70 : Aleena's Diary

2K 268 203
                                    

Usai mengikuti kelas, kini gue melangkahkan kaki menuju kantin kampus. Karena di sana ada Winda sama Ningsih yang katanya udah nungguin gue dari dua jam yang lalu.

Sesampainya di kantin, ternyata bener aja ada duo bunga raflesia arnoldi lagi duduk dipojokan sambil menatap sebuah layar laptop yang ditaruh di atas meja.

"Pantesan aja anteng diem di kantin nungguin gue, taunya malah sambil nonton film." Gue langsung nyerobot duduk di tengah-tengah mereka.

"Nungguin lo lama banget anjir. Jadinya kita nonton aja sambil menikmati Wi-Fi kantin." Kata si Winda.

"Eh, gue punya kabar bahagia." Kata gue sambil senyum pepsodent.

"Apaan?"

"Sini deh." Gue merangkul bahu mereka berdua, kemudian gue membisikkan sebuah kalimat. "Leona mau punya adek lagi..."

"Hah?? Serius??"

Gue mengangguk cepat, "Dua hari lalu gue cek pake testpack, dan hasilnya positif. Terus kemarin gue dianter sama Mas Lino ke dokter, eh beneran gue hamil lagi."

"Wah... selamat, Aleena! Gue bakalan punya keponakan lagi dong!" Kata Ningsih seneng. "Tapi Lin, ada hal yang mau gue tanyain sama lo."

"Tanya apa, Ning?"

"Hmm... Nikah muda itu... rasanya enak gak sih?"

"Enak-enak aja sih, tergantung penilaian dari kita sendiri aja. Setiap orang kan beda-beda. Tumben lo nanyain hal gituan?"

"Minggu lalu si Hanif ngajakin gue nikah."

"HAAHH??!!"

"Terus lo mau??" Tanya Winda.

"Itu yang bikin gue bingung sampe sekarang."

"Mending lo pikir-pikir lagi deh, Ning. Si Aleena kebagian enak soalnya kan dia nikah sama pria yang udah mapan, lebih dewasa. Lah si Hanif? Dia emang udah punya tabungan banyak?"

Gue mengangguk menyutujui yang dibilang sama Winda.

"Nikah itu gak cuma mikirin yang enak-enaknya aja Ning. Kalo lo udah punya niat buat nikah, berarti lo juga harus mikirin ke depannya sama suami lo itu bakalan kayak gimana. Roda kehidupan itu berputar Ning, gak harus selalu di atas terus, gak selalu harus enaknya terus. Nikah, artinya lo mulai menginjakkan kaki di dunia baru yang lebih luas dari pandangan lo yang sekarang." Jelas gue kemudian.

"Wih! Aleena, lo sekarang pinter ngomong ya??" Puji si Winda yang bikin gue merasa bangga.

"Oh ya jelas! Udah mau punya anak dua gitu loh!" Terus gue nengok ke si Ningsih. "Jadi gimana, Ning?"

"Oke, gue paham. Makasih ya... Kalian berdua emang sahabat gua yang paling baik dan gak ada tandingannya!" Ningsih memeluk gue dan Winda.

"Sekarang giliran gue yang mau nanya sama si Aleena." Kata Winda sambil nengok ke gue.

"Apa, Win?"

"Tadi malem ada cowok yang nembak gue."

"Hah? Serius?"

MTMH 2 | Lee Know [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang