"Tidak perlu mencintai seseorang dengan sepenuh hati. Karena ada waktu di mana ia akan pergi. "
- P e r i s h a b l e -
33. Will leave
***
Ghea berlari memasuki rumahnya dengan wajah panik. Tadi untung saja dia sempat menelepon Kakak sepupunya yang tinggal tak jauh dari sini untuk segera datang karena jarak antara kampus dan rumahnya cukup jauh. Dia takut jika Aland berhasil mencelakai Oma.
Dan bersyukur jika Oma tidak kenapa-napa. Hanya syok karena ada orang asing memakai topeng yang tiba-tiba datang lalu mencekik dan menyodorkan pisau padanya.
"Oma nggak papa, kan? Nggak ada yang luka, kan?" tanya Ghea khawatir. Kini wanita yang tepat berumur 60 tahun itu tengah duduk bersandar di ranjang, dan tersenyum kecil pada Ghea atas pertanyaannya tadi.
"Emang orang tadi siapa, sih, Ghe? Kalau maling, kenapa dia nggak ngambil barang-barang di sini?" Olive, Kakak sepupu Ghea itu bertanya karena penasaran. Tadi saat dia baru tiba di depan rumah, lelaki berpakaian hitam dan mengenakan topeng itu melompat dari balkon kamar Omanya.
"Ah..itu, Ghea juga nggak tau," jawab gadis itu sembari mengedikkan bahu.
"Tapi kok tadi kamu nelpon Kakak bilangnya ada orang jahat yang dateng ke rumah? Kamu tau dari mana?"
Ghea menggaruk kepala bingung, tidak mungkin, kan, dia bilang kalau itu Aland?
"Itu...itu karna firasat Ghea aja, hehe."
Olive mengangkat sebelah alisnya karena jawaban Ghea yang tak masuk akal. Mana mungkin karena firasat, Ghea meneleponnya dengan suara yang terdengar seperti menangis?
"Yaudah deh, kalo gitu kamu bisa ke apotek bentar? Obat Oma habis."
Ghea mengangguk, "Oke, Kakak di sini, kan? Jaga Oma ya, jangan pergi-pergi, lho!" ucap Ghea dan dibalas anggukan malas oleh Olive.
Gadis yang masih mengenakan pakaian kuliahnya itu pun bergegas keluar dari rumah untuk membeli obat. Sebenarnya Ghea sendiri masih tak habis pikir dengan Aland, mengapa dia begitu tega dengan menjadikan Oma sebagai ancaman?
Padahal selama ini Oma begitu baik padanya. Tapi sayang, Oma tidak tahu betapa bejat kelakuannya.
Saat sedang berjalan hendak mencari taksi, ponsel yang berada di dalam saku celana Ghea berbunyi. Terdapat satu pesan yang berhasil menghentikan langkahnya.
Bilang terima kasih ke gue, karna gue nggak bunuh nenek kesayangan lo. Tapi harus lo inget, gue bisa aja ngelakuin hal yang sama lagi, bahkan lebih parah dari itu.
Kalau lo nggak mau itu terjadi, dateng ke alamat yang gue kirim. Pastiin lo dateng sendirian.
Dan kalau lo ngebantah, lo tau kan apa yang bakal gue lakuin?
KAMU SEDANG MEMBACA
Perishable (Segera Terbit)
RomanceApa yang kamu rasakan saat bisa menjadi pacar seorang lelaki yang kamu cintai? Pasti bahagia, bukan? Dan itulah yang Merza rasakan. Awalnya dia begitu bahagia karena bisa berpacaran dengan Regan, dan tak peduli dengan sikap dingin cowok itu padanya...