Cinta sejati adalah pengorbanan dengan keikhlasan. Seperti pengorbanan Ismail di hari raya kurban.
Selamat Hari Raya Idul Adha 1441 H.
Semoga Aku dan Teman-teman semua bisa bertemu lagi pada Hari Raya Idul Adha tahun depan ☺️❤️* * *
"Assalamu'alaikum." Ucap dua manusia yang datang ke rumah Disa dengan sangat tiba-tiba. Sontak Disa pun reflek menoleh ke arah sumber suara, yang mana suara itu cukup ia kenali dengan baik.
Mengirim pesan, menelfon, serta berkabar-pun tidak. Tau-tau dua manusia ini nongol di begitu saja di hadapan Disa.
Memang dua Makhluk ini sangat langka untuk di jumpai di manapun. Mungkin hanya ada satu di dunia, spesies manusia seperti dia. Jadii.. sudah tidak kaget lagi jika harus menerima tamu seperti dua orang menyebalkan ini.
Sekalipun sudah dilarang keras untuk datang kesini pun, mereka akan tetap datang. Kecuali ada alasan yang jelas, yang benar benar membuat mereka tidak harus datang ke rumah ini.
"Mau apa lo?" Ucap Disa ketika dua orang itu mulai menghampiri dirinya yang sedang duduk sembari meluruskan kaki. Melihat Disa sedang asik duduk dan berselonjor Ria, Mereka berdua-pun ikut duduk di samping Disa.
"Lu mau minum apaan Pli?" Tanya Bayu kepada Rapli dengan santai nya. Disa pun langsung mengerutkan alis nya dan menatap ke arah salah satu sahabat nya itu.
"Apa aja yang penting gratis, sama snack'nya kalo bisa." Ucap Rapli kepada Bayu. Ya. Tamu yang datang siang menjelang sore ini adalah Bayu dan Rapli. Bisa di jamin rumah akan menjadi kapal pecah dalam waktu sekejap.
Bayu pun langsung beranjak berdiri dari sofa, mulai melangkah kan kaki nya satu persatu ke arah dapur. Sedangkan Rapli masih duduk manis di samping Disa sembari memperhatikan kepergian Bayu ke dapur.
Lihat? ini Rumahku, untuk sekedar menawarinya minum saja belum. Belum keluar kalimat kalimat tawar menawar dari dalam mulutku seperti 'Kalian mau makan?' atau 'mau ku buatkan apa?'.
Btw, mereka hanya berani berlaku seperti ini kalau di rumah hanya ada aku dan saudara kembarku. Mana berani ia berlaku bebas di rumah jika sedang ada Bunda dan Papa.
'Ya, meskipun sudah akrab tapi sopan santun sama orang tua harus ada.' Begitulah kira kira kata Rapli. Dalam kamus besar'nya Rapli, sopan santun cuma berlaku buat orang tua doang.
Bayu pernah bilang 'Rumah lo rumah gue, dan Rumah gue itu rumah lo.'
And then. Ucapan itu bukan hanya sekedar ucapan biasa yang hanya terlontar dari mulut. Tidak seperti orang orang pada umum'nya. Yang kalau teman teman nya berkunjung kerumah, sang pemilik rumah pasti akan berkata 'anggap aja rumah sendiri.'
Mungkin jika kalimat itu terlontar dari mulutku, mereka akan lebih leluasa menjelajah ke seluruh isi rumahku. Tapi bukan hanya mereka saja ko yang seperti itu. Aku pun juga seperti itu.
"Lu sakit boongan ya." Kata Rapli dengan tiba-tiba sembari menunjuk wajah ku. Aku pun kaget dan dengan reflek, aku memukul tangan Kanan nya yang barusan menunjuk ke arah wajahku.
"Sakit Oneng." Katanya lagi sembari merintih.
"Mana ada sakit boongan, gua sakit beneran tau." Timpalku.

KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED WITH SENIOR
Dla nastolatków‼️ PLEASE DON'T BE SILENT READERS‼️ 💠 REVISIONS WILL BE MADE WHEN THE STORY IS COMPLETE. *** Disa Sabiya dan Denis Satriya.. Sepasang saudara kembar yang bisa saling melengkapi satu sama lain. Mereka mempunyai beberapa orang sahabat yang begitu m...