PART 60

2K 182 14
                                    

Jangan lupa memberikan 🌟 sebelum membaca cerita ini

~ RENDI POV ON ~

Sekarang gua masih di jalan menuju ke rumah Bunda dan Papa untuk nemuin Denis, serta paket misterius yang sudah di terima sama Denis. Gua juga masih mikirin, siapa orang yang nelfon Disa tadi, penggemar rahasia-kah? Atau mantan-nya? Atau siapanya. Yang gua tau dan yang pasti itu bukan orang yang dia kenal, soalnya nomornya pun gak di simpan sama Disa. Dan tadi juga, kalo gua denger-denger suaranya kaya agak familiar di telinga gua. Siapa ya kira-kira.

Jalanan siang ini juga agak sedikit dipenuhi sama mobil, motor dan juga beberapa angkutan umum. Pikiran gua bener-bener stuck ke si penelfon dan Disa, sejak ada penelfon yang ga di kenal tadi, gua jadi agak sedikit khawatir untuk ninggalin Disa sendirian dirumah. Makanya gua suruh satpam biar ga ngebolehin siapapun masuk, tanpa adanya persetujuan dari gua.

*beep~beep*

Ponsel gua berdering, mungkin Denis yang nelfon, jadi gua cepet cepet merogoh kantong celana untuk ngambil ponsel dan melihat siapa yang telfon gua. Ternyata Disa. Gua langsung menekan tombol hijau disana untuk mengangkat telfonnya.

'Halo.'

"Ada apa?"

'lu masih di jalan ya?'

"Hmm."

'Gini, gua mau izin.'

'Izin? Emang dia mau kemana?' Ucap gua dalam hati.

'gua nyuruh sahabat sahabat gua main kesini, dan mereka mau dateng.'

"Siapa aja?"

'Semuanya. Emang lu tega, ngebiarin gua sendirian dirumah. Kalo gua di culik gimana?'

"Ga mungkin."

'Pokonya boleh. Kalo ga boleh, lu bakal gua kunciin diluar.'

"Gua pegang semua kunci cadangan yang ada dirumah."

'BOLEHIN GAK?!'

"Hm."

'Boleh atau engga? Bukan hmm.'

'Kalo gak di bolehin, nanti dia curiga ga ya sama gua? Ah, lagian kenapa dia harus curiga. Nomor si penelfon tadi juga udah gua hapus plus block dari hp dia.'  Kata gua dalam hati.

'Gua bolehin aja deh, lagi pula ini sahabat-sahabatnya. Untung-untung ada yang jagain dia dirumah.' kata gua lagi.

'Malah di diemin, berarti boleh.'

"Boleh."

*piipp*

"Mendingan sekarang gua kabarin Pa Abhi deh, buat ngizinin temen-temennya Disa mampir ke rumah." Kata gua, gua pun langsung mencari nomor Pa Abhi—Satpam rumah, dan segera menelfonnya.

"Halo, selamat siang Pa Abhi."

'Iya, selamat siang Pa, ada apa Pa?'

MARRIED WITH SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang