PART 66

1.5K 89 2
                                    

Jangan lupa memberikan 🌟 sebelum membaca cerita ini

Setelah selesai bernegoisasi dengan Bu Tina, Disa dan ketiga sahabatnya keluar dari ruang BK. Mereka menampilkan sebuah senyum dengan puas saat kaki mereka melangkah keluar dari ruang tersebut, mereka bersyukur Bu Tina mengizinkan mereka mengusulkan hukuman untuk memberi sedikit pelajaran kepada sahabat-sahabatnya itu. Tak lama sehabis keluar dari ruang BK, Dika dan Kiki datang menghampiri mereka. "Gimana?" Tanya Dika.

"Udah beres semua, kita abis request hukuman sama Bu Tina." Jawab Rapli, Dika dan Kiki pun mengerutkan alisnya saat mendengar ucapan Rapli barusan.

"Request? Terus di bolehin?," tanya Dika lagi. "Boleh dong, apa si yang ga boleh buat Bayu." Jawab Bayu.

"yaudah kalo gitu, semuanya udah beres, gua sama Dika duluan ya, mau ke kantin." Ucap Kiki kepada Disa, Bayu, Rapli dan Fika. "Iya, kita juga mau balik ke kelas ni, btw thanks ya." Ucap Bayu sembari menepuk pelan pundak Kiki. Tak menunggu lama, Dika dan Kiki langsung melangkahkan kaki nya untuk pergi meninggalkan Disa beserta ketiga sahabatnya. Setelah Dika dan Kiki hilang dari pandangan mereka, Disa dan ketiga sahabatnya itu juga langsung bergegas melangkahkan kaki-nya untuk pergi ke kelas. Masih terbesit di dalam pikiran Disa, entah apa yang di lakukan mereka di caffe baru itu, kalau untuk sekedar bercengkrama, mengapa sangat tumben dan tak seperti biasanya, Denis ikut dengan ketiga sahabatnya, dan kenapa juga kedua sahabatnya bisa sampai tidak mengetahui kemana ia pergi. Apa mereka merencakan sesuatu? Mereka janjian? Atau mungkin telah terjadi sesuatu yang tidak Disa tau. Mereka berjalan menelusuri koridor sembari berbincang sedikit, namun tidak dengan Disa. Beberapa pertanyaan mulai terbesit dan bercampur di dalam isi kepala-nya. Tidak aneh si, namun hanya saja tidak seperti biasanya. Fika menoleh ke arah Disa, ia mengerutkan kedua alisnya saat menyadari sahabatnya itu berjalan dengan tatapan kosong. Fika mengangkat satu tangannya dan melambaikannya ke hadapan Disa, namun sepertinya, Disa tak menyadari itu. Fika menurunkan kembali satu tangannya, ia beralih mencolek bahu Disa dengan satu jari-nya, namun sepertinya lamunan Disa sudah terlalu dalam sampai-sampai ia tak menyadari sesuatu.

"SA." Teriakan serta tepukan bahu dari Fika membuat Disa tersadar dari lamunan-nya. Fika spontan berhenti saat langkah Disa tiba-tiba berhenti, begitu juga dengan Bayu dan Rapli. "Masih siang, lu mikirin apa sih sampe bengong gitu. Kesambet lo ntar." Ucap Fika. Mendengar kalimat Fika barusan, Disa kembali mengalihkan pandangannya ke arah lain seperti orang ling-lung. Ternyata lamunan-nya sudah terlalu dalam, sampai-sampai ia tak sadar kalau ia sudah menginjakkan kaki di koridor menuju kelas.

"Ken.."

"GAIS." Terdengar teriakan perempuan dari kejauhan, Disa dan ketiga sahabatnya itu menoleh secara bersamaan ke arah sumber suara tersebut. Mereka menoleh ke arah belakang bersamaan, Disa menyipitkan matanya untuk memperjelas penglihatannya. Disa sangat mengenali perawakan dari beberapa murid yang tengah ia lihat sekarang, "yang di tunggu-tunggu akhirnya dateng juga." Ucap Bayu saat melihat ketiga sahabatnya dari jarak yang tak terlalu jauh sedang berlari kecil menuju ke arah-nya dan ketiga sahabatnya yang sedang berada di sampingnya. Langkah Chika, Rizal dan Farhan mulai mendekat, Disa dan yang lain bisa melihat kalau mereka bertiga berjalan dengan tergesa-gesa.

"Dari mana aja lu bertiga?," tanya Bayu dengan sedikit kesal. Chika, Rizal dan Farhan tidak langsung menjawab pertanyaan Bayu. Mereka bertiga sedang berusaha mengatur nafasnya agar kembali normal.

"Dari mana lu bertiga?," tanya Bayu lagi dengan nada yang lumayan santai namun terdengar tegas.

"Kita abis dari caffe baru." Jawab Farhan sembari masih mengatur nafasnya.

MARRIED WITH SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang