61 : Penjelasan

1.7K 318 261
                                    

"Halo... Aleena?"

Kedua mata gue membulat sempurna, tubuh gue pun menegang.

"M-Mas Haikal... a-apa maksudnya?" Gue udah takut banget sambil megangin perut gue.

"Saya mau ngobrol sama kamu." katanya sambil menarik sebuah kursi lalu dia duduki. "Duduk aja di kasur, gapapa, saya gak bakal macem-macem kok."

Gue hanya berdiri mematung, rasanya susah untuk bergerak.

"Duduk, Aleena!"

Setelah mendapat sebuah bentakan, akhirnya gue nurut dan duduk di ujung kasur. Tapi ketakutan gue semakin besar saat laki-laki itu tertawa dan di akhiri dengan tatapan tajamnya.

Segenap pertanyaan muncul di benak gue. Sekarang gue banyak mencurigai seorang laki-laki yang duduk berhadapan dengan gue. Tapi gue gak paham, maksud dia apa sampe bikin jebakan buat gue segala.

"Harris?"

Gue hanya terdiam sambil menunggu pembicaraan dia selanjutnya.

"Saya kenal siapa Harris."

"Siapa...?"

"Apa?"

"Kamu... Kamu siapanya Harris?"

"Saya tau kamu mempunyai dua kecurigaan. Dan salah satu kecurigaan kamu itu... benar."

Gue mempunyai dua kecurigaan kepada laki-laki di depan gue ini. Pertama, dia adalah Harris. Dan yang keduaㅡ

"Saya adalah saudara kembarnya Harris." Katanya yang membuat gue terkejut.

"Jadi kamu beneran Haikal?"

Sudut bibir laki-laki itu terangkat, "Kalo kamu pernah mencurigai bahwa saya adalah Harris, berarti kamu bodoh banget. Padahal kamu liat dengan mata kepala kamu sendiri, jasad Harris dikubur di liang lahat. Kamu pikir saya ini Harris yang bisa bangkit dari kubur?"

Iya, gue bodoh banget.

"Jadi... maksud kamu apa sampai melakukan sejauh ini hanya untuk mengelabui saya?"

"Mama." Jawabnya. "Mama saya yang gila, dia menyuruh saya untuk melakukan ini."

Mamanya Harris??!!

"Soal saya tinggal si Aussie, itu benar. Saya tinggal bersama Papa saya, Papanya Harris juga."

"Tapi kenapa Harris gak pernah cerita ke saya kalau ternyata dia mempunyai saudara kembar?"

Haikal tertawa pelan, "Itu yang saya bingungkan. Mungkin dia gak suka sama saya karena saya lebih memilih untuk ikut Papa dibandingkan tinggal dengan seorang Mama yang punya gangguan kejiwaan."

Gue masih kaget dengan sebuah kenyataan kalau Harris ternyata punya kembaran.

"Setelah kepergian Harris, saya pulang ke sini bersama dengan Felix sahabat saya. Felix gak mengetahui soal tujuan kepulangan saya ke sini adalah untuk mengunjungi makam saudara kembar saya dan Mama saya yang kini telah tinggal di rumah sakit jiwa."

"Jadi apa maksud Mama kamu yang menyuruh kamu untuk menghadirkan kamu di dekat saya?"

"Semuanya gara-gara kamu, Aleena." Nada bicara dan sorot mata Haikal seketika berubah. "Mama mengira Harris mengalami kecelakaan sampai merenggut nyawanya itu gara-gara kamu, Aleena."

"Ke-kenapa bisa begitu?"

"Di hari yang sama saat Harris mengalami kecelakaan, sebelumnya dia mengunjungi kamu dulu di sini kan?"

Gue mengangguk setuju. Gue sangat ingat hari itu, hari di mana saat Harris pamitan ke gue untuk pergi.

"Sebelum dia mengunjungi kamu, dia bertengkar dulu dengan Mama di rumah. Mama udah terobsesi sama kamu, dia selalu meminta Harris untuk lebih sering membawa kamu ke rumah. Lalu Harris merasa lelah, dan dia mengatakan semuanya bahwa kamu telah menikah, bahkan..." Haikal mengarahkan jari telunjuknya ke perut gue. "...sekarang kamu sedang mengandung anak dari suami kamu."

MTMH 2 | Lee Know [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang