"Dulu, salah satu impian terbesarku adalah memilikimu.
Namun kini, satu-satunya harapan terbesarku adalah,
melupakanmu."
- P e r i s h a b l e -
08. Dia datang
****"Hm, ayo kita pacaran."
Mata Lyora sontak membulat sempurna kala mendengar itu. Ini terlalu tiba-tiba dan dia sedikit tidak menyangka. Bahkan tadinya dia berpikir jika Regan akan menolaknya karena perlakuan cowok itu tidak memperlihatkan jika dia menaruh perasaan pada Lyora.
Tapi tidak masalah, jika Regan tidak menyukainya, itu akan berlaku untuk saat ini. Karena setelahnya dia akan berusaha agar Regan membalas perasaannya. Dengan cara apapun.
Dia tertawa kecil merespon perkataan Regan tadi, "Lo..lo serius?"
Regan menganggukkan kepala singkat, "Hm, tapi gue mau nanya satu hal sama lo."
"Apa?" tanya Lyora dengan masih mempertahankan wajah berserinya.
Cowok yang mengenakan kaus abu-abu dilapisi kemeja kotak-kotak hitam itu terdiam sejenak, "Lo punya sepupu laki-laki?"
Lyora mengangguk, "Punya, emang kenapa?"
"Siapa namanya?"
Pertanyaan Regan sedikit membuat Lyora bingung. Namun tak ayal dia menjawabnya tanpa keraguan.
"Darga. Tapi gue nggak terlalu deket sih sama dia. Terakhir kali gue denger kabar kalo dia ke luar negeri karna kecelakaan. Dan sampe sekarang belum ada kabar. Btw, lo kenal dia?" jawabnya dan bertanya di akhir ucapan. Melihat Regan ingin tahu tentang sepupunya, membuatnya berpikir jika mereka saling kenal.
"Nggak, gue cuma penasaran doang," balas Regan sembari meraih ponselnya yang terletak di atas meja lalu memasukkannya ke dalam saku.
"Gue ada urusan. Jadi gue nggak bisa nganter lo pulang. Nggak papa?" tanya Regan kemudian dan Lyora mengangguk membalasnya.
"Nggak papa kok, gue bisa pulang naik taksi. Lo hati-hati, ya. Bawa motor jangan ngebut," ucap Lyora dan Regan membalasnya dengan mengangguk kecil, lalu kemudian berlalu pergi.
Gadis berambut panjang dengan dress simple diatas lutut itu menatap langkah Regan yang perlahan mulai menjauh. Dia tersenyum, tak disangka jika status mereka berubah secepat ini. Bahkan dia sendiri belum berusaha untuk bisa menjadi pacar Regan.
Bukankah ini terlalu mudah?
****
Merza melangkah lambat menuju parkiran di mana mobil merah kesayangannya berada. Sedangkan lima langkah dibelakangnya ada Ghea yang menggeleng prihatin melihat gerak gerik temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perishable (Segera Terbit)
RomantizmApa yang kamu rasakan saat bisa menjadi pacar seorang lelaki yang kamu cintai? Pasti bahagia, bukan? Dan itulah yang Merza rasakan. Awalnya dia begitu bahagia karena bisa berpacaran dengan Regan, dan tak peduli dengan sikap dingin cowok itu padanya...