"Tu.. tu.. tunangan??" Ucap Disa dengan sangat terkejut. Tetapi di lain sisi ia melihat Rendi seperti biasa biasa saja setelah mendengar perkataan yang terlontar dari mulut Denis.
"Iya tunangan." Jawab Denis Sembari menganggukan kepalanya.
• • •
Keesokan hari nya disekolah. Seperti biasa Disa berjalan menelusuri koridor melangkah menuju ke kelas sembari memikirkan ucapan Denis semalam.
'Nanti Sepulang sekola gua bakal tanya langsung tentang masalah ini sama Bunda' Gumam Disa dalam hati. Karna semalam ketika ia ingin membicarakan hal ini bunda dan papa nya memang sedang terlihat sibuk sekali dengan proyek barunya mereka itu.
Tak lama kemudian Disa tersadar dari lamunan nya karena tiba tiba saja terdengar suara seseorang yang memanggilnya sembari menepuk bahunya.
"Oii Neng" Disa terkejut karna tepukan orang itu yang mendarat di bahunya.
"Apaan si Pli ngagetin gua aja, kalo gue jantungan gimana? .. Lo mau tanggung jawab Hah?"
"Ya abis lu gua panggil ga nyaut nyaut, kaga bae pagi pagi udah ngelamun tau kaga lu."
"Kenapa emang lu manggil gue?"
"Ga ada apa apa si.. Mo bareng aja ke kelas siapa tau gua telat jadi ada barengan nya." Ucap Rapli yang sesudahnya memperlihatkan cengiran.
Triingg~
Bel pelajaran pertama pun berbunyi pelajaran pertama di kelas ini ialah Sejarah Indonesia.
"Sudah kelar tugas yang ibu berikan minggu kemarin?" Tanya Bu Endah.
"Kalau sudah silahkan kumpulkan bukunya di depan" Ucapnya lagi.
"Duh mampus mana gua belom selesai lagi" Ucap Fika.
"sama anjir gua juga belom kelar" Sahut Bayu.
"Apa kabar gua njir belom samsek" Timpal Rapli.
"Weh neng kita liat dong" ucap Rapli kepadaku dengan nada suara pelan, entah mengapa ia suka sekali memanggil ku dengan panggilan seperti itu.
"Ayo cepat di kumpulkan" Tegas bu Endah kepada seisi kelas. Teman teman kelas ku pun mulai berjalan ke arah meja guru untuk mengumpulkan tugas yang di berikan seminggu yang lalu.
"Ga usah Sa lu kumpulin aja sana ntar malah kena hukum kalo ga ngumpulin." bantah Fika ketika aku ingin memberikan buku PR ku pada Rapli.
"ini kenapa cuma dua puluh enam orang saja yang mengumpulkan, empat nya lagi kemana?" Tanya Bu Endah dengan suara lantang.
"Disa, Fika, Rapli dan Bayu.. berdiri kalian" Perintah bu Endah yang sudah memasang muka garang nya.
"Mana tugas kalian yang ibu kasih minggu lalu?"
"ini bu tinggal nomor 8,9,10 doang yang belum selesai bu" Ucap Fika Yang mencoba memberi penjelasan
"Saya gamau ada alasan.. mau kurang nomor kek lupa kek atau semacam nya.. karna ini tugas udah dari minggu lalu" Cerocos bu Endah tanpa henti yang membuat Fika memutar bola matanya malas.
"Sekarang kalian berempat keluar dari kelas saya dan jangan masuk sampai waktu pelajaran saya habis" Ucap Bu Endah.
"Eh.. gua mau ikutt" Ucap Chika dengan nada Rendah kepada Fika.
"Apan sih orang mau di hukum ko mau ikut.. dasar sinting" Jawab Fika dengan nada yang sama, Chika pun hanya mencebik kan bibirnya membuat Farhan yang ada di samping nya Terkekeh pelan. Dengan cepat Kami pun berjalan beriringan keluar dari kelas.
"Lu kan ngerjain Sa ngapain ga ngumpulin dongo" Tanya Bayu sembari merangkul leher Disa.
"Tau lu" Sahut Rapli.
"Gua lagi males belajar Yu, Pli" Jawab Disa dengan raut wajah suntuk nya.
"Yaudah dari pada lontang lantung gini mending ke kantin aja dah yo.. blom sarapan gua nih" Ajak Fika sembari memegangi perutnya, tanpa berfikir panjang kami mengiyakan dan langsung menuju ke kantin, duduk di tempat biasa yang sudah menjadi posisi wenang kita kalau di kantin.
"Lu mau mesen apaan? Biar sekalian." Fika manawari kepada kami.
"Gua roti bakar aja sama air mineral" Ucap Rapli.
"Kalo lu berdua apaan?"
"Gua Es teh manis aja deh." Ucap Bayu.
"Gua juga sama kaya Bayu"
"Yaudah gua pesen dulu" Ucap Fika dan langsung beranjak ingin memesan kan makanan kepada teteh kantin, tak ada 5 menit Fika pun langsung kembali ke Meja yang kami tempati.
"Lu kenapa si neng, dari tadi gua perhatiin ngelamun mulu." Tanya Rapli. Aku pun hanya menggeleng dan tersenyum tipis kepada Rapli.
"Tau kalo ada masalah tuh cerita jangan diem aja bikin kita khawatir tau ga" Sahut Fika,
tak lama kelakuan Bayu yang suka menggelayut pun kumat, ia menggelayut di lengan kiri ku seperti anak kecil.
"Jangan mulai deh Bay" Ucap ku dengan melemparkan Raut wajah geli kepada Bayu.
"Ayoo dong cerita.. lu lagi ada masalah apa.. Ayo dong ayo dong" Pinta Bayu dengan wajah memelas nya. Karna tak ingin lama lama di gelayuti oleh anak menyebalkan ini aku pun langsung mengiyakan ucapan nya.
"Yaudah Iyaa iyaa gua cerita nih"
◽️◾️◽️◾️◽️
Gais maapin ya kalo alur ceritanya gajelas wkwk soalnya Author lagi Ribet ama tugas numpuk euwhh.. jadi begini aja cerita nya hehehe
H A P P Y
💫 R E A D I N G 💫
03 APRIL 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED WITH SENIOR
Ficção Adolescente‼️ PLEASE DON'T BE SILENT READERS‼️ 💠 REVISIONS WILL BE MADE WHEN THE STORY IS COMPLETE. *** Disa Sabiya dan Denis Satriya.. Sepasang saudara kembar yang bisa saling melengkapi satu sama lain. Mereka mempunyai beberapa orang sahabat yang begitu m...
