Jangan lupa memberikan 🌟 sebelum membaca cerita ini
•
Kini Disa dan keenam sahabatnya sudah menginjakkan kaki di tempat makan langganannya. Seperti biasa, Disa tidak pernah kehabisan tempat karna selalu datang paling awal sebagai pembeli. Mereka jadi tidak harus repot mencari tempat kosong untuk mereka tempati. Seperti biasa, Disa mengambil tempat dengan posisi ternyaman di samping tembok. Dan karna terlalu sering makan di tempat ini, penjual disini hampir hafal menu yang sering mereka pesan setiap datang.
"Bang, kaya biasa ya." Ucap Farhan kepada penjualnya dari mejanya. Sang penjual pun langsung mengacungkan satu jempolnya kepada Farhan sembari membalas. "Siap mas."
Sembari menunggu makanan mereka jadi, Disa dan yang lain selalu memainkan permainan suit taro agar tak jenuh. "Gas lah, suit taro." Ucap Disa. Masing-masing dari mereka langsung menyiapkan satu tangannya untuk suit. Dalam permainan ini, yang kalah suit harus menaruh tangannya secara bertumpukan. "Yok, mulai." Ucap Chika.
"Suiit taaaro." Ucap mereka secara bersamaan, mereka pun langsung menunjukan jari-jari mereka. Mengepal berarti batu. V berarti gunting. Dan lima jari berarti kertas. Disa dan Rizal melemparkan suit gunting pada permainan. Bayu, Chika dan Farhan meleparkan batu. Sedangan Fika dan Rapli, melemparkan kertas. Tidak ada yang kalah, jadi mereka memulai suitnya lagi sampai salah satu ada yang kalah.
"Suiit taaro." Ucapnya mereka lagi secara bersamaan. Kini Farhan, Fika, Rapli dan Rizal melempar suit kertas ke permainan. Sedangkan Disa, Bayu dan Chika melemparkan suit gunting.
"It's always me who loses at the start of the game. Always and always." Ucap Fika. Disa dan Chika pun terkekeh pelan mendengar Fika memberikan celetuk untuk dirinya sendiri seperti itu. "Sabar ya, semesta emang selalu mendukung lu kalah di setiap permainan." Timpal Rizal.
"Kalah lu berempat, taro cepet ke meja." Ucap Bayu dengan semangat. Mereka berempat pun langsung menaruh dan menumpuk ke atas salah satu tangannya ke meja. Mereka berempat masih memiliki kesempatan menggunakan sebelah tangannya lagi untuk suit. Permainan dimulai kembali. "Suiit taaro.."
Setelah beberapa menit menunggu, makanan mereka pun tiba. "Seperti biasa ya mas, mba." Ucap penjualnya. Sang penjual pun langsung menaruh makanan serta minuman mereka ke atas meja. Seperti biasa, mereka selalu memesan nasi uduk dengan porsi lengkap setiap datang kesini. Ditambah dua puluh tusuk sate campur yang berisi, usus ayam, kulit ayam dan telur puyuh. Dan dua porsi roti bakar nutella untuk dimakan bersama.
Sebelum makan, mereka mencuci tangan terlebih dahulu pada air kobokan yang di berikan sang penjual. Dan setelah itu, makanan siap di lahap. Di sela-sela kunyahan serta suapan mereka, Disa pun membuka percakapan perihal kejadian di taman tadi.
"Oh iya, gua pengen nanya deh." Ucap Disa pada sahabat-sahabatnya itu. Mereka pun hanya berdeham pelan sebagai jawaban karna lagi mengunyah. "Cowo yang nabrak Bayu tadi, kalian kenal? Atau temen lu berdua. Tapi ko kaya asing, gua ga pernah liat." Tanya Disa sembari menatap Farhan dan Bayu secara bergantian. Sebelum menjawab, Bayu menelan habis terlebih dahulu makanan yang berada di dalam mulutnya.
"Bukan temen kita ya An, cuma sebatas tau nama sama orangnya aja si." Jawab Bayu. Farhan pun mengangguk sebagai jawaban. Farhan mengalihkan pandangannya ke Disa dan berkata. "Lu pernah liat Sa." Kata Farhan ke Disa. Disa menatap Farhan dengan bingung. Pasalnya, muka seseorang tadi tak familiar di matanya.
"Masa sih? Kapan?" Tanya Disa dengan bingung.
"Lu inget ga, pas kelas satu, pernah ada cowo yang ga sengaja nabrak lu di koridor pas lagi sama gua." Jelas Farhan. Disa pun mengingat momen satu tahun lalu itu, dimana dirinya tak sengaja bertabrakan dengan laki-laki tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED WITH SENIOR
Teen Fiction‼️ PLEASE DON'T BE SILENT READERS‼️ 💠 REVISIONS WILL BE MADE WHEN THE STORY IS COMPLETE. *** Disa Sabiya dan Denis Satriya.. Sepasang saudara kembar yang bisa saling melengkapi satu sama lain. Mereka mempunyai beberapa orang sahabat yang begitu m...