"Aku terlalu mencintainya. Sehingga harus pergi meninggalkannya."
- P e r i s h a b l e -
47. Pesan untuk menjaga
****
Pukul 00.15 WIB
Entah apa yang berada di pikirannya hingga memilih untuk membawa gadis yang benar-benar ingin dia hindari itu ke Apartemen. Biasanya Gio tidak peduli dengan siapapun, bahkan harus meninggalkan seorang wanita di tempat seperti itu pun dia tak peduli.
Tapi kini mengapa berbanding terbalik?
Bahkan kini Gio mengambil makanan kesukaannya untuk dia berikan pada gadis itu, seperti roti, susu strawberry dan juga minuman penghilang pengar yang sering ia konsumsi jika minum terlalu banyak.
Setelah meletakan makanan itu di atas sofa, dan menempelkan note kecil di sana, dia pun beralih mendekati Grace yang masih tertidur lalu menarik selimutnya untuk menutupi tubuh gadis itu hingga sebatas dada.
Sudut bibirnya tertarik sedikit, merasa lucu dengan apa yang telah ia lakukan sekarang.
"Bisa-bisanya gue baik sama nih orang," gumamnya menatap Grace. Seharusnya dia menjalankan niat yang telah dia susun sejak lama, membunuh gadis ini karena kecelakaan yang dia alami. Tapi sepertinya niat itu sudah lenyap entah kemana.
Dentingan notifikasi yang berasal dari ponselnya membuat Gio merogoh saku celananya. Tampak sebuah gambar dikirim seseorang padanya, yang memperlihatnya gadis dengan mulut tertutup kain serta kadua tangan yang terikat.
Gio menajamkan matanya menatap gambar itu, dia tahu siapa gadis yang berada di sana. Tapi yang menjadi pertanyaan,
Mengapa tidak Ghea yang menjadi umpan?
Bukankah dari awal rencananya seperti itu?
Telepon yang masuk dari Aland membuat Gio enggan untuk menjawab. Karena dia sudah bisa menebak kalimat apa yang hendak ia lontarkan.
Namun selang beberapa detik kemudian, Gio akhirnya menerima panggilan karena jujur, dia cukup penasaran.
Hal yang pertama kali terdengar adalah tawa sinis Aland yang terdengar meremehkan.
"Lo liat, kan? Ucapan lo yang bilang kalau rencana gua ini bakalan gagal itu salah besar!"
"Gua berhasil ngejebak nih cewe buat mancing adek si jalang itu ke sini," kata Aland dengan senyum penuh kemenangan.
Gio berdecih pelan mendengarnya, dia menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jemari, "Kenapa lo yakin banget kalau rencana lo bakal berhasil?" balasnya dan kemudian langsung mematikan sambungan tanpa mendengar balasan dari lawan bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perishable (Segera Terbit)
RomansaApa yang kamu rasakan saat bisa menjadi pacar seorang lelaki yang kamu cintai? Pasti bahagia, bukan? Dan itulah yang Merza rasakan. Awalnya dia begitu bahagia karena bisa berpacaran dengan Regan, dan tak peduli dengan sikap dingin cowok itu padanya...