"Aku pernah menemukan seseorang yang istimewa, sampai pada akhirnya aku menemukan kamu yang apa adanya.
Sederhana, namun berhasil membuatku jatuh cinta."
- P e r i s h a b l e -
40. Topeng
***
Sore ini Ghea sudah tiba dialamat yang Arra kirim padanya. Kaus putih yang dilapisi kemeja flanel berwarna pink pun sudah melekat sempurna pada tubuhnya. Perlahan, dengan menarik napas dalam-dalam, kaki yang dibalut sneakers putih itu melangkah lambat mendekati sebuah coffee shop yang pada saat ini terlihat ramai oleh pengunjung.
Kafe ini cukup besar, bertingkat tiga dengan dinding kaca disekelilingnya. Di sudut ruangan pun terlihat air mancur mini serta lampu gantung yang menambah kesan cozy, dapat membuat pengunjung merasa betah berlama-lama di sana.
Mata Ghea menatap sekeliling, mencari sang pemilik kafe, tapi sepertinya dia tak terlihat ada di sini.
"Permisi, Kak. Mau pesan apa?" seorang waiters wanita datang bertanya dengan nada sopan.
"Ah, ini. Saya mau ketemu sama pemilik kafe, dia ada di sini nggak, ya, Kak?"
"Oh, sebentar ya," waiters yang bernama Yova itu pun berbalik mendekat pada salah satu pelayan laki-laki yang berada di meja bar, terlihat berbincang sebentar lalu kembali ke hadapan Ghea.
"Maaf Kak, kalau saya boleh tau, ada urusan apa, ya?"
Ghea terlihat berpikir, mencari jawaban yang pas untuk mengatakannya.
"Saya mau nanya soal lowongan pekerjaan, Kak," balasnya.
"Duh, maaf banget, Kak. Tapi lowongan di sini baru aja terisi penuh," waiters itu menjawab, membuat bahu Ghea menghela napas kecewa.
"Siapa yang bilang penuh?" sahut seseorang dari arah belakang. Kedua perempuan itu sontak berbalik, melihat sosok lelaki yang berdiri di depan sana dengan sebelah tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana.
Mata Ghea membulat, dia menatap orang itu dengan raut wajah tak percaya. "Elo?"
****
Sepertinya memang benar, bumi begitu sempit. Karena bagaimana bisa diantara banyaknya manusia di muka bumi ini, harus dia yang Ghea temui?
Bukan bermaksud menghindar, hanya saja dia sedikit tak menyangka. Jika Abang kandung Arra yang notaben adalah temannya dulu adalah lelaki yang duduk di depannya kini.
Semilir angin yang berhembus membuat rambut Ghea yang di gerai ikut bergerak mengikuti arah angin. Gadis itu menyisir rambutnya ke belakang dengan jemari, lalu kemudian berdehem singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perishable (Segera Terbit)
RomanceApa yang kamu rasakan saat bisa menjadi pacar seorang lelaki yang kamu cintai? Pasti bahagia, bukan? Dan itulah yang Merza rasakan. Awalnya dia begitu bahagia karena bisa berpacaran dengan Regan, dan tak peduli dengan sikap dingin cowok itu padanya...