MTMH 2 | Lee Know [✓]

64 : Baby Blues

Semenjak kelahiran Leona, gue dan Mas Lino jadi lebih sering bangun tengah malam. Semua terjadi karena Leona kehausan. Bukan cuma Leona aja sih, pastinya semua bayi juga gitu. Cuma gue yang gak terbiasa dengan kejadian ini suka ketar-ketir sendiri.

Dan gue sering mengalami baby blues syndrome.

"Mas! Ini gimana dong... Leona udah minum susu, tapi dia masih aja nangis!" Gue sibuk menggendong Leona yang menangis, dan gue pun ikut menangis karena kebingungan.

"Kamu juga jangan ikut nangis dong, Lin. Kalo kamu nangis, Leona juga gak bakal bisa berhenti nangisnya." Mas Lino beranjak dari tempat tidur kemudian mengambil alih Leona dari gendongan gue. "Udah sana kamu lanjut tidur, biar aku aja yang nidurin Leona."

"Gak bisaaaaa, aku gak mau jauh dari Leona, Maaaasss!"

"Jauh ke mana sih? Aku sama Leona kan di sini. Udah kamu tidur aja, Aleena."

Entah kenapa gue kaget banget, "Mas Lino kenapa malah bentak aku sih???!!!"

"Loh? Siapa yang bentak? Aku ngomong pake nada biasa aja ya, Lin. Kamu aja yang sensitif."

"Kok Mas Lino ngatain aku sensitif?! Jahat banget!"

Leona kembali menangis kencang, dan gue pun ikut menangis kencang.

"Aku gak mau kita berantem malem-malem gini. Kamu sana tidur, aku sama Leona di ruangan depan."

"Maaaasss!!!"

BRUK!

***

Gue terbangun begitu mendengar pintu kamar mandi terbuka, dan munculah Mas Lino dari dalam sana dengan handuk yang melilit pinggangnya.

"Mas Lino mau ke mana??"

"Kerja lah..."

"Kok... jawabnya gitu?"

Mas Lino menoleh. "Gitu gimana?"

"Jawabnya ketus..." Suara gue bergetar, dan Mas Lino malah membuang napas berat.

"Mending kamu jangan ngomong dulu deh, daripada nanti berantem lagi."

"Tuh, maksudnya apa?? Mas Lino duluan yang suka mancing!"

"Mancing apa sih? Mancing ikan?"

"Gak lucu ya!"

"Ya emang siapa yang ngelawak?"

"Ihh! Dasar nyebelin!"

Gue beranjak dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi.

"Dasar cerewet!" Teriak Mas Lino dari luar dan itu malah bikin gue nangis di dalam kamar mandi.

***

Selesai mandi, gue melihat Leona yang masih tidur pulas di tempat tidurnya. Kemudian gue melangkah keluar dari kamar dan mencium harumnya nasi goreng dari arah dapur.

"Wihh, nasi goreng nih!" Kata gue sambil melirik Mas Lino yang kini menyajikan nasi goreng itu ke dalam piring.

"Udah selesai mandinya?"

"Udah. Udah wangi nih, cium." Gue mendekatkan rambut gue ke hidungnya.

"Leona gak bangun?"