32 : Gudang

2.6K 381 171
                                    

11 Januari 2021,

Tanggal 11 januari adalah tepat ke satu bulannya pernikahan gue dengan Mas Lino. Iya, Mas Lino, bukan Pak Lino lagiiii hehehe.

Selama satu bulan ini, gue gak pernah menduga kalau gue dan Mas Lino bisa sedekat ini. Bahkan sekarang udah saling bertukar air ludah.

Dulu gue takut banget sama pernikahan ini. Inget-inget lagi, bulan lalu gue masih suka maki-maki Mas Lino, karena saking keselnya sama guru songong itu.

Pertama manggil dia kanebo kering, pas lumayan deket manggil dia kanebo lunak, sekarang pas udah tau sifat aslinya gue manggil dia kanebo mesum.

Emang mesum bangeeettt, bentar-bentar bikin kissmark.

Sekarang gue cinta sama Mas Lino, cinta jalur karma. Makanya, buat lo pada yang suka kesel sama cowok, hati-hati yaaa, siapa tau itu jodoh kalean nantinya.

Pagi ini gue semangat banget, karena jam mata pelajaran pertama adalah olahraga, dan tentunya dengan Mas Lino sebagai pengajar.

Kedua mata gue gak lepas memandangi sosok imam rumah tangga gue. Saat dia menoleh ke gue, tentunya dia langsung ngasih gue asupan senyuman manisnya. Tapi si Ningsih yang kebetulan duduk di sebelah gue malah ke-geer-an.

"Iihhh, masa Pak Lino senyum ke gue anjirrr!" Bisik dia sambil nyubit tangan gue sama Winda.

Si Winda langsung ketawa ngakak dong, "Nanti pulang sekolah mending lo periksa mata deh, Ning."

Mas Lino senyum lagi ke gue, kali ini cewek belakang gue yang geer.

"Eh, lo liat gak tadi Pak Lino senyumin gue! Jangan-jangan dia naksir sama gue ya?"

"Naksir mata lo picek! Mana mau Pak Lino sama cewek modelan kembarannya Miper kayak lo?!"

Dipikir-pikir, kalau semua bucinnya Mas Lino tau bahwa gue ini istrinya Mas Lino, gimana ya?

Jadi gak sabar pengen cepet-cepet lulus terus umbar kemesraan sama Mas Lino di depan khalayak banyak, terus gue bakal posting foto-foto gue sama Mas Lino di semua akun sosmed gue. Mamam tuh semua yang bucinin laki gue.

"Minta perhatiannya!"

Gue dan yang lainnya langsung berdiri dan memfokuskan pandangan pada Mas Lino yang memulai pembelajaran.

"Hari ini kita main voli."

"YEEEESSSS!!!"

Kayaknya cuma gue doang yang gak semangat. Gimana ya, gue gak bisa main voli. Bisa gue cuma main bulutangkis.

"Tim cowok dibagi menjadi dua tim, tim cewek juga dibagi menjadi dua tim. Cowok di sebelah kanan lapangan, cewek di sebelah kiri lapangan. Yang gak kebagian tim, boleh menjadi pemain cadangan."

Gue langsung mundur ke barisan paling belakang, lebih baik jadi pemain cadangan.

Pas yang lain udah mulai main, gue cuma duduk sendirian di pinggir lapangan. Gue baru ngeuh kalau di kelas gue murid cowok ada dua belas, dan murid ceweknya ada tiga belas. Sisa gue doang berarti!

Anjir... memalukan sekali.

Tapi eh tapi, ada untungnya juga gue jadi pemain voli cadangan. Saat yang lain udah main voli, Mas Lino berjalan menghampiri gue dan duduk di sebelah gue. Gak mepet-mepet banget sih, dia ngasih jarak satu meter. Tapi tetap aja bikin hati ini bergetar.

"Gak kebagian tim atau sengaja mundur?"

Gue lirik sambil nyengir, "Males, gak bisa."

Mas Lino berdecak, "Basket gak bisa, voli gak bisa, bisa kamu apa?"

MTMH 2 | Lee Know [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang