69 : Happiness

1.7K 278 224
                                    

Gue enggak tau sekarang keberadaan gue di mana. Yang jelas, di sini banyak pepohonan tetapi dedaunannya berjatuhan. Banyak tumbuhan, namun semuanya layu. Pandangan gue mengitari tempat luas berbukit hijau ini, namun di sini sepertinya gak ada tanda-tanda kehidupan.

"Aleena..."

Kedua indra pendengar gue menangkap suara yang pertama kali gue dengar selama menginjakkan kaki di tempat ini.

"Aleena..."

Tubuh gue berbalik ke belakang. Pada saat itu juga, sebuah cahaya terang benderang mampu membuat gue menutup mata karena saking silaunya.

"Aleena..."

Gue mengintip dari celah-celah jari, ternyata cahaya itu udah gak ada. Kemudian gue membuka kedua mata, dan objek pertama yang gue liat adalah seorang laki-laki yang tengah berdiri dengan setelan pakaian yang terakhir gue liat.

Itu... Harris.

"Hai, Aleena. Udah lama." Kalimat pertama yang dia ucapkan. Dia memperlihatkan kedua mata berbentuk bulan sabitnya saat kedua sudut bibirnya terangkat.

"Ha-Ha-Harris...?"

"Apa kabar, Aleena?"

Wajah dan perawakan Harris masih tetap sama sejak tiga tahun yang lalu. Namun kali ini dia tampak lebih segar, dan harum badannya menyapa lembut indra penciuman gue yang padahal kita berdua berada dalam jarak dua meter.

"Baik, Ris." Jawab gue.

"Harris kangen Aleena." Katanya yang membuat gue sedikit terkejut. "Tapi Aleena udah bahagia dengan status Aleena yang sekarang."

Walaupun ucapannya terdengar kecewa, tapi Harris gak berhenti memancarkan senyuman hangatnya.

"Harris ikut bahagia kalau Aleena bahagia."

Gue hanya terdiam dan tatapan gue tak lepas dari Harris yang masih aja tersenyum.

"Jaga diri kamu baik-baik ya, Aleena. Harris pamit."

"Ris... Harris..."

Saat Harris berbalik badan, tiba-tiba cahaya itu kembali datang. Kemudian gue gak bisa melihat apa-apa lagi sampai akhirnya Harris udah pergi dari pandangan gue.

***

Gue membuka kedua mata dengan napas yang terengah-engah. Ternyata pertemuan gue dengan Harris tadi hanyalah sebuah bunga tidur.

"Aleena,"

Gue tersontak kaget, kemudian gue menoleh ke samping kanan gue dan menemukan Mas Lino dengan wajah baru bangun tidurnya.

"Kamu mimpi ya?" Tanya Mas Lino yang kemudian gue angguki dengan ragu.

"Tidur lagi aja."

Pandangan gue berpindah ke sebuah jam yang tertempel di tembok kamar. "Udah jam lima, sholat subuh yuk?"

Mas Lino tersenyum, "Ayo."

Kemudian kami berdua pergi mandi, dan setelahnya kami melaksanakan sholat subuh berjamaah.

Selesai sholat, gue kepikirian soal mimpi gue semalam soal gue yang bertemu dengan Harris. Kemudian gue menyelipkan nama Harris di setiap baris doa gue. Mungkin alasan Harris mendatangi gue lewat mimpi tadi karena dia ingin gue mendoakannya.

Mas Lino berbalik menghadap gue, lalu gue mencium tangannya.

"Nanti siang mau ke makamnya Harris?"

MTMH 2 | Lee Know [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang