16 : Pasar Malam

2.5K 374 125
                                    

Sekitar jam 10:45 pagi, gue dan Pak Lino tiba di sebuah apartemen milik Pak Lino. Ternyata apartemen yang dibeli Pak Lino beneran deket sama sekolahan. Tapi kalau buat jalan kaki sih jangan deh, nanti pegel-pegel. Apalagi kalo pulangnya kan harus naik lift, karena apartemennya Pak Lino ada di lantai delapan.

"Kamarnya ada dua sih, terserah kamu mau tidur di kamar yang mana." Kata Pak Lino sambil ngambil alih koper punya gue.

Gue kepikiran sama semalam. Gue tidur sambil dipeluk sama Pak Lino, rasanya nyaman banget, kayak dipeluk sama Ayah.

"Pak," Gue berjalan menghampiri Pak Lino yang lagi buka pintu kamar.

"Ini kamar utama, kayaknya di kamar ini tidur kamu bisa nyaman."

"Tapi sama Pak Lino."

"Hm?"

"Tidurnya... Tidurnya sama Pak Lino, berdua. Kayak kemarin-kemarin."

Pak Lino malah ketawa, "Padahal saya udah kasih kamu kebebasan buat memilih loh."

"Dan pilihan saya buat tidur bareng sama Pak Lino."

"Kamu sekarang takut tidur sendirian lagi?"

"Bukan gitu, cuma... selama dua hari kita menikah, tidur berdua sama Pak Lino itu bikin..."

"Bikin apa?"

"Nyaman!" Gue langsung melotot, gue keceplosan.

Lagi-lagi Pak Lino ketawa, "Kenapa cepet banget?"

"Cepet apanya?"

"Nyaman sama saya."

"Iiihhh, udah gak usah nanya!" Gue masuk duluan ke kamar. "Pokoknya kita tidur sekamar!"

"Kalo pacar kamu tau di sini kamu yang centil gimana respon dia yaaa..."

"Oh iya! Baru inget Harris!" Dan gue baru ingat sesuatu yang sangat penting. "Pak! Kita kan udah tinggal di sini, nanti kalo Harris mau jemput saya gimana Pak??"

"Iya juga sih..."

"Iihhh, masa baru kepikiran!" Gue duduk di sisi ranjang, dan Pak Lino berdiri di depan gue.

"Gini aja, gak usah berangkat bareng lagi."

"Kok gitu???"

"Emang kamu mau pagi-pagi buta balik lagi ke rumah biar bisa berangkat bareng Harris?"

"Terus saya harus gimanaaaa?? Kan udah terbiasa berangkat bareng, jadi aneh kalo gak berangkat bareng lagi."

"Bilang aja kamu dianterin sama Ayah kamu, atau Ayah kamu gak bolehin Harris buat jemput kamu lagi."

"Gak bisa gitu lah, nanti Harris jadi sedih. Saya gak suka."

"Ya udah terserah kamu."

Pak Lino keluar dari kamar, dari nada bicaranya sih ngambek. Terus gue keluar dari kamar juga buat nyusul dia.

"Pak, ngambek ya?"

Ternyata Pak Lino lagi ada di dapur.

"Enggak."

"Hmm... Pak Lino maunya saya berangkat bareng Bapak, kan?"

Gak ada jawaban, dia malah masuk-masukin cemilan ke dalam kulkas.

"Iya deh, besok saya mau berangkat sama Pak Lino. Nanti saya cari cara buat ngasih alasan ke Harris kalo saya gak bisa berangkat sama dia."

"Terserah."

"Iiihhh, Pak Lino kenapa sih???!!!"

Pak Lino malah balik lagi masuk ke kamar, gue pun nyusul lagi.

"Pak Linoooo, jangan gini dooonnggg!!!"

MTMH 2 | Lee Know [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang