"Aleena Indira! Maju!"
Resiko punya nama awalan huruf A, pasti maju paling pertama. Hari ini jam pelajaran olahraga, ada praktek basket. Sumpah, maleeeesss banget.
Dengan amat sangat males, gue berjalan ke tengah lapangan, berdiri berhadapan dengan Pak Lino. Iya, Pak Lino, orang yang kemarin gue prank nyatain perasaan ke dia. Sekarang guru itu memasang wajah datarnya seperti biasa, gue sama temen-temen sih suka nyebutnya si kanebo kering, habisnya punya muka kaku bangeeettt padahal ganteng.
"Nih, pegang."
Buseeettt, gue dilemparin bola basket yang segitu beratnya. Padahal kita cuma berjarak dua langkah.
"Sekarang kamu ke ujung, kamu dribbling bolanya sampe ke ujung sana, terus kamu shooting ke ring basket itu. Sana cepet!"
Sambil membuang napas kasar, gue ngikutin perintah Pak Lino. Gue men-dribbling bola di atas lapangan basket berukuran 22x13m yang luas banget (menurut gue). Walaupun gue nge-drible-nya gak sempurna alias ulang lagi - ulang lagi, akhirnya gue sampai di penghujung lapangan. Lalu gue men-shooting bola ke ring basket yang tingginya bikin gue pusing. Dan...
Hap!
"Yes! Masuuukkk!"
Gue berhasil men-shooting bola ke ring basket sesuai dengan yang diperintahkan oleh Pak Lino.
"Udah, Pak!" Kata gue semangat ke Pak Lino.
"Okay... Minus 70."
"Loh, kok minus 70 sih Pak???"
"Dribbling kamu gak sempurna."
"Tapi Pak, yang penting kan saya bisa nge-shoot bola! Lagian di dunia ini kan gak ada yang sempurna!"
Temen-temen gue malah pada ketawa. Lucunya di mana...
"Yang gak sempurna itu makhluk, kalo soal kegiatan ya harus sempurna lah."
"Tapi masa saya nilainya minus 70 sih, Pak? Mana pake 'minus' segala lagi!"
"Suka-suka saya, saya kan gurunya. Kamu sebagai murid cuma bisa nurut dan menerima hasil yang sesuai sama usaha kamu aja. Sana duduk!"
Ini gue yakin sih, kejadian ini pasti ada sangkut pautnya sama kejadian kemarin di lorong perpustakaan. Dia lagi balas dendam rupanya...
***
Saat ini gue bersama kedua sahabat gue sedang berada di kamar mandi buat ganti baju. Kedua sahabat gue bernama Winda dan Ningsih.
(kiri Winda, kanan Ningsih)
Ningsih lagi berak, Winda lagi pake liptint, sedangkan gue lagi cuci muka di wastafel.
KAMU SEDANG MEMBACA
MTMH 2 | Lee Know [✓]
Fiksi PenggemarKisah perjodohan Aleena dengan Harlinoㅡguru olahraganya di sekolah, yang awalnya najis-najisan lama-lama jadi sayang-sayangan.