E N A M B E L A S : BALIKAN?

15.8K 1.6K 1.6K
                                    

"Seharusnya sejak awal aku yakin. Jika aku dan kamu, tak akan bisa berjalan berdampingan."

- P e r i s h a b l e-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


- P e r i s h a b l e-

16. Balikan?

Kalo ada typo kasih tau yaa❤

****

Regan memarkirkan motornya di garasi rumah, pertanda jika malam ini dia tidak akan mengeluarkan kendaraan roda dua itu lagi. Dan setelahnya melangkahkan kaki menyusuri ruang tamu, namun saat hendak menginjak anak tangga, langkahnya mendadak terhenti.

Dia mendesah frustrasi, pikiran dan perasaannya tengah berkecamuk saat ini. Sebenarnya dia tahu jika Merza bodoh, cewek itu gegabah, dia suka melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang terlebih dahulu. Dan kemarin, sudah tahu jika sendirian di rumah dia bahkan lupa mengunci pintu.

Namun kini dia mencoba untuk tidak peduli, seharusnya memang dari awal seperti ini. Dia tidak usah mengenal Merza lebih dalam, dan tak perlu membantunya untuk terlepas dari Arlen yang waktu itu terus menganggunya.

Dan jika itu dia lakukan, dia mungkin bisa tenang. Namun sial, nyatanya begitu sulit untuk menghilangkan pemikiran buruk tentang Merza.

Ponsel yang berada di dalam saku celananya berdering, tangannya pun bergerak untuk mengambil benda pipih itu.

Lyora is calling..

Regan sempat terdiam beberapa detik, sebelum akhirnya menjawab panggilan.

"Gan, kamu lagi di mana?" tanya Lyora pertama kali saat Regan menerima panggilannya.

"Di rumah. Kenapa?" balasnya dan mulai melanjutkan langkah untuk menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.

"Kamu bisa jemput aku di toko nggak? Soalnya nggak tau kenapa mobil aku tiba-tiba mogok. Karyawan toko aku juga udah pada pulang. Tapi kalau kamu lagi sibuk, aku--,'

"Hm, gue otw ke sana."

****

"Lo tau? Lo sama menyedihkannya kayak Kakak lo yang udah mati itu," desis Gio, membuat tubuh Merza menegang kala mendengarnya. Mata gadis itu bahkan tak berkedip, pikirannya melayang saat dirinya melihat Melva yang tewas dengan mengenaskan.

Gio tertawa sembari menjauhkan tubuh, pengaruh alkohol yang dia minum tadi kini mulai terasa. Cowok itu mengambil satu gelas kecil, lalu mengisinya dengan alkohol dan memberikannya pada Merza.

"Lo minum! Cepetan!" desaknya, namun saat Merza mengalihkan wajah ke samping, cowok itu langsung menekan kedua pipi Merza, agar mulut gadis itu terbuka.

Namun Merza menolak dengan berusaha menutup mulutnya, sedangkan Gio tetap memaksa agar Merza meminum cairan alkohol itu.

Dan karena ingin menepis tangan Gio, punggung tangannya malah mengenai goresan pisau lipat yang tengah cowok itu pegang.

Perishable (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang