13 : Hujan dan Momen

2.4K 348 152
                                    

"Udah deh, saya mau balik ke kelas sekarang. Kalo kelamaan di sini bisa-bisa ketauan." Gue berbalik badan.

"Ketauan kenapa?"

"AAAAAA!!! WINDAAA???!!!"

"Ketauan kenapa, Lin? Pak Lino juga, kenapa?"

Ini kenapa Winda ada di siniiii??? Udahlah, tamat riwayat gue.

Gue melirik Pak Lino yang masih duduk di kursi mobilnya, bisa-biasanya dia masang ekspresi biasa aja alias muka datar kayak triplek. Padahal kita lagi di situasi yang bener-bener gak bisa ditolong.

"Nyembunyiin rahasia dari gue?"

"Bu-bukan gitu, Winㅡ"

"Terus kenapa?"

"Kasih tau ke satu orang gapapa kali, Lin."

"Tuh kaaaannn, ayo dong kasih tau gue Lin!"

"Iiiiihhhhh, Pak Lino!"

Gue beneran kesel banget sama Pak Lino. Dia dengan mudahnya bilang gitu, padahal gue dari tadi berusaha buat menutupi.

"Ah elah! Ayo Win, ngomong di dalem aja."

Gue langsung narik Winda dan duduk di kursi mobil bagian belakang. Pintu juga langsung ditutup rapat. Untungnya parkiran masih sepi.

"Apa yang disembunyiin dari kalian? Ayo, ceritain sampai tuntas."

"Hmmm..." Gue nengok ke Pak Lino. Sebenarnya gue bingung mau ngasih tau atau enggak.

"Saya sama Aleena sudah menikah."

"Ihh, Paakk!!"

"What?! Sumpah???"

Pak Lino narik tangan gue dan memperlihatkan cincin nikah yang kita berdua pakai.

"Kita baru menikah kemarin."

"Pak Lino!!"

"Hah?? Beneran?? Aleena, Pak Lino, jadi sekarang kalian berdua adalah sepasang... suami istri??!!"

"Ini bukan kemauannya kita, tapi kemauannya kakek kita." Jawab gue menegaskan. "Gue juga sampe sekarang masih shock, Win."

"Itu cowok lo si Harris gimana? Gak tau?"

"Kalo gue ngasih tau ke dia hubungan kita bisa-bisa kandas lah Win."

"Bener juga sih... Nah!!" Si Winda tiba-tiba ngagetin. "Sebenarnya gue udah curiga sih dari kemaren di perpus. Gue kira kalian pacaran, tau-tau malah nikah! Hahahahahaha!"

Seperti dugaan gue, si Winda malah ngeledek. Gue sama Pak Lino saling menatap, kemudian kembali menatap Winda yang masih ngakak sambil megangin perutnya.

"Aduhh... sumpah susah banget buat percaya. Ternyata kutukan Pak Lino pas Aleena lagi nge-prank ke Bapak tuh beneran terjadi ya? Hahahahaha! Padahal Aleena udah najis-najisan tau!"

"Najis?"

Gue langsung mendapat tatapan tajam dari Pak Lino. "Bukan gitu Pakㅡ"

"Awas nanti di rumah."

"Iiihhhh!!!"

"Eh anjir... Mau ngapain kalian berdua? Aduh Pak Lino... Aleena masih 17 tahun, Pak! Jangan di apa-apain!" Si Winda langsung meluk gue.

"Udah sana kalian berdua keluar. Nanti parkiran keburu ramai dan kalian susah untuk keluar dari mobil saya."

"Iya, iya. Bawel!"

Kemudian kami berdua keluar dari mobilnya Pak Lino. Sekarang perasaan gue bener-bener lega.

"Eh, si Ningsih tau?"

MTMH 2 | Lee Know [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang