Jangan lupa memberikan 🌟 sebelum membaca cerita ini
•
Beberapa hari telah berlalu, kini tibalah saat-saat yang tak pernah Disa nantikan, mungkin yang akan Disa hindari kalau bisa. Seakan mimpi buruk Disa kemarin menjadi nyata. Yap, hari ini, hari dimana Disa akan sah untuk dinobatkan menjadi istri sah-nya Rendi.
Ketua Osis yang menurut dirinya itu paling menjengkelkan dan di anggap musuh bebuyutannya, kini akan menjadi partner satu atapnya. Partner yang akan selalu menemani hari-harinya, bahkan setiap detiknya.
Jangan tanya perasaan Disa sekarang bagaimana, karna perasaanya kini sungguh tak karuan. Emosi, nervous, sedih dan beberapa macam perasaan lainnya menyatu pada hari ini. Bagaimana bisa pikirannya kacau di hari pernikahannya akan berlangsung. Rasanya, ia ingin lari secepat mungkin dan berteriak sekeras mungkin.
Sekarang masih pukul 06.00 pagi, Disa dan keluarganya, serta keluarganya Rendi semalam memutuskan untuk menginap di hotel miliknya yang akan di tahtakan pada Rendi dan Disa, Tabiy's Hotel. Ibu dari kedua calon pasutri itu, memutuskan agar pernikahannya di langsungkan pukul 09.00 pagi. Agar tak kelamaan katanya.
"gua pasti lagi mimpi kan, ini semua gak nyata kan Fik, gua pasti lagi mimpi buruk, iya kan?" Ucap Disa kepada Fika. Mengapa ada Fika? Yap, karna Disa meminta agar beberapa sahabatnya ada di sisinya saat ia melangsungkan pernikahannya. Tak semua yang datang, hanya perwakilan dari para sahabatnya saja, Fika dan Bayu. Dan sisanya, akan melakukan VidCall saat akad berlangsung.
Fika menempatkan kedua tangannya pada pipi Disa, Fika mengarahkan wajahnya Disa untuk menghadap ke arahnya dengan kedua tangannya. Ia mengelus kedua pipi Disa dengan lembut agar Disa dapat merasakan ketenangan.
"Fik, gua mau cabut, gua ga mau ada disini. Gua ga mau bersanding sama Rendi di pe.." Kalimat Disa terputus karna Fika, yang tiba-tiba menaruh jari telunjuknya tepat di bibir mungil Disa.
"Sstt, lu tenang dulu ya." Ucap Fika yang sehabis itu mengelus pelan bahunya, seakan memberi ketenangan.
Krek..
Terdengar suara pintu terbuka, dan tertutup. Fika dan Disa menoleh ke arah sumber suara tersebut. Terdengar juga suara langkah kaki seseorang yang masuk ke dalam ke dalam kamar. Seseorang itu, ia salah satu sahabatnya, yang akan menjadi saksi sahnya pernikahan ini. Bayu, ia baru saja datang, tak ikut menginap dengan Fika di hotel ini.
Bayu yang baru datang, melihat raut wajah Disa yang begitu cemas. Bayu mengerutkan alisnya, ia menduga-duga dalam hati kalau sahabat nya ini sedang tak dapat mengatur rasa emosionalnya. Bayu segera menarik salah satu kursi yang berada di sana, dan duduk tepat di hadapan mereka berdua.
"Bay, lu orang selalu bawa gua cabut di setiap masalah gua." Ucap Disa, Bayu hanya bisa memasang wajah tenangnya. Ia tak akan membuat Disa jadi semakin kacau. Bayu menoleh ke arah Fika dan Disa secara bergantian. Dan kemudian tatapannya berhenti pada Disa, ia melemparkan senyum manisnya kepada sahabatnya itu.
"Mungkin next time, gua bakal bawa lu cabut." Kata Bayu. Disa pun memegang tangan Bayu dengan erat, seraya memohon.
"Kenapa ga sekarang aja Bay?"
"Sekarang gua sibuk."
"Sibuk apa? Lu ada disini sekarang, itu berarti lu ga sibuk."
"Gua sibuk, gua hari ini mau menghadiri acara pernikahan sahabat gua." Kata Bayu, dengan intonasi tenangnya.
"Bay, gua mo.."
"Gua. Mau. Ngeliat. Sahabat gua nikah. Titik." Ucap Bayu dengan penuh penekanan di dalamnya. Fika pun merangkul lembut bahu Disa dan mengelusnya setelah itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED WITH SENIOR
Teen Fiction‼️ PLEASE DON'T BE SILENT READERS‼️ 💠 REVISIONS WILL BE MADE WHEN THE STORY IS COMPLETE. *** Disa Sabiya dan Denis Satriya.. Sepasang saudara kembar yang bisa saling melengkapi satu sama lain. Mereka mempunyai beberapa orang sahabat yang begitu m...