30 : Ranking dan Hukuman

3K 388 296
                                    

Sepulang dari rumahnya Harris, Pak Lino diemin gue. Gue tau, pasti dia kesel sama omongan Mamanya Harris. Gue ngajak ngomong duluan aja, dia cuma diem. Gue deketin, dia malah menjauh.

Sekarang Pak Lino ada di dalam kamar mandi, sedangkan gue lagi berdiri di depan pintu kamar mandi dengan cemas. Sampai akhirnya pintu kamar mandi terbuka, dan muncul Pak Lino dengan setelan kaos hitam dan celana jeans pendek.

Dia cuma melirik gue, kemudian beralih ke depan meja rias.

"Mas Lino!" Gue berjalan menghampiri Mas Lino.

"Mas, kalo marah jangan diemin aku dong!" Bahkan secara gak sadar gue yang biasanya bilang saya sekarang berubah jadi aku.

"Mas Lino!"

Lagi-lagi Pak Lino gak menghiraukan gue, dia malah fokus nyisirin rambutnya.

"Mas boleh marahin aku, tapi jangan diemin aku. Diemnya kamu itu membunuh aku."

Beberapa saat kemudian Pak Lino berbalik badan menatap gue.

"Mas..."

"Mulai sekarang jauhi keluarganya Harris."

Singkat, tapi menusuk.

"Jangan tanya kenapa, kamu tau jawabannya."

"Iya..."

"Saya bilang gini, karena saya punya hak sebagai suami kamu. Harris mungkin lebih dulu kenal kamu, tapi sekarang keadaannya beda. Kamu milik saya, Harris cuma tempat persinggahan kamu aja. Paham?"

Gue menunduk, "Iya, paham..."

"Jangan lagi-lagi pergi ke rumahnya Harris tanpa seizin saya. Walaupun kamu izin dulu, saya gak bakal izinin."

"Usia kamu boleh muda, tapi pikiran kamu harus dewasa sejak dini. Pikirin perasaan suami kamu."

"Iya, Mas."

Setelahnya Pak Lino berlalu naik ke atas tempat tidur, dan bikin gue kesel.

"Mas Lino masih marah?!"

"Enggak."

"Terus kenapa gak ngajak aku tidur?!"

Pak Lino malah ketawa sambil tangannya mengintruksi gue buat naik ke atas tempat tidur.

"Ayo sayang, tidur."

***

Hari demi hari telah berlalu, gak kerasa sekarang hari pembagian raport. Hari yang teramat gue takuti. Gue udah bisa nebak sih, gak mungkin masuk sepuluh besar.

Mana tadi pagi Pak Lino ngancem gue, katanya kalo gue gak masuk sepuluh besar dia mau ngasih gue hukuman. Bikin gue makin down aja.

Setelah berlama-lama di dalam ruang kelas, wali kelas mengumumkan ranking dan membagikan raport.

Ranking satu sampe sepuluh udah disebutin, sisanya gak disebutin. Gue buka buku raport dan nyari tulisan ranking gue.

ALEENA INDIRA
Ranking 20 dari 25 murid

Kedua mata gue hampir keluar!

Ini apa-apaan???!!!

Gue boleh dipanggil cantik, tapi otak gue dongo.

Ningsih yang telmi aja dia jago banget kalau soal pelajaran. Si Winda sebelas - dua belas sama gue, tapi masih mending dia daripada gue.

Kalau kayak gini, gak usah ngarepin permintaan maafnya Pak Lino.

MTMH 2 | Lee Know [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang