"Garis takdir begitu tak terduga. Mau tidak mau, kita harus siap untuk kehilangan.
Entah dengan pergi meninggalkan, atau mungkin ditinggalkan.
Lukanya tetap saja menyakitkan."
- P e r i s h a b l e -
32. Lose
***
Lembaran terakhir pada buku tulis yang terletak di atas meja itu sudah dipenuhi oleh coretan absurd tangan Merza. Gadis itu menompang dagu, tampak malas mendengarkan dosen di depan kelas yang tengah menjelaskan materi.
Sesekali ujung matanya melirik ke bangku kosong disebelahnya. Entah alasan apa, hari ini Ghea tidak masuk kuliah pada jam pertama. Gadis itu juga tidak menghubunginya sejak kemarin, pesan singkat yang ia kirim tadi pagi juga tak kunjung ada balasan.
Merza menegakkan tubuhnya, melihat ke arah dosen sebentar lalu mengeluarkan ponsel dari dalam tas secara diam-diam. Ia kembali mengirim pesan ke nomor Ghea untuk menanyakan alasannya tidak masukkelas pagi ini.
Selang beberapa menit kemudian, kelas pun di bubarkan, dan saat itu pula Merza langsung bergerak membereskan alat tulisnya lalu keluar dari ruangan diikuti oleh mahasiswa lain.
Namun di langkahnya harus terhenti karena seorang gadis berdiri tepat di depannya. Merza sontak menghela napas dan memutar bola mata malas, orang ini sudah lama tak terlihat, dan sekarang dia malah mendatangi Merza. Pasti ada maksud lain.
"Gue tau lo nggak suka sama kedatangan gue," ucap Lyora, kala melihat perubahan raut wajah gadis itu padanya.
"Ngapain lo ke sini?" Merza membalas dengan nada biasa saja.
Lyora menatapnya sebentar, lalu menarik napas dalam. "Waktu gue nggak banyak, gue cuma mau minta maaf sama lo. Mungkin perlakuan gue dulu, ataupun ucapan gue, udah bikin lo sakit hati."
Merza tertegun, dia tidak berpikir Lyora datang untuk mengucapkan permintaan maaf padanya.
"Lo serius minta maaf sama gue?" kata Merza menunjuk dirinya sendiri.
Lyora tersenyum tipis, sudah ia duga jika Merza tidak yakin dengan ucapannya.
"Gue serius, besok gue udah nggak kuliah di sini lagi. Jadi gue mau, lo maafin gue. Biar gue bisa pergi dengan tenang."
Merza diam memikirkan kalimat itu. Dia pernah melihat Lyora datang ke rumah sakit, dan sekarang dia minta maaf dan mengatakan hal itu. Apa..jangan-jangan dia..
KAMU SEDANG MEMBACA
Perishable (Segera Terbit)
RomanceApa yang kamu rasakan saat bisa menjadi pacar seorang lelaki yang kamu cintai? Pasti bahagia, bukan? Dan itulah yang Merza rasakan. Awalnya dia begitu bahagia karena bisa berpacaran dengan Regan, dan tak peduli dengan sikap dingin cowok itu padanya...