T I G A P U L U H T U J U H : DIBUNUH?

11.9K 1.1K 1.1K
                                    

"Setiap manusia memiliki garis kehidupan yang berbeda. Tak perlu berkecil hati jika hidupmu tak seberuntung mereka. Karena sesungguhnya, bahagia tak selalu memiliki banyak uang. Tak selalu memiliki banyak teman. Dan tak selalu memiliki wajah yang rupawan.

Cukup memiliki keluarga yang menyayangimu dengan sepenuh hati. Itu sudah lebih dari cukup untuk membuat hidupmu terasa lebih sempurna."

- P e r i s h a b l e -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- P e r i s h a b l e -

37. Dibunuh?

****

Pagi ini karena jam kuliahnya yang dimulai siang nanti, Davin memilih untuk mendatangi rumah Regan tanpa memberitahu si pemilik rumah terlebih dahulu. Niatnya hendak memberitahu perihal pemilik perusahaan itu, karena kemarin Regan tak bisa datang ke apartemennya.

Setelah memarkirkan motornya di perkarangan, lelaki yang mengenakan hoodie abu-abu itu pun masuk tanpa memencet bel terlebih dahulu. Tidak masalah, Regan juga tak akan marah jika dia tahu.

"Sepi amat nih rumah kek kuburan," gumam Davin yang ditangannya terdapat satu kantong plastik berisi cemilan dan minuman kaleng. Jika dia sudah membawa makanan begini, Regan pasti tak melarang kalau dia meminjam PS-nya sebentar.

Langkahnya pun membawanya naik ke lantai dua tepat menuju kamar Regan. Namun kamar bernuansa hitam itu terlihat kosong. Davin jadi penasaran pagi-pagi ini dia ada di mana.

Saat dirinya hendak berbalik turun, ujung matanya tak sengaja melihat sebuah pintu di samping kamar Regan yang tampak terbuka sedikit. Setahu Davin kamar itu selalu kosong, karena hanya dipakai untuk tamu.

Walaupun cowok itu jarang kedatangan tamu. Paling-paling jika dulu Arkan dan Davin menginap, Arkan yang memakai kamar itu karena dia tidak mau satu kamar dengan Davin.

Alasannya simple, karena Davin pernah tak sengaja mencium pipinya ketika mereka tidur bersama.

"Nih anak kedatangan tamu apa yak?" tanya Davin entah kepada siapa. Kakinya berjalan mendekat, lalu membuka pintu bercat putih itu.

Matanya sempat mengerjap-ngerjap sebentar, melihat isi dari kamar itu yang dinominasi warna pink pastel. Lalu arah pandangan Davin beralih melihat seorang cowok yang tidur tengkurap di atas sofa, lalu kemudian berpindah melihat seseorang yang tidur di atas kasur.

Bentar, mengapa orang yang tidur di atas kasur berambut panjang?

Otak Davin loading, apa itu adalah sepupu perempuan Regan? Tapi sepertinya tidak, sepupu Regan kebanyakan laki-laki semua, itu pun tidak berada di Indonesia.

Lalu, dia siapa? Apa jangan-jangan...

Tepat pada saat Davin bertanya pada dirinya sendiri, perempuan yang awalnya tidur membelakangi Davin itu berbalik menghadapnya. Posisi yang seperti ini membuat Davin dapat melihat jelas wajahnya hingga kantong plastik ditangannya terjatuh.

Perishable (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang