63 : Keluarga Kecil

2K 309 270
                                    

Sekarang gue lagi duduk di kursi roda dengan Ningsih yang mendorong. Kami semua bergegas menuju ke sebuah ruangan tempat dirawatnya Mas Lino usai menjalani operasi.

"Ning, cepetan dong dorongnya!"

"Sabar napa, Lin! Ini kalo sekarang lo gak lagi gendong anak lo juga udah gue dorong kenceng dari tadi!"

Gue membenarkan topi rajut yang dipakai oleh anak gue. Perasaan gue sekarang ini campur aduk. Semoga perasaan ini nantinya sama rata, yaitu bahagia.

Kemudian Sendy dan Hanif yang memimpin jalan berhenti tepat di depan pintu salah satu ruang rawat.

Tangan Sendy memegang kenop pintu sambil menatap gue.

"Siap, Lin?"

"Siap apa sih?" Tanya gue bingung.

Kemudian Sendy membuka pintu ruangan itu dan Ningsih langsung mendorong kursi roda yang tengah gue naiki.

"SURPRIIIIIIISEEEEEEEE!!!"

Gue tersentak kaget berbarengan dengan tangisan anak gue yang kencang setelah mendengar teriakan dari seisi ruangan.

"Iihhh, nangis kaann???!!!"

Gue menciumi wajah mungil anak gue, "Cup sayang... Mereka jahat iya? Udah ya nangisnya, ini ada Mama di sini kok."

"Aleena,"

Gue menengadah ke depan. Dan gak gue duga ternyata gue udah ada di depan ranjang. Lalu objek pertama yang gue liat setelah ranjang adalah...

"Ma-Mas Lino...??"

Gue langsung berdiri sambil menggendong anak gue.

"Mas Linooooo!!!"

Saat itu juga gue memeluk Mas Lino, dan anak gue juga tangisannya semakin kencang.

"Ini gadis kecilnya Papa?"

Mas Lino mengusap kepala anak kami. Kemudian gue menyerahkan anak kami ke gendongannya Mas Lino. Dia langsung mencium setiap inci wajah anak kami berdua.

"Ini kamu bisa lahiran."

Seketika gue ketawa, "Kamu bilang gitu kayak pas aku berhasil bikin kue aja."

Seisi ruangan pun ikut tertawa. Kini tatapan gue berpindah ke bagian perut Mas Lino. Dan gue menyingkap bajunya, ternyata perut Mas Lino dilingkari oleh kain perban.

"Sakit?"

"Udah enggak kok." Jawab Mas Lino sambil tersenyum dan mengusap kepala gue. "Makasih ya sayang, karena kamu telah berhasil melahirkan buah hati kita, malaikat kecil kita. Maaf aku gak bisa mewujudkan janji aku untuk menemani kamu saat persalinan, tapi aku beruntung karena ternyata kamu berhasil berjuang sendiri."

Gue kembali menangis dan memeluk Mas Lino lagi. "Aku pas mau melahirkan juga sambil mikirin kamu. Aku takut kamu gak bisa diselamatkan. Tapi ternyata Tuhan tidak menulis skenario cinta kita hanya cukup di sini. Sekarang kita kembali bersama dengan tambahan malaikat kecil kita."

"Aku sayang kamu selalu." Mas Lino mencium kening gue, dan gue membalasnya dengan mencium pipinya.

"Aduh... Mantan udah bahagia, gue kapan ya?"

Sekarang Hanif yang bikin kita semua tertawa.

***

"Mas! Liat deh!"

Mas Lino berjalan menghampiri gue yang tengah duduk di sofa sambil menggendong anak kami berdua yang lagi tidur. Oh iya, kami baru kembali ke apartemen saat tadi pagi.

MTMH 2 | Lee Know [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang