin memilikinya, menjadikannya sebagai istrinya dan kekasih dunia akhiratnya.

Namun itu semua tidaklah mungkin, karena bidadari itu telah memiliki sang pangeran dan telah melabuhkan hatinya untuk pangeran yang telah menghalalkannya, menjadikannya istrinya dan tempatnya untuk bersandar.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam"

"Eh ko Mas sudah pulang?" tanya Kiara saat dia melihat jam dinding yang baru menunjukkan pukul 16:00.

"Mas pusing jika di kantor terus, Mas bawa saja pekerjaan Mas ke rumah agar Mas bisa bekerja di rumah sambil ditemani istriku." Jawab Rehab sambil tersenyum pada istrinya.

Kiara tersipu malu oleh ucapan Rehab yang menurutnya sangat manis.

"Sudah lebih baik Mas mandi dulu, nanti kita makan bareng. Hari ini aku masak makanan kesukaan Mas."

"Benarkah?"

"Iya, sudah sana mandi. Mas bau asam." Ujar Kiara sambil menutup hidungnya

"Apa kamu bilang? Mas bau asam ha."

Rehab mulai mendekati Kiara lalu memeluknya dan membenamkan kepala Kiara tepat di setidaknya.

"Ih Mas bau, lepas in Mas." Teriak Kiara.

Namun teriakkan Kiara tidak dijawab, justru Rehab semakin memperdalam kepala Kiara agar wanita itu terus mencium bau badannya . Sebenarnya Rehan tau jika tubuhnya sangat bau,tapi sesekali mengetuai istrinya tidak masalah bukan.

Rehan terus tertawa, dan saat dia telah puas mengerjai Kiara barulah dia melepaskan Kiara.

"Ih Mas jorok, ketek bau gitu dikasih ke aku."

"Hahaha... biar kamu tau bau Mas. Sudah ya Mas mau mandi." Ujar Rehan sambil mengelus puncak kepala Kiara dengan sayang.

"Yang bersih mandinya." Teriak Kiara.

Rehan pun menjawab ucapan Kiara dengan cari yang membentuk huruf O.

***
"Hmmm... harumnya masakan isteriku, hingga tercium sampai kamar. Membuat perut Mas meronta minta diisi." Ujar Rehan yang baru sampai di dapur.

"Mas lapar?" Tanya Kiara.

"Kalau Mas tidak lapar, mana mungkin bisa sampai sini."

"Lalu jika tidak disini Mas mau pergi kemana?"

"Ke ruang kerja."

"Coba saja jika berani, maka malam ini tidak akan ada makan malam untuk Mas." Ancam Kiara.

"Ampun, ampun Mas tidak akan melakukannya. Bisa-bisa Mas kelaparan semalaman."

"Biar tau rasa. Ya udah yuk makan, katanya lapar."

"Iya"

Mereka makan disertai dengan canda tawa yang bahagia, dimana rumah yang begitu besar itu hanya ada mereka berdua yang sedang menikmati indahnya pernikahan.

Waktu berlalu dengan cepat dan secara perlahan perusahaan Rehan mulai bangkit kembali, dan itu semua berkat bantuan dari Kiara.

Rehan sangat berterima kasih pada istrinya, karena telah membantunya dan menyemangatinya selama dia diambang kehancuran.

Hari ini Rehan berniat untuk pulang lebih cepat dari biasanya dan membeli beberapa barang yang mungkin Kiara sukai serta perhiasan yang dulu Kiara berikan padanya.

Rehan pulang dengan hati yang bahagia, namun saat Rehan sampai di rumah. Rumah itu terkunci, itu berarti Kiara saat ini tidak ada di rumah. Rehan mengambil kunci cadangan lalu memasukki rumah untuk membersihkan diri sambil menunggu kepulangan Kiara.

Sedangkan Kiara yang berada di tempat lain sedang memeriksakan kondisinya. Akhir-akhir ini disetiap pagi sering mual serta datang bulannya pun terlambat, dia curiga jika dia sedang hamil.

Dan untuk memastikan kondisinya Kiara datang ke dokter kandungan. Dan alangkah bahagianya dia saat dokter itu memberikan sebuah surat yang mengatakan bahwa Kiara sedang hamil, sekarang dia sedang mengandung anak Rehan.

"Terima kasih ya Allah, atas semua rahmat dan kebahagiaan yang telah kau berikan padaku selama ini." Humam Kiara.

Kiara berfikir bahwa mungkin Rehan akan sangat bahagia saat dia tau jika Kiara sedang hamil. Itu akan menjadi kabar yang sangat membahagiakan.

Namun Kiara teringat jika ulang tahun Rehan tinggal beberapa hari lagi, jadi Kiara memutuskan untuk memberi tau Rehan tentang kehamilannya saat dia sedang berulang tahun. Dan itu akan menjadi kado yang sangat istimewa untuknya.

Kira melipat surat itu kemudian memasukkannya ke dalam tas yang dia bawa, lalu berjalan keluar dari rumah sakit untuk mencari Taxi.

Selama beberapa menit Kiara telah menunggu Taxi, namun belum juga ada Taxi yang kosong membuat Kiara merasa sedikit kepanasan.

Dan tidak berapa lama ada sebuah mobil yang asing bagi Kiara berhenti tepat di depannya. Kiara bingung mengapa mobil itu berhenti di depannya?

Kiara melihat-lihat ke sekitar, namun tidak ada orang dan hanya dia yang berada disini, tapi kiara merasa tidak mengenali mobil itu.

Siapakah dia?

Bukan Istri Impian (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang