65 : Dua Miliar

1.7K 298 133
                                    

"Ciluuuuukkkkk, BAAAA!!!"

"Kikikikikikikik!!!"

"Ciluuuuukkkkk, BAA KEKOK!!!"

"Kikikikikikikikikikik!!!"

Gue yang lagi sisiran di kamar langsung berlari menuju ruang tv, dan di sana ada Mas Lino yang lagi ngehibur Leona di sofa.

"Ciluuuuukkkkk, BAA KEKOK!!!"

"Kikikikikikikikikikik!!!"

"Ihh, Leona ketawanya kok enak banget sih???" Gue mencium pipi Leona yang sekarang udah sedikit berisi. "Lagi dong, Mas!"

Mas Lino mengangkat kedua tangannya untuk menutup wajahnya.

"Ciluuuuukkkk, BAA KEKOK!!!" Kemudian Mas Lino menunjukkan raut wajah anehnya yang sukses bikin gue dan Leona ketawa.

"Kikikikikikikikikikik!!!"

"Ya ampun, nak.... Kamu kenapa bisa lucu dan menggemaskan gini siihhh???" Lagi-lagi gue mencium kedua pipi Leona dengan gemas.

"Papanya gak dicium juga nih? Kan udah bekerja keras bikin Leona ketawa."

Lalu gue mendekatkan wajah ke Mas Lino, dan setelahnya gue menghujani kecupan di setiap inci wajah Mas Lino.

"Yaaahhh, Leona kalah wleeee! Mama paling banyak ciumin Papa daripada kamu! Wleeee, kasian banget kamu, nak!" Mas Lino malah ngejek Leona, sampe anak kami menekuk wajahnya lalu menangis.

"Huuuaaaaaaaaaa!!!"

"Iihhhh, kamu siihhh!!!"

Dengan cepat gue menggendong Leona dan menenangkannya. "Aduh, sayang... Papa galak iya? Papa nyebelin banget ya? Ayo kita balas dendam!"

Gue mengarahkan tangan mungil Leona untuk memukul wajah Mas Lino. Terus Mas Lino pura-pura nangis kesakitan.

"Ampun nak, ampun... Maafin Papa ya, nak? Nanti Papa beliin kamu hp aipon deh!"

"Yah... Kalo itu sih Mamanya yang mau." Kata gue sambil ketawa.

Saat kami bertiga lagi asik-asiknya bercanda, tiba-tiba terdengar bunyi bel pintu apartemen kami.

"Mas yang buka sana."

Kemudian Mas Lino beranjak bangun dan berjalan menuju pintu depan.

"Papapa!"

"Sebentar ya sayang, Papanya lagi bukain pintu dulu."

"Mbak Aleena,"

Spontan gue langsung menoleh ke sumber suara, ternyata yang bertamu adalah Mbak Selina.

"Eh, Mbak Selina..." Gue berdiri sambil menggendong Leona.

"Lagi bercanda sama Leona ya? Aduh, lucunya..." Mbak Selina menciumi pipi Leona.

Kemudian tatapan gue berpindah ke perut Mbak Selina yang udah besar banget.

"Mbak, sekarang udah bulannya ya?" Tanya gue sambil mengusap perutnya.

"Iya, Mbak. Lagi sering-seringnya sakit punggung."

"Eh, iya Mbak, ayo ngobrolnya sambil duduk." Kemudian kami berdua duduk di sofa.

"Mbak Selina mau minum apa?" Tanya Mas Lino.

"Enggak usah, Mas Harlino. Lagipula saya cuma sebentar aja kok."

"Loh Mbak, kok cuma sebentar? Kenapa?" Tanya gue bingung.

"Sebenarnya saya ke sini mau pamitan Mbak, Mas. Hari ini saya mau pindah dari sini, saya dan suami saya sudah membeli rumah di dekat rumah orangtua saya."

MTMH 2 | Lee Know [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang