10 : Status Baru

2.3K 367 138
                                    

"Pak Lino, berhenti! Turunin saya di sini aja!"

"Mau loncat, hah?!"

"Lebih baik saya loncat daripada hari ini nikah!"

"Gak waras kamu??!!"

Tangis gue makin kejer, bahkan rok sekolah gue pun basah gara-gara kejatuhan air mata gue yang kayaknya kalau dikumpulin bisa sebaskom.

Ini gimana ceritanya, gue yang semalam masih adem ayem aja tau-tau sekarang mau dinikahin sama Pak Lino. Bahkan gue belum siap apa-apa. Gue shock banget lah!

"Kita ke sana aja dulu, Lin. Sekarang kamu bantu doa supaya kakek saya gak kritis, dan pernikahan kita bisa ditunda."

Gue gak ngebales ucapan Pak Lino yang bisa gue lakuin sekarang hanyalah menangis dan berdoa. Kalau sekarang gue lagi bermimpi, semoga gue cepat bangun dari mimpi buruk gue.

***

"Lap air mata sama ingus kamu." Pak Lino nyodorin sapu tangannya ke gue.

Saat ini kita berdua lagi ada di dalam lift. Gue pengen kabur aja rasanya, tapi Pak Lino dari tadi selalu memohon ke gue buat mewujudkan permintaan kakek kita.

"Pak..."

"Apa?"

"I-ini beneran kita mau nikah?"

Pak Lino mendelik, "Lomba panjat pinang."

"Iiiihhhh, lagi darurat gini masih aja bercanda!"

Pak Lino malah ketawa, "Lagian dari tadi pertanyaan itu mulu yang di ulang-ulang."

"Pak Lino kok bisa sih santai-santai aja? Ini kita mau nikah loh Pak, bukannya mau jalan-jalan."

"Ya terus saya harus gimana? Kayang? Kopral?"

"Ya udah sana di jalan raya!"

TING !!

"Aaaaaa, kok udah nyampe ajaaaa??!!"

"Ayo keluar."

"Takut..."

"Ck! Lama banget!"

Tanpa seizin gue Pak Lino malah menggenggam tangan gue. Genggaman itu baru lepas saat kita berdua telah sampai di depan ruang perawatan kakeknya Pak Lino.

Ternyata di sana udah ramai. Ada orangtua gue, orangtuanya Pak Lino, Om dan Tante gue, SI SENDY JUGA ADA!!!!

"Cieee elaaahhh, belom apa-apa udah pegangan tangan aja." Goda Sendy yang kemudian langsung gue lepas genggaman tangan Pak Lino, dan beralih memeluk Bunda gue.

"Bunda..." Tangis gue kembali pecah saat Bunda memasang ekspresi sedih ketika gue memeluknya.

"Gapapa sayang, kamu jangan takut ya? Lino laki-laki baik, dia pasti bisa menjaga kamu." Bisik Bunda dan gue makin nangis.

"Lino, Aleena, kalian ganti pakaian pengantin dulu gih. Sebentar lagi Pak Penghulu mau sampai." Suruh Mamanya Pak Lino, dan gue makin gelisah.

"Ayo sayang, Bunda anter."

Bunda membawa gue ke dalam toilet buat ganti pakaian. Setelah berganti mengenakan pakaian kebaya putih, Bunda memoles wajah gue dengan makeup.

MTMH 2 | Lee Know [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang