39 : Time Zone

2.1K 336 176
                                    

Malam minggu yang gak gue tunggu-tunggu ternyata datang juga. Malam ini sesuai kesepakatan, gue dan Hanif mau jalan. Ternyata Mas Lino ngizinin, dengan syarat dia harus ikut. Kali ini Mas Lino ikutnya dengan sistem terlihat, gak kayak malam minggu kemarin yang cuma buntutin gue sama Hanif dari belakang.

"Hmm.... Hehe."

Si Hanif tiba-tiba ketawa canggung pas gue sama Mas Lino nyamperin dia di depan pusat perbelanjaan.

"Kita mau ngapain, Nif?" Tanya gue.

"Gimana kalo nonton?"

"Bosen." Tolak Mas Lino.

"Time zone, gimana?"

"Boleh juga!" Setuju gue.

"Kalo gitu Hanif, nanti kamu lawan saya." Kata Mas Lino yang bikin gue serta Hanif kaget.

"Saya? Lawan Pak Lino?"

"Iya. Takut?"

"Ohh, enggak dong! Kalo gitu ayo masuk!"

Kita jalan bertiga masuk ke dalam mal dengan gue yang berjalan ditengah-tengah mereka. Gue ngerasa tangan Hanif nyentuh tangan gue, tapi gue buru-buru nepis dan pura-pura rapihin rambut.

Ini si Hanif nyalinya gede juga.

Setelah sampai di lantai tiga, tibalah kita di pusat permainan. Si Hanif heboh banget pas masuk ke time zone.

"Pasti si Hanif kalo bolos larinya ke sini." Bisik Mas Lino yang bikin gue cekikikan.

"Dulu juga pas SMP dia sering bolosnya ke time zone." Tambah gue.

"Iya, mantan mah tau banget."

"Hehe."

Si Hanif pamit mau beli koin buat main. Gak lama dia balik lagi sambil bawa se-kresek koin.

"Nif! Itu lo nuker koin banyak amat?!"

"Tadi gue habis bedah si Felix, jadinya bisa beli banyak koin."

"Felix?"

"Eh! Maksudnya celengan ayam gue namanya Felix."

"Hah? Hahahaha."

"Cantik banget lo Lin kalo ketawa."

"Aleena gak ketawa juga cantik." Sarkas Mas Lino. "Ayo cepetan, main yang mana dulu?"

"Itu!" Hanif nunjuk permainan basket. "Diantara kita berdua, siapa yang paling jago masukin basket ke dalam ring, saya... atau Pak Lino?"

Gue sama Pak Lino sama-sama ketawa.

"Gak salah kamu nantangin saya, Nif?"

"Maka dari itu Pak, saya pengen ngalahin Pak Lino. Siap tanding?"

"Okay."

Gue cengo doang liat mereka berdua salaman kayak yang mau lomba olimpiade.

Kemudian kami bertiga melangkah menuju zona basket. Gue sebagai wasit pun memberi aba-aba kepada mereka berdua untuk segera memulai permainan.

"Waktunya satu menit, mulai!"

Mereka berdua mulai memasukan basket ke dalam ring dalam waktu satu menit.

Gue perhatiin, unggulan skornya Mas Lino. Hingga dalam detik terakhir, skor Mas Lino-lah yang paling banyak.

"Skor Hanif : 14, dan skor Masㅡeh Pak Lino : 25. Jadi pemenangnya adalah Pak Lino!"

Mas Lino ngasih jempol terbalik ke Hanif, Hanif memutar bola matanya jengah.

"Iya deh, gak salah Pak Lino jadi guru olahraga." Nada suaranya Hanif songong banget.

MTMH 2 | Lee Know [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang