18 : Semangkuk Mie Instant

2.4K 371 203
                                    

"Harris! Helena! Ngapain kalian berdua berbuat mesum di sekolah??!!"

Gue langsung menunduk begitu Pak Lino datang tiba-tiba dan membuat Harris serta Helena menghentikan ciuman mereka. Gue sekuat tenaga menahan air mata, sesakit apapun gue gak boleh nangis.

"Ikut saya."

Harris dan Helena mengikuti langkah kaki Pak Lino. Gue gak tau Pak Lino mau bawa mereka ke mana, gue gak peduli.

Setelah memastikan di parkiran gak ada siapa-siapa, gue keluar dari mobil Pak Lino. Dengan tekad yang kuat dan semangat yang membara, gue melangkah meninggalkan halaman sekolah.

Sesampai di depan, gue naik angkot. Sepanjang jalan gue mencoba untuk gak nangis. Gue memaksakan pikiran gue untuk berpikir positif. Harris punya pacar lagi, tapi gue sendiri malah punya suami. Kalau Harris tau gue udah nikah, dia pasti sedih.

Pada kenyataannya, gue sama Harris sama-sama punya kesamaan. Sama-sama brengsek.

***

"Hahaha! Gue gak nangis!"

Gue berkaca diri dengan senyuman yang merekah. Ternyata gue berhasil gak nangis. Apa gue udah gila ya?

Hp gue tiba-tiba berdering, ternyata ada telpon dari Pak Lino. Pasti dia nyariin gue karena kabur begitu aja pas lagi nungguin dia.

"Halo Pak?"

"Kamu di mana?? Saya kira kamu lagi nungguin saya di mobil. Kamu kabur?"

"Habisnya Pak Lino lama banget. Saya pengen cepet-cepet pulang nonton drakor."

"Aleena,"

"Iya?"

"Kamu... baik-baik aja?"

Gue senyum, "Baik-baik aja. Emang kenapa?"

"Tunggu saya di sana."

Pak Lino mematikan sambungan telpon secara sepihak. Gue tau dia pasti khawatir sama gue. Mungkin dia mengira kalau gue menyaksikan semua yang dilakukan oleh Harris dan Helena di parkiran sekolah.

Tapi emang iya, gue liat semuanya.

***

Dari dapur gue bisa mendengar suara pintu apartemen terbuka, itu pasti Pak Lino. Gue langsung melanjutkan kembali memasak mie instant.

"Aleena!"

Gue langsung menoleh, "Ngagetin aja!"

Pak Lino berjalan gontai menghampiri gue dengan raut wajah khawatirnya.

"Kamu... tadi liat?"

Dahi gue mengernyit, "Liat apa?"

"Di parkiran..."

"Hah? Liat apa sih?"

Pak Lino malah terdiam menatap gue, buru-buru gue memutuskan pandangan.

"Pak, saya lagi masak mie instant, Pak Lino mau sekalian dibuatin juga?"

Selanjutnya gue bener-bener kaget dengan perlakuan Pak Lino ke gue. Dia langsung memeluk gue. Air mata gue memaksa untuk keluar, tapi gue harus menahannya lagi. Gue gak mau Pak Lino tau.

MTMH 2 | Lee Know [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang