PART 21

7.4K 276 7
                                    

"Enak aja, Yaudah ayo" Ucap Chika yang kemudian menarik lengan ku dan Fika menuju kantin.

"Lu mau apa?" Tanya Chika sesudah sampai di kantin.

"Air mineral aja deh" Ucap Chika sembari mengeluarkan uang 5ribuan.

"Gua samain aja sama Disa" Sahut Fika sembari menyodorkan uang.

"Yaudah" Chika pun berdiri berniat untuk memesan makanan pada teteh kantin, namun belum sempat ia beranjak, Dari jarak yang tak jauh dari kantin kami melihat ada keributan di tengah lapangan yang sudah banyak dikerubuni siswa.

BUGH!!

Satu pukulan mendarat di wajah seorang lelaki tampan yang sedang berkelahi di sana. Chika mengamati baik baik siapa orang yang sudah membuat rusuh di tengah lapangan itu dengan banyak orang yang mencoba melerai nya termasuk Rendi dan Akbar.

"DENIS" Teriak Chika dengan Nada Terkejut.

"SA ITU DENIS" Teriak nya lagi sembari menunjuk ke arah keramaian itu. Tanpa ingin berfikir panjang pun aku langsung berlari ke arah keramaian itu yang juga di ikuti Fika dan Chika di belakangku.

"DENIS STOP!" Perintah ku yang mulai mendekat dan mencoba menarik lengannya untuk menjauh dari lawan nya itu. Masa bodo jika terkena pukulan dari mereka. Tetapi seperti tak di hiraukan dengan nya. karna sekarang aku melihat amarah Denis sedang sangat memuncak.

"DENIS STOP! LU DENGER KAN GUA BILANG APA?!" Tegas ku lagi. Denis pun melirik ke arah ku yang sudah berkaca kaca sedari tadi melihat lebam yang ada di pipinya. Dan juga mereka sudah banyak di pegangi oleh beberapa siswa lain nya.

"SEKARANG SEMUANYA BUBAR" Tegas Rendi seraya memberi perintah kepada Seluruh siswa siswi yang sedari tadi mengerubuni perkelahian itu.

"BANGSAT LO" Teriak Denis kepada lawan nya itu sebelum ia benar benar pergi dari lapangan. Aku dan yang lain segera membawa Denis ke UKS, berniat untuk mengomper Lebam yang ada di sudut bibirnya.

"Aww pelan pelan Sa" Ringis Denis ketika aku mulai mengompres lebamnya, namun aku tak menghiraukan nya dan malahan tetap melanjutkan kompresan itu pada lebam nya.

Setelah selesai mengompres aku pun segera menatap Denis dengan tatapan tajam seraya meminta penjelasan mengapa bisa ia melakukan hal bodoh yang bisa menyakiti dirinya sendiri. Denis pun seakan mengerti dengan tatapan tajam yang ku berikan kepadanya.

"Lo tau kan gua paling gasuka ngeliat cowo bersikap kasar sama cewe" Ucap Denis dengan wajah tertunduk.

"Gua tau gua salah. Gua ikut campur masalah orang yang seharusnya ga gua campuri"

"Tapi gua bener bener gasuka ngeliat cowo bersikap kaya gitu ke cewe, sekalipun itu pacarnya."

Sejauh ini Denis memang sangat membenci jikalau ada seorang cowo yang suka bersikap kasar kepada cewe, mungkin bukan Denis saja. Mungkin di antara kalian juga ada. Namun setiap kali Denis melihat perlakuan seperti itu seakan amarahnya mulai memuncak dan tak bisa ia tahan lagi. Masa bodo ada atau tidak adanya urusan dia kepada orang itu, yang jelas ia tidak pernah suka melihat perlakuan cowo yang seperti itu. Di mata Denis Banci lebih baik dari pada cowo yang suka bermain kasar kepada seorang cewe.

"Maaf Sa" Ucap nya lagi dengan sedikit ada nada penyesalan.

"Ga masalah nis, yang jadi masalah nanti kalo bunda sama papa liat ada lebam di muka lu"

"Mau jawab apa lu?" Tanya ku lagi. Denis pun hanya menggaruk kepala nya yang tak gatal, terlihat seperti orang yang sedang kebingungan untuk mencari sebuah alasan yang pasti.

"udah lah gausah bingung gitu nanti kita bantu jelasin sama nyokap bokap lo" Timpal Kiki dan Dika sahabat Denis. Denis pun hanya mengangguk dan kemudian melirik ke arahku sekilas.

"Sa.. gua belom makan loh sa" Rengek Chika sembari berbisik dan akupun benar benar lupa jika Chika memang belum makan sedari tadi.

"Ya ampunn iyaa gua lupa" Jawabku dengan memperlihatkan Cengiranku.

"Biar Kiki aja yang beliin Chik, kasih aja uang lu ke Kiki" Ucap Denis. Kiki pun hanya mengangguk.

"Eh.. be.. beneran gapapa?" Tanya Chika dengan gagap dan melirik ke arah Kiki. Pasalnya Chika itu udah lumayan lama suka sama Kiki dan katanya juga ia selalu tak bisa mengontrol detak jantung nya setiap kali berhadapan dengan Kiki.

Gua, Fika dan Denis pun terkekeh pelan melihat Chika yang gelagapan sendiri seperti itu.

"Yaudah cepetan kasih uang nya ke Kiki" Perintah Denis, Chika pun langsung mengeluarkan uang dari saku nya.

"Gausah, Pake uang gua aja" Ujar Kiki dengan ramah.

"Eh.. se.. serius?"  Lagi.. Chika masih tergagap di buatnya. Kiki pun hanya tersenyum kepada Chika dan bergegas pergi ke kantin untuk membelikan nya makanan. Perlahan tubuh Kiki menghilang dari pandangan mereka.

"AAAAAA.... O EM JI.. O EM JIIIII PARAH PARAH.. GUE BUTUH OKSIGEN YANG BANYAKKK" Teriak Chika dengan sangat Excited.

"Gimana perasaan nya Mba Chika?" Goda Denis. Reflek Chika pun memeluk Denis.

"Aaaa.. Deniss yampun gatau lagi guee harus bilang apa sama looo" Ucap Chika. Denis pun tertawa melihat Chika yang sekarang sedang begitu sangat Excited di buatnya.

"Biasa aja dong anjir" Ucap Denis sembari Chika melepaskan pelukan nya dari Denis. Kemudian Chika pun hanya nyengir2 Salting kepada kami.



◽️ ◾️ ◽️ ◾️ ◽️

Stay Home, Stay safe, Save lives ya teman teman semua ..  to avoid disease outbreaks in the current situation 💕 🌻Thx u semuaaa.. yang udah ngikutin cerita halu ku ampe part seginii wkw.. 🙌🏻😘😂

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak sehabis membaca 💙

😘 H A P P Y R E A D I N G 😘

04 APRIL 2020

MARRIED WITH SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang